Jumat, 12 Juli 2013

First "WOW!!" CHAPTER 18



Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle    : First ”WOW!!”
Genre  : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v
Cast     :              
-          Kim Jong In (Kai) EXO-K
-          Kwon Yuri SNSD
Other Cast       :
-          Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-          Jessica Jung SNSD
-          Oh Sehun EXO-K
-          D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;
Kai mendengar jelas kata-kata Yuri. Ia sangat senang, hatinya begitu berbunga-bunga. Ia rasa Yuri mulai menyukainya.

******************************
Sore hari, di kamar Yuri.
“Sica! Aku akan makan malam dengan Kai. Dan kami makan malam di tenda-tenda kaki lima,” Pekik Yuri saat ia menelpon Jessica.
“Jinjja?” Pekik Jessica tak percaya.
“Jinjja! Sudahlah, aku harus siap-siap. Bye,” Yuri menutup teleponnya dan pergi mandi untuk segera pergi bersama Kai.
************************
“YES!! Tanpa mengajak Yuri makan di pinggir jalan pun ia sudah mau melakukannya,” Seru Jessica senang. Ia langsung menelpon Kris untuk memberi tahu sebuah informasi.
“Kris-ah! Yuri dan Kai akan makan malam di pinggir jalan. Kalau begitu kita tak perlu memancing mereka untuk makan malam disana, kita hanya langsung melanjutkan misi!” Seru Jessica di telepon.
**************************
“Kau ingin makan di tempat yang mana?” Tanya Kai yang melajukan mobilnya dengan lambat.
“Di tempat itu sepertinya nyaman!” Ucap Yuri sambil menunjuk ke sebuah tenda yang cukup besar. Kai langsung memarkirkan mobilnya tak jauh dari tempat itu.
Di jarak yang tidak terlalu jauh, Kris dan Jessica membuntuti Yuri dan Kai. Kris dan Jessica akan melaksanakan rencananya saat Kai dan Yuri makan malam.
“Noona, aku tak tahan menggunakan kacamata ini. Ini sangat gelap,” Keluh Kris yang menggunakan kacamata gelap di malam hari.
“Aku lebih tak tahan menggunakan rambut palsu ini! Apalagi daster longgar ini,” Pekik Jessica.
“Tapi bajuku lebih terlihat seperti seorang pengemis. Aku takut bila ada polisi yang menangkap kita,”
“Malam hari polisi akan diam di posnya. Aku yakin!” Sentak Jessica.
Hampir setengah jam Kris dan Jessica memantau kegiatan Kai dan Yuri dari dalam mobil. Setelah waktunya dirasa tepat, Kris dan Jessica keluar dari dalam mobil untuk melancarkan rencananya, yaitu memancing Kai untuk menjadikan Yuri sebagai yeojachingunya, dan mereka menyamar sebagai pengamen jalanan.
“Annyeong! Izinkan kami menyanyi untuk kalian,” Ucap Kris dengan suara yang dibuat-buat. Kris dan Jessica berdiri tempat di samping Kai dan Yuri yang sedang menyantap makanannya.
Nyatakanlah cintamu..
Nyatakan sebelum ada yang merebutnya..
Jangan biarkan siapapun memiliknya kecuali dirimu..
Oooohh uuu oohh hookkk hokk…
Kris bernyanyi dengan suara yang ia cemprengkan sendiri. Di bagian akhir lagu ia tersedak karena tak kuat menghirup napas panjang. Sedangkan tugas Jessica yaitu memainkan alat musik berupa botol yang diisi biji-bijian. Kris terus bernyanyi dengan lirik yang sama. Sampai akhirnya Kai mengeluarkan uang dari dalam dompetnya dan memberikannya kepada Kris dan Jessica. Kris dan Jessica mengerti maksud Kai, mungkin Kai mengusir mereka secara lembut. Kris dan Jessica pun pergi, dan kembali ke dalam mobil Kris.
“Hoshh..” Lirih Kris sambil melepas kacamata dan topinya berbarengan dengan Jessica yang melepas rambut palsu dan kacamatanya.
“Aku tak yakin rencana kita berhasil. Kai terlihat tak memperdulikan lirik dari lagu buatanmu itu,” Gerutu Jessica.
“Jangan bicara seperti itu. Kita harus berdoa,” Kris pun mengangkat kedua tangannya dan berdoa. LOL
“Kau ini!!!!!” Pekik Jessica.
“Wae? Kita punya penghasilan hari ini,” Ucap Kris sambil mengayun-ayunkan uang yang tadi ia dapatkan dari Kai.
“Ish!” Gerutu Jessica sambil mengerucutkan bibirnya.
..
“Kau lihat pengamen tadi? Penampilan mereka begitu lucu. Namja yang menyanyi pun sangat lucu,” ucap Yuri sambil membayangkan pengamen yang tadi bernyanyi di sebelahnya.
“Ne. Lagu mereka pun memiliki lirik yang sangat mudah untuk diingat,”
Kai dan Yuri diam sejenak kemudian tertawa secara bersamaan. Memang benar-benar lucu melihat pengamen yang menghibur mereka. Setelah selesai makan, Kai mengajak Yuri untuk pergi ke Taman Kota. Kai lihat suasana malam itu cukup indah karena banyak sekali bintang yang menyinari malamnya dan malam Yuri.
Di Taman Kota~
Kai dan Yuri duduk di sebuah bangku taman. Mereka saling terdiam dan membisu. Kai terlihat sedang merenungkan sesuatu karena ia membungkukan tubuhnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
‘Akhir-akhir ini banyak yang menyarankanku untuk menyatakan perasaanku kepadanya. Lagu dari pengamen itu pun seperti sebuah isyarat bahwa aku harus segera memilikinya sebelum ia direbut namja lain,’ Ucap batin Kai. Ternyata saat pengamen itu bernyanyi, Kai mendengarkannya walau sikapnya seperti acuh.
“Noona?” Ucap Kai.
“Ne?” Balas Yuri.
“Apa kau sedang mencintai seseorang?” Tanya Kai.
“Tentu. Aku selalu mencintai seseorang. Wae?
“Apa boleh aku mencintaimu?” Tanya Kai lagi tanpa ragu.
“Mwo? Apa maksudmu?” Tanya Yuri bingung dan kaget.
“Aku mencintaimu. Nan jeongmal saranghaeyo. Bolehkah aku memilikimu? Jebal!” Mohon Kai sambil menggenggam erat tangan Yuri. Kai merasakan suhu tubuh Yuri menurun, tangannya yang tadi hangat sekarang menjadi dingin sekali.
“A-aku…,” Ucap Yuri gugup.
“Aku menyukaimu sejak pertama kau menyoraki aku. Aku selalu senang mendengar setiap kata-kata manismu, saat melihat senyummu. Kau membuatku ingin memilikimu,” Rintih Kai semakin erat menggenggam tangan Yuri. Tapi Yuri hanya diam, ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Sekali lagi ia sedang berfikir untuk menjawabnya, sampai akhirnya ia teringat dengan namja pertama yang ia cintai, appa kadungnya. Yuri teringat akan kondisi appanya yang belum pulih sempurna. Appa Yuri menginginkan Yuri berhubungan dengan Kyungsoo, bukan Kai. Yuri rasa ingin menangis, ia juga mencintai Kai, tapi ia pun mencintai appanya. Apalagi kondisi appanya akan memburuk bila Yuri berhubungan dengan namja lain selain Kyungsoo.
“Noona! Jawab aku! Kau mencintaiku kan? Jawab noona! Kau ingat arung jeram? Kau hampir menangis saat aku tak kunjung sadar. Aku yakin kau mencintaiku! Jawablah kalau kau mau menjadi milikku!” Kai memegang kedua bahu Yuri, mengahadapakan Yuri kepadanya. Kai menggoyang-goyang tubuh Yuri yang terasa lemas. Yuri menunduk menyembunyikan matanya yang sudah memerah, dan Yuri pun sudah menangis.
“Mianhae! Aku sudah memiliki namjachingu! Aku tak ingin kehilangan kau, karena kau saeng-ku! Hiks..hiks..” Pekik Yuri sambil menepis tangan Kai yang memegang bahunya. Yuri bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Kai.
“NUGU? SIAPA NAMJA YANG MEREBUTMU DARIKU?” Pekik Kai yang ikut bangkit dari duduknya, dan langkah Yuri terhenti.
“Kau tak akan mengenalnya!” Pekik Yuri sambil memunggungi Kai, lalu ia berlari mencari taxi dan pergi.
“Jeongmal saranghaeyo noona! Aku tak menyangka aku begitu dekat dengan yeoja yang memliki kekasih,” Lirih Kai sambil berjalan dengan lemas ke mobilnya.

“Hiks.. Mianhae Kai,” Lirih Yuri sambil menyeka air matanya di pipinya.
***************************
Esok hari~
“Tadi malam kau pulang jam berapa?” Tanya eomma Kai.
“11,”
“Kemana saja?”
“Diam di dalam mobil,”
“Apa yang kau lakukan di dalam mobil sampai selarut itu?”
“Merenung,”
“Kenapa jawabanmu begitu dingin kepada eomma?” Tanya eomma Kai yang bingung dengan sikap, jawaban, dan raut wajah dingin dari anaknya.
“Aku gagal eomma. Yuri noona sudah memiliki namjachingu. Aku terlalu lambat menyatakan perasaanku,” Lirih Kai sambil memotong-motong tak jelas roti tawarnya.
“Mwo? Bagaimana bisa? Kau sering pergi bersama dengannya kan?”
“Ne. Aku tak tahu apa yang terjadi dan aku sedang tak ingin membahasnya,”
“Kalau begitu cepatlah ke sekolah,”
Kai berpamitan kepada eommanya lalu pergi ke sekolah dengan malasnya.
**************************
Yuri datang ke sekolah dengan penampilan yang kurang rapih. Mulai dari pakaian sampai rambutnya. Yuri menutup wajahnya dengan tissue dan membuat tatanan rambutnya menutupi wajah manisnya. Yuri berjalan sedikit tak beraturan saat menuju kelasnya, sampai akhirnya ia menabrak temannya sendiri di pintu kelas.
“Eh? Mianhae,” Ucap Yuri saat ia menabrak Jessica. Buku yang Yuri bawa dengan tangannya berjatuhan, dan ia segera jongkok untuk mengambil bukunya.
“Yuri-ah?” Ucap Jessica ikut jongkok di depan Yuri.
“Mianhae tadi aku sedang baca,” Ucap Yuri sambil membuka dengan asal salah satu bukunya.
“Apa kau yakin kau membaca bukumu tanpa terbalik?” Cletuk Jessica, dan Yuri pun menyadari bahwa sedaritadi ia membaca buku dengan posisi yang terbalik.
“Tapi tadi tidak terbalik,” Ucap Yuri sambil sedikit memanyunkan bibirnya.
“Ish! Kau ini kenapa?” Pekik Jessica.
“A-aku..,”
TEEEEETTTT..
Belum Yuri menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba bel sekolahnya berbunyi dan mereka segera masuk ke dalam kelas.
********************************
Pulang sekolah. Semua siswa sudah meninggalkan kelas, kecuali Yuri dan Jessica. Jessica yang duduk di belakang Yuri sengaja ingin mengikuti Yuri, Jessica ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Yuri. Yuri membereskan buku-bukunya dengan malas, dan kadangkali bukunya tidak masuk ke dalam tas justru jatuh ke lantai, dan pada akhirnya Jessica merasa gerah dan ia membantu Yuri untuk membereskan bukunya.
“Biar aku yang bereskan bukumu,” Ucap Jessica sambil merapikan buku-buku Yuri.
Yuri menatap temannya itu, ada rasa tak enak dalam hatinya. Yuri ingin sekali bercerita kepada Jessica, tapi Yuri rasa terlalu banyak yang harus ia katakana.
“Sica?” Ucap Yuri lemas.
“Ne?” Jawab Jessica yang masih merapikan buku Yuri.
“Euh? Gwenchana,” Ucap Yuri yang aneh.
Jessica menatap datar Yuri dan menghela napas panjang kemudian merapikan buku Yuri lagi.
“Gomawo,” Ucap Yuri disela-sela keheningan kelasnya.
Jessica hanya mengangguk. Buku Yuri telah dirapikan oleh Jessica dan Jessica menyerahkan tas Yuri kepada pemiliknya.
“Aku mau bicara denganmu di Taman Sekolah,” Ajak Jessica.
“Bicara apa? Kenapa tidak disini?” Tanya Yuri.
“Sudah, ikut aku!” Pekik Jessica lalu menarik tangan Yuri menuju Taman Sekolah.
***************************
Di taman~
“Ceritakan padaku sekarang!” Sentak Jessica pelan.
“Ceritakan? Cerita apa?” Tanya Yuri polos.
“Apa kau tidak sadar sikapmu hari ini yang sangat aneh? Sangat-sangat aneh! Aku yakin kau sedang memiliki masalah. Jadi ceritakan kepadaku!” Bentak Jessica pelan.
Yuri menatap Jessica lemah. Tangisnya hampir meledak, ingin sekali ia ceritakan semua masalahnya.
“Sica!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Seru Yuri dan tangisnya pun pecah. Yuri langsung memeluk Jessica dengan erat. Ia butuh kehangatan dari sahabatnya itu.
“Yuri-ah? Ceritakanlah pelan-pelan,” Ucap Jessica lembut kali ini sambil mengusap bahu Yuri.
“Kai. Kai menyatakan perasaannya kepadaku. Ia memintaku menjadi yeojachingunya,” Jelas Yuri.
“Mwo?! Jinjja?” Pekik Jessica. ‘Akhirnya rencanaku berhasil,’ Batin Jessica.
“Jinjja. Hiks..hiks..”
“Lalu kau jawab apa? Apa kau menerimanya?”
“Aniyo. Hiks..hiks..”
“Mwo? Wae?” Pekik Jessica sambil menegakan tubuh Yuri yang duduk di sampingnya.
“Aku teringat keadaan appa yang belum pulih sempurna, dan appa ingin aku dijodohkan dengan anak dari rekan bisnisnya. Aku tak bisa menerima Kai. Hiks..hiks..,”
“Jadi kau?”
“Aku harus melupakan perasaanku kepada Kai mulai detik ini,” Ucap Yuri lalu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Jessica.
Jessica diam dan tak menahan langkah Yuri, ia ingin membiarkan Yuri terlebih dahulu agar Yuri bisa benar-benar memutuskan rencananya itu. Jessica mengambil ponselnya dari dalam saku blazernya, dan menelpon Kris.
“Yeoboseyo? Kris!” Pekik Jessica.
“Wae?” Jawab Kris diseberang sana.
“Kai sudah mengungkapkan perasaannya kepada Yuri,”
“Mwo? Jinjja?”
“Ne. Tapi Yuri menolaknya,”
“Wae?”
“Appanya yang sedang sakit ingin menjodohkan Yuri dengan anak dari rekan kerjanya. Jelas Yuri tak bisa menolak,”
“Berarti rencana kita ada berhasilnya dan ada gagalnya?”
“Ya begitulah. Aku kasihan dengan Yuri, sikapnya hari ini sangat kacau,”
“Sama seperti Kai. Sikapnya begitu dingin kepadaku dan dia langsung pergi setelah jam pulang sekolah,”
“Aku harap mereka baik-baik saja,” Ucap Jessica pelan lalu ia menutup teleponnya.
**************************
“Arrrrggggghhhhhhhh!!!” Yuri mengerang keras begitu ia membaringkan tubuhnya di ranjangnya. Tangisnya jadi sejad-jadinya, ia meluapkan semua emosinya terhadap Kai.
“Aku mencintaimu, tapi kita tidak bisa bersama. Hiks..hiks..hiks..,” Ucap Yuri sambil menatap foto Kai di ponselnya.
Di sisi lain Kai merasakan hal yang sama. Hatinya begitu sakit setelah mengetahui bahwa Yuri telah memiliki kekasih. Kai selalu merasa Yuri hanya untuknya dan Yuri belum menjadi milik siapapun. Tapi ternyata Kai salah dan Kai belum mengetahui bahwa kekasih yang dimaksud Yuri adalah seseorang yang dijodohkan oleh appa Yuri kepada Yuri.
*************************
2Bulan kemudian~
Tepat hari ini selama 2 bulan Kai dan Yuri tidak saling bertemu. Kai selalu mencoba menemui Yuri. Kai ingin meminta maaf kepada Yuri, walaupun Kai tidak tahu apa kesalahannya. Berulang kali Kai menghubungi Yuri melalui ponselnya, tapi Yuri selalu menolaknya. Seringkali pula Kai mengunjungi kelas Yuri di jam pulang, tapi Yuri selalu sudah pulang ke rumahnya. Setiap kali ada jadwal latihan Cheers, Kai selalu datang ke tempat latihan. Tapi Yuri mulai jarang latihan di clubnya. Terdorong dalam hati Kai untuk mendatangi rumah Yuri, tapi Kai terlalu takut untuk bertemu dengan appa Yuri. Hati Kai begitu gelisah setiap teringat dengan wajah Yuri. Kai mengerti mungkin Yuri memang tak mencintainya, tapi Kai selalu berusaha untuk menjalin hubungan pertemanan dengan Yuri.
“Yuri noona, aku masih mencintaimu, sungguh mencintaimu,” Ucap Kai sambil memainkan sedotan di dalam gelas yang ada di hadapannya.
“Kau masih memikirkannya?” Ucap Kris yang sedang duduk di depan Kai.
“Kau tak rasakan cintaku kepadanya,” Cletuk Kai.
“Tapi ia sudah memiliki namja lain. Kau harus mencari yeoja lain,”
“Kau pikir aku namja yang gampang mencintai seseorang hah?!” Pekik Kai sambil menatap mata Kris dengan tajam.
“Ampun, ampun! Tapi setidaknya kau harus mencoba,” Ucap Kris pelan lalu menyedot minumannya.
“Apa hari ini ada jadwal Cheers?” Tanya Kai datar.
“Ne. Wae?”
Kai langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan uang di mejanya untung tanda pembayaran atas minumannya dan minuman Kris. Kris menyusul Kai dari belakang.
“Mau kemana?”
“Club Cheers,”
“Menemui Yuri noona? Ia pasti tak ada disana seperti hari biasanya,” Ucap Kris meyakinkan.
“Aku yakin tak selamanya seorang ketua akan bertindak seenaknya,”
“Tapi hari hampir malam,”
“Diam! Kalau tak mau ikut tak usah banyak bicara!” Pekik Kai setelah ia menahan langkahnya sejenak.
Kris hanya menunduk dan mengikuti Kai.
*****************************
Di tempat latihan~
“Cepatlah selesai! Aku ingin bertemu Yuri noona,” Gumam Kai yang sedang duduk di pinggir lapangan bersama Kris sambil menunggu tim Cheers selesai latihan.
“Itu mereka sudah bubar!” Seru Kris sambil menunjuk kea rah gerombolan Cheers.
Kai bangkit dari duduknya dan berlari menuju gerombolan Cheers.
“Noona!” Panggil Kai dengan suara yang lantang.

“Yuri-ah! Kai datang,” Bisik Jessica saat Yuri menuju ruangan ganti baju.
“Mwo?” Pekik Yuri pelan dan ia melangkahkan kakinya dengan cepat. Namun tangannya tertahan oleh tangan kekar Kai.
“Noona! Chakkaman!” Pekik Kai sambil menahan tangan Yuri.
“Mau apa kau kemari?” Tanya Yuri ketus tanpa menatap wajah Kai. Yuri tak ingin tangisnya pecah di hadapan Kai.
“Aku ingin minta maaf kepadamu. Aku mencintaimu,” Seru Kai keras sampai-sampai anggota Cheers yang lain mendengar perkataan Kai dan menjadikan Kai sebagai bahan tontonan.
“Kau tak punya salah apapun kepadaku! Aku yang salah, seharusnya aku tak dekat denganmu bila aku sudah memiliki namjachingu,” Ucap Yuri pelan dan masih tertunduk.
“Memangnya siapa namja yang telah mendahuluiku?” Tanya Kai yang menahan air matanya sendiri.
“Kau tak akan mengenalnya! Kau tak perlu tahu!” Pekik Yuri yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Kai.

“Ssssstttt.. Sebaiknya kalian pergi, ini masalah pribadi mereka!” Jessica berbisik kencang kepada anggota lain yang memperhatikan sinetron tanpa naskah di hadapan mereka.

“Aku harus mengetahuinya!” Pekik Kai kencang, dan BRUSSS…. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
“Untuk apa kau harus mengetahuinya? Kau bukan siapa-siapa!” Pekik Yuri. Kali ini di lapangan hanya ada Yuri, Kai, Jessica, dan Kris. Jessica dan Kris seperti saksi bagi cerita menyedihkan Kai dan Yuri.
“Aku harus bilang kepadanya, bahwa ia harus menjagamu dengan sepenuh hati! Ia tak boleh membiarkan air matamu mengalir, ia harus terus membuatmu tersenyum dan tertawa. Aku menyayangimu! Tidak boleh ada yang menyakitimu termasuk namjachingumu sekalipun!” Pekik Kai panjang lebar.
Tangis Yuri pecah. Suara tangisnya begitu terdengar, tapi air matanya sulit dilihat karena bersatu dengan air hujan yang membasahi wajahnya dengan deras. Yuri diam dan meluapkan segala jeritan hatinya dengan menangis. Kai meraih tubuh Yuri dengan perlahan, mencoba memeluk Yuri. Hampir saja Yuri ada di dekapan Kai, Yuri sudah bersuara lebih dulu.
“Do Kyungsoo! Kau tidak akan pernah mengenalnya!” Pekik Yuri sambil melepaskan eratan tangan Kai yang telah melemah setelah mendengar nama Do Kyungsoo. Yuri berlari menuju ruang ganti bajunya diikuti dengan Jessica. Kaki Kai melemas, ia terjatuh di tengah lapangan. Kris mendekati Kai.
“Aku tak menyangka bahwa kau bisa didahului olehnya,” Ucap Kris yang berdiri di belakang Kai.
“Do Kyungsoo,”
“Ternyata ia mencintai namja lain,”
“Do Kyungsoo,”
“Padahal kau terlihat sangat perhatian kepadanya,”
“Do Kyungsoo,”
“Kau pun sangat baik,”
“Do Kyungsoo,”
“Kalau aku seorang yeoja, aku pasti akan sangat menyukaimu,”
“Do Kyungsoo,”
“Kenapa kau menyebut nama Do Kyungsoo terus?!” Pekik Kris karena kesal, Kai terus saja bergumam nama Do Kyungsoo.
“Aku harus bertemu dengannya!” Kai berdiri sejak tadi terjatuh.
“Mwo? Memangnya kau mengenalnya?!” Seru Kris mengajar Kai yang berlari dengan kencang menuju mobilnya.
BUZZZ..
Kai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi entah kemana. Kris yang tidak membawa mobil tak bisa mengejar Kai, akhirnya Kris memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan menghangatkan diri, tubuhnya begitu basah dan dingin karena kehujanan.
Di tempat lain Yuri menangis dan menjadi bahan tontonan anggota-anggotanya.
“Hiks..Hiks..” Yuri terus terengah-engah.
“Sudahlah Yuri-ah. Jangan pikirkan ia, pikirkan yang lain,” Ucap Jessica mencoba menenangkan Yuri.
“Kau tak merasakan bagaimana rasanya menjadi aku,”
“Mianhae,” Jessica memanyunkan bibirnya.
“Bisakah kau mengantarku ke Rumah Sakit? Aku rindu kepada appa,”
“Bisa, kalau itu akan membuatmu lebih baik. Tapi kau harus mengganti pakaianmu dulu,”
Yuri tersenyum lalu pergi mengganti bajunya.
******************************
“Gomawo Sica,” Ucap Yuri setelah turun dari mobil Jessica.
“Ne. Hati-hati, Yuri-ya!” Jessica pun pergi meninggalkan Yuri di Rumah Sakit.
Yuri berjalan menuju kamar appanya dengan rambut yang basah, jalan yang kurang tegap, dan badan yang sedikit lemas.
“Appa?” Ucap Yuri ketika membuka pintunya.
“Yuri-ah? Kau terlihat pucat dan rambutmu kusut dan basah. Apa kau baik-baik saja?” Ucap appa Yuri.
“Gwenchana, appa. Aku hanya sedikit kehujanan,”
“Sebaiknya kau pulang, biar eomma yang menjaga appa,” Ucap eomma Yuri.
“Aniyo. Aku baik-baik saja,” Ucap Yuri meyakinkan.
“Appa tak yakin. Wajahmu pucat,” Ucap appa Yuri.
“Appa, aku baik-baik saja,”
“Kau pun terlihat lebih kurus,”
“Mungkin karena kau terlalu sering berlatih Cheers,”
“Kau harus tetap menjaga pola makan sehatmu,”
“Ne,” Jawab Yuri sambil tersenyum manis kepada appanya.
“Bagaimana hubunganmu dengan namja itu?” Tanya appa Yuri.

-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar