Senin, 01 Juli 2013

First "WOW!!" CHAPTER 16

Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle    : First ”WOW!!”
Genre  : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v
Cast     :             
-          Kim Jong In (Kai) EXO-K
-          Kwon Yuri SNSD
Other Cast       :
-          Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-          Jessica Jung SNSD
-          Oh Sehun EXO-K
-          D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;
‘Tugas?’ Batin Kai.


‘Aku lupa dengan tugas itu! Dan Kris janji akan membantuku untuk mengerjakannya!’ Seru batin Kai.
Disisi lain Kris pun memikirkan kata-katanya.
‘Eh? Tugas? Aku sendiri lupa dengan tugas itu,’
“Kai mianhae! Mian aku telah membuatmu kesal, annyeong!” Seru Kris dari luar kamar Kai dan hendak pulang.
“Eh, tunggu!” Pekik Kai sambil membuka pintu kamarnya.
“Mwo?” Kris berhenti berjalan dan menoleh ke arah Kai.
“Aku akan memaafkanmu bila kau sudah membantuku mengerjakan tugas itu,”
“Eh? Euh? Anu…,”
“Mwo? Kau tak mau membantuku?”
“Bukan begitu, aku sendiri pun belum mengerjakannya,” Kris pun menyengir ala kuda.
“Kita kerjakan bersama!” Ajak Kai sambil memutar bola matanya ke atas.          
“Baiklah, aku ambil bukuku dulu di dalam mobil,”
“Mwo? Kau sudah membawa bukunya?”
“Ne, wae?”
“Aniyo, cepatlah!”
*************************
“Yuri-ah?” Panggil Jessica pelan.
“Ne?”
“Boleh aku yang mengantarmu ke Rumah Sakit?” Tawar Jessica.
“Tidak usah, gomawo. Lagipula besok hari sekolah, sebaiknya kau pulang,” Titah Yuri lembut.
“Gwenchana. Aku ingin menjenguk appamu juga. Setelah itu aku baru pulang,”
“Jinjja?”
“Ne,”
“Kalau begitu aku ganti baju dulu, ne?”
Yuri pun pergi ke kamar mandinya untuk mengganti baju. Sambil menunggu Yuri, Jessica memainkan ponselnya dan menghubungi Kris. Agar tidak terdengar oleh Yuri, Jessica pergi ke balkon kamar Yuri.
“Yeoboseyo?” Ucap Jessica pelan.
“Noona!” Seru Kris pelan sambil masuk ke dalam mobilnya untuk mengambil buku.
“Kita tidak berhasil!” Ucap Jessica.
“Ne. Tapi itu bagus untukku,”
“Bagus bagaimana?”
“Aku baru ingat kalau aku punya tugas dan tugas itu belum ku kerjakan, jadi aku akan mengerjakannya bersama Kai,” Jelas Kris.
“Dasar kau ini! Berarti kita harus menunggu waktu lain,”
“Ne. Mianhae, aku harus cepat-cepat mengerjakan tugas, kalau tidak Kai akan curiga,”
Tuttt…tutt..tutt…
Kris menutup teleponnya, mengambil bukunya dari dalam mobil, dan bergegas kembali ke kamar Kai.
************************
“Sica?” Panggil Yuri setelah keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Jessica sedang berdiri di balkon kamarnya sambil menggerutu di depan ponselnya.
“Oh Yuri-ya? Kau sudah selesai?” Ucap Jessica sedikit kaget.
“Ne. Kau menelpon seseorang?”
“Ne. Aku menelpon eommaku, aku harus bilang dulu kalau aku akan menjenguk appamu,”
“Oh, baiklah. Kajja!”
***********************
Di kamar Kai~
“Lama sekali. Memanaskan mobil dulu?” Cletuk Kai.
“Mwo? Untuk apa?”
“Entah,”
Kris tak ingin banyak berdebat lagi dengan Kai. Ia pun langsung duduk di karpet untuk mengerjakan tugas bersama Kai. Kris membuka bukunya lebih dulu, dan mencari objek untuk dijadikan bahan tugasnya.
************************
“Appa!” Panggil Yuri saat masuk ke dalam kamar appanya.
“Yuri-ya?” Ucap appanya lemas.
“Bagaimana keadaan appa?” Yuri menggenggam tangan appanya dengan erat dan tangan appanya begitu dingin.
“Gwenchana, appa baik-baik saja,”
“Jeongmal?”
“Jeongmal,”
“Annyeonghaseyo ahjussi,” Ucap Jessica sambil membungkukan badannya di depan appa Yuri yang terbaring lemas.
“Kau Jessica?”
“Ne, ahjussi. Jessica imnida,” Jessica tersenyum manis.
Appa Yuri membalas senyum Jessica.
“Appa, kapan appa bisa pulang?” Tanya Yuri dengan wajah memelas.
“Appa belum pulih sempurna. Walaupun sudah dioperasi, ia masih harus menjalani perawatan,” Jelas eomma Yuri.
“Rumah menjadi sepi tanpa appa,”
“Memang rumah selalu sepi bukan?” Cletuk appa Yuri.
“Ne, tapi sepi kali ini sangat berlebihan, di rumah hanya ada aku dan orang-orang yang bekerja saja,”
“Mereka kan masih bisa kau ajak bicara Yuri-ya. Kau pun bisa mengajak temanmu untuk tinggal di rumah. Ajak saja Jessica,” titah appa Yuri.
Jessica merespon kalimat appa Yuri dengan sedikit membungkukan badannya.
“Ne. Tapi saya lebih suka tidur di kamar sendiri ahjussi,” Jelas Sica.
“Tapi kau masih bisa mampir ke rumah Yuri kan?” Goda appa Yuri.
“Kalau bersama Sica, kami harus jalan-jalan. Karena hobinya itu belanja. Hahaha,” Cletuk Yuri sambil mendelik ke arah Jessica dan Jessica mengerucutkan bibirnya.
Cukup lama Yuri, Jessica, dan appa Yuri berbincang-bincang. Terlihat dari jendela kamar, suasana kota mulai gelap. Jessica pun memutuskan untuk pulang dan mengantar Yuri terlebih dahulu.
**********************
“Hoaammm,” Kai menguap.
“Kau mengantuk?” Tanya Kris.
“Ne. Kau kerjakan tugasku, ne?” Mohon Kai lalu menidurkan tubuhnya diatas karpet.
BRUKK
Kris melempar buku Kai tepat di wajah Kai, dan Kai pun duduk lagi.
“Enak saja kau ini! Cepat kerjakan!” Pekik Kris.
“Ne, ne, ne,”
Kai dan Kris pun melanjutkan tugas mereka sampai pukul 9 lebih 30 menit malam hari. Memang tak terasa, tapi tugas mereka sudah beres seluruhnya.
“Aku pulang dulu. Annyeong,” Ucap Kris lalu melesat dengan mobilnya.
“Ne, pergi saja kau,” Ucap Kai lemas.
Dengan kaki yang lemas. Kai berjalan menuju kamarnya. Belum sampai satu anak tangga, Kai sudah terjatuh di lantai lalu tertidur dengan posisi badan di lantai dasar dan kepalanya menyender di anak tangga paling bawah.
Semua keluarga Kai sudah tertidur, dan hanya ia yang tadi masih terbangun. Jadi saat Kai tertidur di tangga pun tidak ada yang mengetahuinya kecuali esok hari setelah eommanya akan bangun sangat pagi.
***********************
Esok hari, di rumah Kai.
“Kya!!! Kkamjong!! Bangun kau!!” Pekik eomma Kai yang sudah bangun sejak pukul 4 pagi dan menemukan Kai tergeletak di bawah tangga.
“Bangunlah! Atau eomma banjur kau!” Ancam eomma Kai sambil menendang-nendang kaki Kai.
“Hah?” Ucap Kai lemas dengan matanya yang masih tertutup, dan …
DUG
Kai menggulingkan tubuhnya hingga kepalanya jatuh dari atas anak tangga dan terbentur lantai.
“Aigo,” Lirih Kai yang mulai bangkit sambil mengelus kepalanya.
“Sedang apa kau disutu?” Pekik eomma Kai.
“Tidurlah. Kenapa harus bertanya?” Jawab Kai dengan mata yang masih tertutup.
“Apa kau tidak sadar kau tidur dimana?” Pekik eomma Kai lagi.
Kai perlahan membuka matanya dan melihat ke sekitar.
“Kenapa aku ada di ruangan ini? Apa aku bisa melindur sambil berjalan?”
“Mana eomma tahu. Sudah kau cepat mandi!”
“Ini masih pukul 4 pagi,”
“Kalau kau tidur lagi eomma yakin kau akan bangun nanti sore,”
“Mwo?! Eomma berlebihan,” Ucap Kai dengan lemas dan pergi ke kamarnya.
**************************
“Hoaamm,” Yuri terbangun dari tidurnya. Sejak pukul 9 malam ia kembali ke rumahnya setelah menjenguk appanya, dan langsung pergi tidur. Setelah bangun Yuri langsung mengambil handuknya dan pergi mandi.
Drrt…..
Ponsel Yuri bergetar, itu tandanya ada yang mengirimkan pesan kepadanya tapi Yuri masih mandi dan ia tak mengetahui bahwa ada pesan di ponselnya.
“Oh aniyo, sudah pukul 7,” Dengan tergesa-gesa Yuri memakai bajunya dan mengambil tas serta ponselnya tanpa memeriksa apakah ada barang yang tertinggal. Ia melaju dengan kecepatan cukup tinggi dengan mobilnya.
************************
Di tempat parkir kampus..
“Noona?!” Seru seseorang memanggil Yuri setelah Yuri keluar dari dalam mobilnya.
“Oh, Kai?” Sapa Yuri.
Kai tersenyum aneh menatap ke arah Yuri sambil memegangi rambutnya sendiri seperti memberi sebuah isyarat kepada Yuri.
“Wae?” Yuri membulatkan matanya menatap Kai sambil mengusap rambutnya sendiri, dan ternyata di kepalanya ada sebuah daun kecil yang menyangkut di rambutnya. Kai melangkah mendekati Yuri dan membantu Yuri untuk mengambil daun di rambutnya.
“Eoh?! Ada apa di rambutku?” Tanya Yuri.
Orang-orang di sekitar Kai dan Yuri banyak yang memperhatikan mereka. Bahkan Sehun sang ketua klub basket Kai memperhatikannya.
“Kai! Kau sudah mendapatkannya? Chukkae! Dan….Jangan bermesraan disini, ini tempat umum dan masih pagi. Hahaha,” Sindir Sehun sang ketua klub basket lalu pergi meninggalkan Kai dan Yuri.
“Mendapatkannya?” Tanya Yuri bingung.
“Eh? Sudah jangan hiraukan perkataannya, aku pun tak mengerti apa yang ia maksud,” Ucap Kai spontan sambil menarik daun kecil itu dari rambut Yuri yang lembut.
“Hmm, baiklah. Eh, mianhae soal makan malam,” Ucap Yuri.
“Gwenchanayo noona. Aku mengerti. Annyeong,” Ucap Kai lalu pergi ke kelasnya sendiri.
Yuri setengah melamun sambil tersenyum-senyum sendiri memperhatikan kemana Kai pergi. Yuri merasa Kai sangat memperhatikannya, bahkan Kai memperhatikan rambutnya yang terkotori daun kecil. Beberapa saat kemudian Jessica datang menghampiri Yuri.
“Yuri-ah!” Sapa Jessica sambil menepuk pundak Yuri dari belakang.
“Eh, Sica?”
“Yuri-ah! Kau mesra sekali dengan Kai. Apa kalian sudah jadian?” Tanya Jessica penasaran.
“Mwo? Kau ini jangan bicara sembarangan. Kai belum tentu menyukaiku,”
“Siapa bilang?” Goda Jessica.
“Aku! Ah, sudahlah kajja!” Pekik Yuri sambil menarik tangan Jessica dan membawa ia ke kelasnya.
*********************
“Dasar daun nakal! Untuk apa kau dekat-dekat dengan rambut Yuri noona?” Gumam Kai yang sedang duduk di kursinya sambil memainkan daun kecil yang ia masukan ke dalam saku celananya.
“Gosong!” Pekik Kris di hadapan Kai.
“Pabbo!” Cletuk Kai.
“Mwo? Aku pintar,” Gerutu Kris.
“Terserah kau saja,”
“Daun apa itu? Untuk percobaan?”
“Daun seperti ini kau bilang untuk percobaan?”
“Lalu untuk apa?”
“Daun ini yang sudah berani mendekati seorang yeppeo yeoja,” Jelas Kai. Kris memperhatikan wajah Kai yang tersenyum sambil memainkan daun itu. Kris merasa Kai sedikit gila, mana mungkin daun mendekati yeoja. Kai mungkin digilakan oleh Yuri.
“Kau mulai gila? Yeppeo yeoja didekati oleh daun?”
“Yuri noona. Daun ini tersangkut di rambutnya yang indah itu. Bukankah itu sama dengan daun ini mendekati Yuri noona?” Ungkap Kai yang aneh.
“Terserah kau sajalah,” Ucap Kris lalu duduk di kursinya.
***************************
Waktunya pulang. Dengan tergesa-gesa Kai mengemas buku-bukunya. Sikap Kai hari ini memang sedikit aneh, atau mungkin sangat aneh. Kris yang selalu bercakap dengan Kai pun merasa Kai memang sangat aneh. Hanya karena daun kecil yang mendekati Yuri? Oh tidak mungkin. Mungkin ada sebab lain yang belum Kai ceritakan kepada chingunya itu.
“Kau akan langsung pulang?” Tanya Kris.
“Aniyo. Aku akan mengajak Yuri noona makan siang bersama. Wae? Kau ingin ikut dan minta dibayarkan?” Ujar Kai.
“Hehehe. Tidak juga. Lebih baik aku mengajak Sica noona daripada mengganggu chinguku,” Goda Kris.
“Mwo? Apa maksudmu?”
“Tak usah dibahas. Kita makan siang bersama, tapi berbeda meja. Otteokhe?”
Kai mengangkat sebelah alisnya memberi isyarat bahwa ia menyetujuinya lalu ia bergegas menuju kelas Yuri untuk menjemputnya.
“Yuri-ah?” Panggil Jessica kepada Yuri. Jessica melihat Kai yang sudah menunggu di depan pintu kelas mereka bersama Kris. Jessica sudah mengira bahwa Kai dan Kris akan menjemput Yuri dan Jessica untuk mengajak ke suatu tempat. Yuri belum menyadari atas keberadaan Kai di dekat kelasnya, tapi Jessica menyadarkannya dan memberi tahu Yuri bahwa pangerannya sudah menunggunya.
“Mwo?” Balas Yuri.
Jessica sedikit mendelik ke arah pintu kelasnya. Yuri mengerti dan ia sedikit menoleh ke arah pintu kelasnya dan melihat Kai yang sedang berdiri bersama Kris sambil tersenyum-senyum. Tanpa basa-basi dengan Jessica, Yuri langsung menghampiri Kai diikuti oleh Jessica.
“Kalian mencari kami?” Tanya Yuri kepada Kai dan Kris, Jessica berdiri di samping Yuri.
“Tentu saja. Siapa lagi?” Jawab Kai senang bahwa Yuri menyadarinya.
“Memangnya kalian mau mengajak kami kemana? Kami sudah kehabisan uang,” Ujar Yuri.
“Mwo? Yeoja tak perlu membawa uang. Kai akan mentraktir kalian. Eh? Maksudku kami akan mentraktir kalian,” Ucap Kris sambil menyengir ala kuda karena ia keceplosan berkata bahwa Kai yang akan mentraktir mereka semua.
“Haha. Sudahlah kita langsung pergi!” Ajak Jessica.
*****************************
Kris berlari kecil mencari meja untuk 2 orang, dan itu membuat Yuri dan Jessica kebingungan.
“Kenapa kau memilih meja ini? Meja ini tidak akan cukup untuk kita semua,” Gerutu Jessica.
“Ne!” Seru Yuri.
“Meja ini bukan untuk kita semua,” Ujar Kris.
“Lalu?” Tanya Jessica bingung.
“Kai dan…..,” Kris menggantungkan kata-katanya, hampir saja ia keceplosan lagi dengan kata-kata yang harusnya tak ia ucapkan.
“Dan?” Ucap Yuri.
“Euh?! Maksudku aku dan Sica noona. Aku ingin berbicara dengannya,”
“Oh, sepertinya sesuatu yang menyenangkan akan terjadi,” Sindir Yuri sambil menyenggol lengan Jessica.
“Hmm?” Jessica mendelik ke arah Yuri, dan sedikit menahan senyumnnya. Jessica merasa jantungnya sedikit berdetak tak karuan. Tapi Jessica ingat Kris tak mungkin menyatakan dengan serius perasaannya saat ini juga, Kris pernah bilang kepadanya bahwa ia ingin menyatukan Kai dan Yuri terlebih dahulu.
Tanpa basa-basi lagi, Kris mempersilakan Jessica untuk duduk. Jessica sepertinya mengira ada sesuatu yang akan Kris katakana kepadanya. Tapi Jessica tak tau pasti Kris akan membicarakan apa.
“Yuri noona? Lebih baik kita duduk di meja sedikit jauh dari mereka agar kita tidak menggangu,” Ajak Kai sambil menyindir Kris dan Jessica.
“Kajja,”
Kai dan Yuri duduk di meja untuk 2 orang, sama seperti Kris dan Jessica. Kai menarik kursi untuk diduduki Yuri, seperti pelayan yang melayani sang majikan. Tapi Kai dan Yuri lebih cocok disebut sebagai Raja dan Ratu.
..
“Noona? Mianhae,” ucap Kris setelah pelayang yang mencatat pesanan mereka pergi.
“Wae?” Tanya Jessica bingung.
“Sindiran Yuri noona tadi mungkin membuatmu senang. Tapi kau ingat sesuatu kan?”
“Ne. Aku sudah ingat sejak awal. Apa yang ingin kau bicarakan denganku?”
“Mungkin sedikit tentang rencana kita, dan saat di kelas aku sudah janji akan makan siang di meja yang berbeda,” Jelas Kris.
“Apa ada yang ingin Kai katakana kepada Yuri? Kalau mereka sudah jadian. Kita tak perlu melanjutkan rencana kita,”
“Aku tak tahu. Kai tidak bilang apa-apa kepadaku,”
“Ya sudah. Kita tunggu hasil dari percakapan mereka saja,”
“Ne,”
Kris dan Jessica pun melanjutkan makan siangnya. Di sisi lain Kai dan Yuri pun sedang bercakap-cakap. Mereka saling bercanda. Mungkin karena kekurangan bahan pembicaraan, Kai mengajak Yuri untuk main teka-teki dengan jawaban yang sedikit mengandung gombalan.
“Sekarang noona jawab teka-teki-ku, ne?” Ucap Kai, “Apa perbedaanku dengan katak?” tambahnya.
“Mwo? Kau ini manusia sedangkan katak itu hewan,” Jawab Yuri asal.
“Bukan. Yang lain?”
“Kau itu hitam sedangkan katak hijau,” Jawab Yuri polos.
Kai menatap Yuri datar. Kai disebut hitam lagi.
“Bukan yang itu. Yang lain?”
“Katak makan serangga. Kalau kau makan kotorannya. Hahaha!” Jawab Yuri asal sambil meledek Kai. Yuri sangat puas dengan candaannya sendiri, ia tertawa terbahak-bahak sedangkan Kai hanya menatap Yuri dengan datar.
“Apa itu tidak lucu?” Tanya Yuri melihat Kai yang masih menatapnya dengan datar.
“Aku mengharapkan jawaban yang lain,”
“Baiklah, hmm. Mungkin kau itu seorang manusia yang bisa mencintai katak sedangkan katak tak bisa mencintai manusia. Apa itu jawabannya?”
“Itu memang jawaban yang bagus. Manusia bisa menghargai keberadaan katak, apalagi dengan jenis katak yang unik. Tapi aku ingin jawaban yang terdapat kata MELOMPAT,” Ucap Kai sambil menekankan kata melompat.
“Oh ne! Aku tahu! Kau selalu melompat saat olahraga sedangkan katak melompat kapanpun,” Jawab Yuri lalu menyengir.
“Sayangnya jawabanmu tidak cocok dihatiku,”
“Lalu kau ingin jawaban seperti apa?”
“Apa kau benar-benar ingin tahu?”
“Ne!”
“Kalau katak melompat ke danau, aku akan melompat ke….,” Baru saja Kai ingin melanjutkan perkataannya, tapi seseorang memotong pembicaraannya.
“Kkamjong!!!!” Terdengar seperti suara yeoja yang sudah berumur. Kai menoleh ke sumber suara dan ia menemukan yeoja itu.
“Eomma?!” Ucap Kai kaget.
“Sedang apa kau disini?” Tanya eomma Kai saat ia menghampiri Kai.
“Aku sedang makan siang,” Jawab Kai.
“Annyeong ahjumma. Yuri imnida,” Sapa Yuri sambil tersenyum manis kepada eomma Kai.
“Waah? Ini yeojachingumu? Cantik sekali seperti namanya. Kenapa kau tidak memperkenalkannya kepada eomm?” Ucap eomma Kai sambil menghampiri Yuri. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Kris dan Jessica memperhatikan sikap Kai yang sedikit salah tingkah. Terlihat sekali wajahnya yang mulai memerah seperti lobster rebus.
“Eh? Eomma, tapi… aku…,” Ucap Kai terbata-bata. Yuri yang direspon baik oleh eomma Kai hanya tersenyum-senyum dengan senang.
“Wae? Kau jahat kepada eomma,” Pekik eomma Kai.
“Tapi eomma…,” Kai menarik lengan eommanya dengan lembut, menyuruhnya duduk di kursi lain agar menjauh dari Yuri dan tidak berbicara yang macam-macam kepadanya.
“Noona, mianhae. Sepertinya kita harus pulang,” Kai menarik tangan Yuri sedikit kasar agar Yuri berjalan cepat dan tidak dihadang oleh eomma Kai.
“Eomma, aku antar Yuri noona pulang dulu ne. Aku akan kembali lagi untuk menjemputmu,” ucap Kai. Eomma Kai sedikit bingung dengan sikap anaknya, dan ia hanya diam tidak menghalangin Kai dan Yuri yang pulang terlebih dahulu
“Noona?” Gumam eomma Kai.
Kris dan Jessica membuntuti Kai dan Yuri, lalu mengikuti mereka ke kasir dan pergi keluar restoran.
“Apa acara kalian sudah selesai?” Tanya Kai kepada Kris dan Jessica.
“Ne,” Jawab Kris dan Jessica serentak.
“Baiklah. Aku akan mengantar Yuri noona pulang,” Kai membukakan pintu mobilnya untuk Yuri. Begitu pun dengan Kris kepada Jessica. Akhirnya masing-masing yeoja diantarkan pulang ke rumahnya.
************************
“Eomma? Masih disini?” Tanya Kai setelah kembali ke restoran setelah mengantar Yuri pulang.
“Memangnya yang kau lihat ini siapa?” Cletuk eomma Kai.
“Ah? Mianhae,” Ucap Kai.
“Kau ini kenapa tidak memperkenalkan yeoja tadi kepada eomma? Lalu kenapa kau memanggilnya noona?” Tanya eomma Kai penasaran.
“Ssstt… aku akan ceritakan semuanya bila sudah di rumah,” Ucap Kai sedikit berbisik.
“Kalau begitu ayo pulang!” Seru eomma Kai.
***************************
“Wangi mobilmu sedikit berbeda,” Ujar eomma Kai sambil melemaskan tubuhnya di sofa.
“Yuri noona suka parfum itu, jadi aku menggantinya,” Jawab Kai.
“Jadi kau pasti menyukainya kan?” Tanya eomma Kai.
“Ne. Aku merasa baru pertama kali jatuh cinta. Seingatku aku belum pernah memiliki yeojachingu,” Ungkap Kai.
“Eomma kira kau tidak akan pernah normal,”
“Mwo? Oh iya. Yuri noona itu sunbaeku makanya aku memanggilnya noona,..”
“Mwo? Sunbae?” Pekik eomma Kai kaget.
“Sebentar dulu. Dia lahir di bulan Desember sedangkan aku Januari. Hanya berkisaran satu bulan. Tidak masalah kan?”
“Baguslah. Eomma lihat Yuri anak yang baik dia cantik dan manis. Kau cocok dengannya,”
“Cocok? Apa aku terlihat manis?” Seru Kai.
“Tidak juga,”
Kai kecewa dengan pernyataan eommanya. Anaknya sendiri jarang sekali dipuji, lebih sering disebut gosong.
“Sejak kapan kau menyukainya?” Tanya eomma Kai.
“Sejak pertama kali aku memasukan bola basket ke ring sekolah baruku dan ia memperhatikanku lalu ia berteriak ‘Wow!!’, aku menoleh dan aku merasa ia yeoja utusan dewi bidadari,” Ucap Kai sambil malamun membayangkan pertama kali ia bertemu Yuri.
“Ternyata pandangan pertama. Apa kau belum berhubungan khusus dengannya?”
“Belum,”
“Kalau begitu cepatlah jadikan dia yeojachingumu sebelum ada namja lain yang merebutnya,” Titah eomma Kai.
“Tapi aku bingung bagaimana caranya. Eomma tahu kan aku belum pernah memiliki yeojachingu seumur hidupku,”
“Itu sangat mudah. Tanyakan saja pada appamu nanti malam dan praktekan esok hari!”
“Aku rasa aku akan gugup,”
“Eomma doakan supaya kau tidak gugup,”
“Baiklah,”
****************************
“AKU SENANG!!!!!!!!” Seru Yuri sambil membanting tubuhnya ke ranjang.

-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar