Selasa, 09 Juli 2013

First ”WOW!!” CHAPTER 17



Author : @AriatnaCitraC ^-^

Tittle : First ”WOW!!”

Genre : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v

Cast :

- Kim Jong In (Kai) EXO-K

- Kwon Yuri SNSD

Other Cast :

- Wi Yi Fan (Kris) EXO-M

- Jessica Jung SNSD

- Oh Sehun EXO-K

- D.O Kyungsoo EXO-K

Prev;

“AKU SENANG!!!!!!!!” Seru Yuri sambil membanting tubuhnya ke ranjang.


Sejak bertemu eomma Kai, Yuri merasa direspon baik oleh eomma Kai. Bahkan eomma Kai mengira bahwa Yuri adalah yeojachingu Kai. Yang Yuri pikirkan saat ini adalah respon Kai atas kata-kata eommanya. Kai seperti tak terima bila Yuri disebut sebagai yeojachingunya, dan Kai langsung membawa Yuri pulang agar tidak banyak berbicara dengan eommanya.

“Apa Kai tak menyukaiku?” Gumam Yuri.

Yuri yang awalnya tersenyum tiba-tiba sedikit murung dengan pendapat Kai. Hal lain yang Yuri pikirkan adalah teka-teki yang belum selesai Kai ceritakan kepadanya. Yuri begitu penasaran dengan jawaban yang sebenarnya. Yuri hampir menghubungi Kai. Tapi untuk apa? Yuri merasa teka-teki itu tidak penting. Yang penting adalah ia harus menyerap baik-baik maksud Kai yang tidak menginginkan Yuri dan eommanya terlalu banyak bercakap-cakap.

“Ah, sudahlah! Cuaca panas, hatiku ikut panas,” Gumam Yuri yang langsung pergi ke kamar mandinya.

****************************

“Appa?!” Panggil Kai tepat saat appanya keluar dari dalam mobil. Appa Kai memang baru saja pulang kerja, sekitar pukul 8 Malam.

“Kkamjong? Kenapa kau diam di Garasi?” Tanya appa Kai kebingungan karena melihat Kai yang duduk di kursi dekat Garasi.

“Aku menunggu appa. Aku mau minta tolong,”

“Tolong apa? Apa uangmu habis?”

“Bukan itu. Appa cepatlah mandi, akan aku jelaskan nanti,”

“Apa itu penting?”

“NE!!!!” Seru Kai.

Appa Kai dengan santainya menuju kamarnya sendiri untuk membersihkan tubuhnya dari keringat kerja keras untuk kelurganya.

15menit kemudian..

Appa Kai keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan, “Chagiya, ayo kita makan malam!” ajak eomma Kai. Kai menepuk jidatnya sendiri. Mungkin ia sangat tak sabar untuk memohon pertolongan kepada appanya, tapi Kai pun kasihan dengan appanya yang pasti sedang lapar.

10menit kemudian..

“Kau mau minta tolong apa?” Tanya appa Kai yang telah selesai menyantap makan malamnya. Appa Kai menghampir Kai yang sedang bersantai di sofa ruang keluarga. “Kau tak belajar?” Tambah appa Kai.

“Besok ada pertandingan basket untuk sunbae,” Jawab Kai.

“Bagaimana dengan kelasmu?”

“Besok lusa,”

“Mmh. Lalu kau mau minta tolong apa?”

“Begini…,” Kai melongok ke seluruh sudut ruangan, memastikan eommanya tak mendengarkan percakapan Kai dengan appanya. Kai merasa sedikit malu.

“Aku menyukai sunbaeku. Usianya hanya berbeda satu bulan denganku. Tak masalah kan?”

“Mwo? Anakku mulai menyukai yeoja?” Pekik appa Kai kaget.

“Ssstt.. Aku tak pernah melihat yeoja secantik yeoja ini. Dia begitu cantik, manis, dan ceria. Aku minta tolong ajari aku bagaimana cara mengungkapkan perasaanku kepadanya agar ia menjadi yeojachinguku,” Jelas Kai tanpa banyak basa-basi.

Keadaan menghening sejenak. Appa Kai sepertinya menyerap betul setiap perkataan dari anaknya itu dan… “HAHAHAHAHAHAHA!!!” Appa Kai tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang lucu dari kata-kata Kai. Seperti biasa, Kai yang kesal selalu memperlihatkan tatapannya yang datar. Diketahui oleh appanya bahwa wajah Kai berubah menjadi datar. Appa Kai menghentikan tawanya dan membetulkan duduknya agar terlihat meresponnya dengan serius.

“Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?” Tanya Kai masih dengan wajah datarnya.

“Aniyo. Ternyata anak appa belum tahu cara mengungkapkannya?”

“Ne. Maka dari itu tolong aku. Aku mulai takut setelah eomma bilang ‘Cepat ungkapkan kepadanya sebelum namja lain merebutnya darimu’, kata-kata itu selalu bersarang di pikiranku sejak tadi siang,”

“Memangnya sejak kapan kau menyukainya?”

“Sejak aku masuk klub basket. Aku melihatnya ketika ia menyorak ‘WOW!!’, setelah aku memasukan bola ke dalam ring,” Jelas Kai.

“Pandangan pertama? Bagus juga. Apa kau sudah mengenalnya lebih jauh,”

“Ne. Aku sudah sangat dekat dengannya,”

“Baiklah appa akan jelaskan caranya kepadamu. Tapi cara appa sangatlah sederhana. Mungkin tanpa appa beri tahu kau sudah mengetahuinya,”

Akhirnya appa Kai menjelaskan secara sederhana cara mengungkapkan perasaannya kepada yeoja yang ia cintai. Cara yang sangat sederhana. Mungkin yeoja pun bisa melakukannya karena hanya dengan modal berbicara. Hanya saja mana mungkin yeoja yang mengungkapkannya lebih dulu.

“Arraseo?”

“Ne, arraseo!” Seru Kai.

*****************************

Esok hari~

“Kai?!” Panggil Yuri saat melihat Kai mencari tempat duduk kosong di dalam gedung serbaguna di sekolahnya.

Kai melambaikan tangannya dan berlari kecil menuju tempat duduk Yuri.

“Sica noona dimana?” Tanya Kai.

‘Kenapa menanyakan Sica?’ Batin Yuri.

“Noona?”

“Euh?! Di-dia duduk dengan Kris disana,” Jawab Yuri sedikit gugup sambil menunjuk ke arah Kris dan Jessica. Kai menatap aneh kepada Yuri. Yuri sedikit menunduk agar ia tak menatap mata Kai.

“Kejam sekali mereka membiarkanmu duduk sendiri,” Ucap Kai.

“Tak apalah. Mungkin mereka tidak ingin diganggu,”

“Tapi yeppeo yeoja sepertimu tidak baik ditinggalkan sendirian,” Ucap kai sambil menyunggingkan bibirnya dan menatap lurus ke lapangan.

“Ah? Yeppeo?”

“Ne. Wae?”

“Aniyo,” Yuri menundukan kepalanya untuk menyembunyikan senyumnya itu. Yuri yakin pipinya sudah memerah.

“Sore nanti kau akan berlatih Cheers?” Tanya Kai.

“Ne. Kau berlatih bersama club mu kan?”

“Ne,”

Kai dan Yuri berhenti bercakap-cakap setelah mendengar pemberitahuan bahwa pertandingan akan segera dimulai. Sekitar setengah jam mereka berdiam diri dan fokus kepada pertadingan.

“Neomu daebak!” Seru Yuri yang memcahakn ketenangan antar dirinya dan Kai.

Kai hanya membalas perkataan Yuri dengan tersenyum.

“Bagaimana menurutmu?” Tambah Yuri.

“Ne. Sunbae-sunbae ku memang selalu keren,” Ungkap Kai.

“Esok hari kau harus lebih keren dari mereka,”

“Ne. Aku akan melakukan yang terbaik untukmu,”

“Untukku?” Ucap Yuri kaget.

“Eh? Maksudku untuk timku,” Bantah Kai dengan polos sambil menggaruk kepalanya.

Yuri tersenyum sambil menatap ke arah lapangan lagi.

Pertandingan selesai..

“Menonton saja sudah membuatku lelah. Belum lagi kita harus latihan,” Keluh Yuri.

“Lebih baik kita langsung ke lapangan dan berlatih supaya kita bisa punya waktu istirahat lebih,”

Di lapangan~

Yuri dan Kai datang ke lapangan bersama-sama, dan hal itu membuat mereka menjadi pusat perhatian khususnya di club Cheers. Beberapa teman Yuri memang ada yang menyukai Kai, tapi mereka tidak berani untuk mendekati Kai karena takut Yuri sang ketua Cheers akan marah, walaupun sebenarnya mereka semua tahu Yuri orang yang lembut.

“Lihat itu! Mereka selalu pergi bersama. Apa mereka sudah jadian?” Ujar anggota Cheers yang sudah tiba di lokasi latihan lebih dulu.

“Ssstt kau ini! Jangan membuatku panas! Aku ingin fokus latihan!” Gerutu salah seorang teman Yuri yang menyukai Kai.

Kai dan Yuri pun jalan berpisah. Kai menuju gerombolan club basketnya, sedangkan Yuri menuju gerombolan Cheers-nya. Beberapa anggota Cheers yang tadi memperhatikan Yuri dan kai tiba-tiba salah tingkah saat mengetahui Yuri akan menghampiri mereka. Ada yang berpura-pura latihan, ada juga yang pura-pura jatuh.

“Mianhae aku baru datang,” ucap Yuri sedikit membungkuk.

“Gwenchanayo, Yuri-ya. Kami semua juga baru datang,” ucap salah seorang anggota.

“Baguslah kalau begitu,” Ucap Yuri sambil tersenyum. Memang pantas orang yang baik dan lembut seperti Yuri dijadikan ketua.

Di tempat lain, diantara gerombolan club basket Kai. Beberapa teman Kai pun ada yang menyukai Yuri, bahkan banyak juga yang sudah mengungkapkan perasaannya kepada yeoja bermarga Kwon itu. Hanya saja Yuri menolaknya, karena Yuri memang kurang tertarik dengan namja-namja itu.

“Kerjaanmu itu hanya bermesraan huh?” Sindir Sehun di samping Kai yang sedang menyimpan tasnya di pinggir lapangan.

“Mwo? Apa maksudmu?”

“Kenapa kau tak memberi tahu aku kalau kau sudah mendapatkannya?” Gerutu Sehun.

“Siapa bilang aku sudah mendapatkannya?”

“Mwo? Kau belum jadian? Tapi kalian terlihat sangat dekat,”

“Sudahlah, mungkin sebentar lagi aku akan menyatakan perasaanku,” Ucap Kai lalu meneguk minuman yang tadi ia beli bersama Yuri.

“Bagus! Fighting! Kajja kita latihan!!” Ajak Sehun, dan mereka berdua bersama timnya langsung berlatih dengan keras. Begitupun dengan tim Cheers Yuri, mereka berlatih dengan lincahnya. Yuri sang ketua selalu ditempatkan di bagian tengah dan di formasi piramida ia selalu ditempatkan di bagian paling atas. Memang tubuh Yuri terlihat sedikit berisi, tapi sebenarnya tubuh ia cukup ringan.

“Hosh…Hosh…,” Sehun terengah-engah setiap ia hendak merebut bola dari Kai. Kai memang anggota baru, tapi ia begitu lincah dan cerdik dalam mengelabui lawan. Gerakan menipu sering Kai lakukan untuk mengecoh sang lawan. Terkadang bila tekniknya sudah diketahui lawan, ia akan mengeluarkan taktik baru agar ia tetap memegang bola.

“Kau lelah hah? Hoh..hoh..,” Cletuk Kai yang juga terengah-engah.

“Kau!.. hoohh.. Darimana kau belajar taktik itu? Sungguh aku lelah mengejarmu,” Lirih Sehun yang mencoba mengatur napasnya.

“Entah,” ungkap Kai dengan santai.

“Aku lelah. Hohh..” Lirih Sehun sambil membungkukan tubuhnya sampai 90°.

“Kau istirahat saja! Kai memang lawan yang melelahkan,” Ucap anggota lain.

“Tapi aku tak bermaksud begitu,” Ucap Kai.

Dengan lemas Sehun berjalan ke pinggir lapangan untuk beristirahat, sedangkan Kai terus berlatih dengan anggota lain.

Sekitar 2 jam 30 menit lamanya tim Cheers dan tim basket berlatih. Akhirnya sang pelatih menyudahkan latihan mereka.

“Latihan cukup! Pastikan kalian berdo’a untuk kemenangan esok! Jaga stamina! Fighting!” Ucap salah seorang pelatih basket.

“Fighting!!!” Seru seluruh anggota tim Sehun dengan serentak.

“Kalian daebak! Kompak! Berdoalah kalian akan terus menjadi penyemangat untuk tim basket Sehun! Fighting!” Ucap salah seorang pelatih Cheers.

“Fighting!!!” Seru seluruh anggota Cheers.

Seluruh anggota Cheers dan basket bubar karena latihan sudah selesai. Tiba-tiba salah seorang pelatih basket mendekati Kai, wajahnya yang serius membuat Kai sedikit kaget. Tapi Kai berusaha untuk bersikap santai.

“Kai!” Panggil pelatih basketnya.

“Ne?” Jawab Kai.

“Aku dengar dari Sehun kau menyukai Yuri, huh?” Tanya pelatih itu sambil menyenggol tangan Kai.

“Eoh?! Ne. Aku menyukainya. Dia cantik, baik, ceria, dia yeoja sempurna menurutku,” Ungkap Kai sambil memandangi Yuri yang berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti kostum latihannya.

“Kalau begitu kau harus menyatakan perasaanmu dengan segera! Banyak sekali namja yang menyukainya, jangan sampai kau didahului oleh mereka. Oh iya, aku seringkali melihatmu pergi makan siang dengannya,”

“Ya. Mungkin aku akan menyatakan perasaanku secepatnya,”

“Besok kau harus bermain dengan baik! Menangkan pertandingan! Buat Yuri terpana kepadamu! Dan dapatkanlah hatinya!” Ucap pelatih itu menyemangati Kai.

“Khamsahamnida!” Ucap Kai sedikit membungkuk.

“Aku doakan kau untuk esok hari!” Pelatih itu menepuk pundak Kai dan menyalaminya ala panco lalu pergi.

Tak lama setelah pelatih itu pergi, Yuri dan Jessica keluar dari dalam ruang ganti. Dengan sigap Kai berlari menghampiri mereka.

“Noona!” Panggil Kai.

“Kau belum pulang?” Tanya Yuri.

“Belum. Aku ingin mengajak Yuri noona un…,” Belum Kai selesai bicara, Jessica langsung menyerobot dengan bicaranya yang super cepat.

“Kau ingin mengajaknya makan malam kan? Lalu aku dengan siapa? Kris tidak ikut klub basket! Apa aku harus pulang sendiri?” Gerutu Jessica sambil mengerucutkan bibirnya.

“Bukan itu. Mianhae untuk malam ini aku tidak bisa makan malam bersama. Aku harus mengumpulkan tenagaku untuk besok,” Ucap Kai.

“Gwenchana, Kai. Lagipula aku ingin menjenguk appaku dulu,” Ucap Yuri. Yuri benar-benar anak yang berbakti kepada orang tua, ia begitu sayang kepada appanya.

“Kalau begitu aku antar kau ke Rumah Sakit, lalu mengantar Sica noona pulang. Otteokhae?” Ucap Kai.

“Oke!” Seru Jessica, Yuri dan Kai pun spontan menatap Jessica yang ribut sendiri. Yuri dan Kai hanya tersenyum lalu Kai mempersilakan Yuri dan Jessica jalan di depannya. Sudah sampai di lokasi parkir, Kai membukakan pintu mobilnya untuk kedua yeoja yang akan pulang bersamanya.

..

“Hati-hati ya noona. Semoga appamu cepat pulih,” Ucap Kai saat Yuri turun di depan Rumah Sakit.

“Ne. Gomawo,” Balas Yuri.

Saat ini Kai berdua di dalam mobilnya bersama Jessica. Jessica duduk di kursi belakang sambil memainkan gadget-nya.

“Kai? Kau suka kepada Yuri?” Tanya Jessica tiba-tiba.

Kai spontan membelalakan matanya. Kai sangat kaget dengan pertanyaan Jessica.

“Mwo?” Pekik Kai yang masih fokus ke jalan.

“Kau tuli? Apa kau menyukai Yuri?” Tanya Jessica lagi sedikit sinis.

“Kenapa kau bertanya?”

“Aku hanya penasaran dengan sikapmu kepadanya. Kau terlihat sangat perhatian kepadanya,”

Kai benar-benar kaget dan ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

“Sudah sampai. Cepatlah turun,” Titah Kai sinis.

Jessica keluar dari dalam mobil Kai dengan wajah ketusnya.

“Lain kali kalau tidak niat mengantarku pulang, lebih baik tidak usah. Gomawo,” Ucap Jessica sinis lalu masuk ke dalam rumahnya.

“Apa yang salah?” Gumam Kai.

*****************************

Esok hari~

Hari ini adalah hari pertandingan untuk tim basket Kai beserta lawannya. Kai datang sangat pagi untuk mendengarkan pengarahan dari pelatihnya. Begitu pula dengan Yuri, ia datang lebih dulu untuk pemanasan agar tubuhnya dan para anggotanya lebih lentur dan mereka akan tampil sebagai penyemangat yang lincah.

Prriiittt..

Peluit sudah ditiup, itu artinya pertandingan sudah dimulai. Point demi point dicetak oleh tim Sehun dan kawan-kawan, seringkali Kai yang mencetak point.

“Seperti biasa. Taktik yang bagus,” Ucap Sehun kepada Kai sambil menepuk punggungnya.

Pertandingan pun dilanjutkan lagi sampai akhirnya tim Sehun yang memenangkan pertandingan. Semua anggota pun merapat ke pinggir lapangan untuk istirahat. Tim basket Sehun dan tim Cheers Yuri bergabung, mereka semua istirahat bersama. Tapi ada yang berbeda disana, Kai dan Yuri terlihat sedikit memisah dari tim mereka. Kai yang terlihat sangat berkeringat begitu diperhatikan oleh Yuri.

“Pakai ini. Tubuhmu terlihat begitu berkeringat,” Ucap Yuri sambil menyerahkan handuk kecil kepada Kai.

“Gomawo, noona. Tapi aku merasa punggungku yang sangat berkeringat, apa kau bisa mengelapkannya untukku?” Pinta Kai.

“Baiklah,” Ucap Yuri lalu Kai memunggungi Yuri agar Yuri bisa mengelap punggungnya.

Ternyata perilaku mereka menjadi bahan tontonan. Anggota dari tim basket dan tim Cheers memperhatikan Kai dan Yuri yang terlihat sedang berduaan, Sehun pun langsung mengampiri Kai dan Yuri.

“Kan sudah ku bilang. Kalau ingin bermesraan jangan di tempat umum,” Sindir Sehun.

“Aku hanya ingin mengeringkan tubuhnya,” Jelas Yuri.

“Euh?! Ne!” Seru Kai sedikit gagap.

“Ne. Terserah kalian saja,” Ucap Sehun lalu meninggalkan Kai dan Yuri berdua lagi.

Yuri menyerahkan handuknya kepada Kai. Sebenarnya Yuri tak ingin dibicarakan yang aneh-aneh tentang dirinya dan Kai, Yuri takut Kai tidak menyukai hal itu, walau sebenarnya Yuri menyukai hal itu.

“Kau sangat keren saat bertanding,” Ungkap Yuri.

“Gomawo noona,” Ucap Kai sambil tersenyum.

Cukup lama mereka beristirahat sambil menunggu pengarahan dari panitia pertandingan. Saat hari menjelang siang, pengumuman pun terdengar dari speaker besar yang dipasang di setiap sudut dinding gedung olahraga itu.

“Untung pemenang hari ini besok wajib datang pukul 6 pagi untuk mendapatkan pengarahan di pertandingan selanjutnya,” Ucap seseorang di seberang sana melalui speaker itu.

“Hooh.. Sebenarnya aku lelah,” Lirih Kai.

“Tapi kau harus bermain lagi,” Ucap Yuri.

“Ne. Kau harus semangati aku,” Mohon Kai.

“Kenapa harus aku?”

“Karena kaulah penyemangat hidupku,”

“Mwo?” Pekik Yuri yang tidak begitu jelas mendengar perkataan Kai sebelumnya.

Tanpa banyak bicara lagi, Kai pergi menuju gerombolan dari tim basketnya. Sedangkan Yuri masih diam di tempat, sendirian.

‘Kenapa harus aku ya?’ Gumam batin Yuri.

Setelah beberapa lama Yuri berdiam diri, ia merasa kesepian dan beralih dari tempat duduknya menuju gerombolan Cheers-nya, dan Yuri pun ikut berbincang-bincang dengan anggota lain. Setelah waktu menunjukan hampir pukul 3 sore, seorang panitia pertandingan mengizinkan seluruh peserta lomba untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Seperti biasa Kai akan mengantar Yuri pulang ke rumahnya. Tapi ketika Kai dan Yuri hendak ke mobil Kai, beberapa sunbae menghadang jalan Kai dan Yuri.

“Eh, eh, eh.. Mau kemana anak kecil? Mengantar yeoja sexy-ku pulang huh?” Ucap seorang sunbae yang terlihat seperti seorang ketua dari gerombolan itu.

“Yeoja sexy-mu? Dia milikku,” Ucap Kai sambil menggenggam tangan Yuri dan Yuri pun membelalakan matanya karena kaget dengan ucapan Kai.

“Apa maksudmu?! Kau berani merebutnya dariku?!” Pekik sunbae itu kepada Kai.

“Memangnya dia pernah menjadi milikmu?” Tanya Kai dengan nada santai.

“Belum, tapi AKAN!”

“Menurutku tidak akan pernah,” Ucap Kai lagi, dan Yuri pun angkat bicara.

“Sudah! Sudah! Kalian ini apa-apaan? Baru bertemu sudah bertengkar,” Sentak Yuri.

“Jangan marah begitu chagi,” Ucap sunbae itu kepada Yuri.

“Jangan goda yeoja-ku!” Pekik Kai yang mulai berani.

“Kau berani padaku huh? Bagaimana kalau kita taruhan?” Tantang sang sunbae.

“Taruhan?” Ucap Kai dan Yuri berbarengan.

“Ne! Ku dengar kau selalu bermain dengan teknik andalanmu. Besok kita akan bertemu di pertandingan. Bila aku menang kau harus melepaskannya, bila kau yang menang terserah kau apakan yeoja-ku!” Ucap sunbae jahat itu.

“Berhentilah berkata ia yeojamu!” Pekik Kai. Yuri bersembunyi dibalik tubuh Kai sambil menggenggam lengan Kai dengan erat.

Sunbae jahat itu beserta kawan-kawannya langsung pergi meninggalkan Kai dan Yuri sambil tertawa-tawa, entah apa yang mereka tertawakan. Yuri kembali berdiri sejajar dengan Kai dan masih menggenggam lengan Kai dengan erat.

“Mianhae noona. Aku bilang kau yeojaku. Kau tak ingin kau disakiti oleh sunbae itu. Tampang mereka begitu menakutkan dan aku tahu kau juga takut kepada mereka,” Ucap Kai.

“Gwenchana. Tapi kau tahu aku takut darimana?” Ucap Yuri.

“Eratan tanganmu begitu kuat,” Ucap Kai dan Yuri pun melepas lengan Kai.

“Eh? Mianhae,” ucap Yuri.

Kai hanya membalas perkataan Yuri dengan senyuman. Selanjutnya mereka masuk ke dalam mobil untuk kembali ke rumah masing-masing.

Di tempat lain Jessica kebingungan mencari Yuri. Sejak selesai pertandingan ia sama sekali belum bertemu Yuri. Bahkan dompet Jessica ada di dalam tas Yuri.

“Kau kemana, Yuri-ah? Dompetku ada di dalam tasmu,” Lirih Jessica yang duduk di kursi penonton.

“Tak perlu mencari Yuri noona. Kau cukup mencariku,” Ucap Kris yang tiba-tiba ada di samping Jessica yang entah muncul dari mana.

“Mwo? Kenapa kau bisa disini? Kapan kau datang?”

“Itu tak penting. Yang penting itu aku harus mengantarmu pulang,”

“Wae?”

“Kau pasti tidak bisa pulang karena tidak membawa uang bukan?”

Jessica menyengir lalu menarik Kris. Jessica tahu Kris pasti melakukan kebiasaan yang sama dengan Kai. Kris pasti mengantarnya pulang menggunakan mobil pribadinya.

*****************************

“Jangan lupa makan siang noona,” Ucap Kai setelah Yuri menutup pintu mobilnya.

“Lebih tepatnya makan sore, karena ini pukul 4 sore,” Cletuk Yuri.

“Baiklah aku salah. Sampai ketemu besok,” Kai melesat dengan kecepatan cukup tinggi dengan mobilnya.

****************************

Esok hari..

PRIITTT

Pertandingan antara Senior dan Junior pun dimulai. Mereka bermain begitu semangatnya. Apalagi Kai yang seringkali diserbu oleh sunbae yang kemarin menantangnnya. Tapi benar saja Kai bermain dengan lincah, sunbae itu pun sampai kewalahan mencoba merebut bola dari tangan Kai. Kai yang mulai kelelahan pun kadangkali melempar bolanya ke teman satu tim.

Saat pertandingan hampir selesai, point yang dihasilkan antar kedua tim seri, dan itu membuat setiap tim emosi dan bermain lebih kasar lagi. Berbeda dengan Kai, ia masih bermain dengan biasanya tak ingin ada yang ia lukai. Saat lawan tim Kai melakukan pelanggaran, tim Kai diberikan kesempatan untuk mencetak point. Dan…..TING Kai berhasil menambah point saat sesuatu hampir tersengar begitu memekik..

PRIITTT PRITTTTTTTT….

Pertandingan selesai. Tim Kai menang dengan selisih point yang sangat sedikit. Sunbae yang kemarin menantangnya langsung mendatangi Kai yang sedang istirahat bersama Yuri.

“Baiklah. Aku akui kau menang, kau bisa mendapatkannya,” Ucap sunbae itu terdengar pasrah di telinga Kai.

Kai menyunggingkan bibirnya dan Yuri terlihat senang melihat sikap tenang dari sunbae itu.

“Chukkae! Kau memang selalu luar biasa,” Ucap Yuri sambil mengulurkan tangannya.

“Gomawo noona,” Ucap Kai lalu menjaba tangan Yuri.

“Kau harus mentraktirku,” Goda Yuri.

“Kita akan makan malam bersama,” Ucap Kai dan Yuri pun terlihat mengembangkan senyumnya.

“Aku rindu makan malam bersamamu. Bolehkah aku merequest tempat?” Pinta Yuri.

“Tentu boleh. Kau ingin makan dimana?” Tanya Kai.

“Aku ingin makan di tenda-tenda di pinggir jalan. Itu terlihat menyenangkan, aku belum pernah merasakan suasananya,”

“Jinjja kau ingin makan di tempat seperti itu?” Tanya Kai tak yakin.

“Ne. Aku ingin pengalaman pertamaku ini dilakukan bersamamu,”

Kai mendengar jelas kata-kata Yuri. Ia sangat senang, hatinya begitu berbunga-bunga. Ia rasa Yuri mulai menyukainya.


-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar