Yodah cusss aja yok~~>
Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle : First ”WOW!!”
Genre : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan
tentukan sendiri haha ^-^v
Cast :
-
Kim Jong In (Kai) EXO-K
-
Kwon Yuri SNSD
Other
Cast :
-
Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-
Jessica Jung SNSD
-
Oh Sehun EXO-K
-
D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;
“YURI-AH!!” Panggil seseorang dari jarak yang
cukup jauh dari tempat duduk Yuri dan Kai.
“EOMMA!!” Pekik Yuri sambil berlari kecil kea rah
eommanya.
“Apa yang terjadi?” Tanya eomma Yuri saat Yuri
mulai memeluk eommanya.
“Appa tiba-tiba pingsan setelah mendapat telepon
dari karyawannya. Hiks..hiks..hiks..,” Jelas Yuri.
“Apa sesuatu terjadi terhadap perusahaan kita?”
Ucap Eomma Yuri.
“Entah, Yul tak tahu pasti,” Ucap Yuri.
“Lalu siapa yang mengantarmu kemari?” Tanya eomma
Yuri.
“Kai,” Jawba Yuri singkat sambil menundukan
kepalanya.
“Apakah namja itu?” Tanya eomma Yuri sambil melihat
Kai yang sedang tertunduk.
“Ne eomma, jeongmal mianhae,” Lirih Yuri.
“Mengapa meminta maaf?” Tanya eomma Yuri heran.
“Kai menemuiku lagi,” Lirih Yuri sambil menutup
wajahnya dengan kedua tangannya.
“Eomma tak seperti appamu, Yuri-ah. Eomma
mengizinkanmu dekat dengannya,” Jelas eomma Yuri.
“Jinjjayo eomma? Eomma tak bohong kepadaku?”
Tanya Yuri dengan tergesa-gesa sambil membulatkan matanya.
“Untuk apa eomma bohong? Eomma senang melihat
namja itu dekat denganmu, ia sangat terlihat cocok denganmu,” Jelas eomma Yuri.
“Tapi appa pasti tak menyetujuinya,” Ucap Yuri dan
kembali menundukan kepalanya.
“Berdo’alah untuk kebaikanmu sendiri,” Ucap eomma
Yuri mencoba menyemangati anaknya itu. “Kau sudah berpacaran dengannya?” Tambah
eomma Yuri.
“Berpacaran? Aku pun tak tahu bagaimana
perasaannya terhadap aku,” Cletuk Yuri.
“Tapi kau menyukainya?” Tanya eomma Yuri lagi.
“Hmm,” Jawab Yuri menganggukan kepalanya.
“Apakah dia menyukaimu juga?” Tanya eomma Yuri.
“Entahlah, dia belum pernah menyatakan
perasaannya,” Ucap Yuri sedikit tertunduk.
“Oh, anak eomma jangan murung begitu. Seorang
namja pasti butuh waktu untuk menyatakan perasaannya. Eomma yakin dia
menyukaimu,” Ucap eomma Yuri sambil sedikit memperhatikan Kai yang sedang
mengepalkan kedua tangannya, terlihat cemas.
“Eomma tahu dari mana?” Tanya Yuri kebingungan.
“Apakah kau tidak memperhatikannya dengan baik?
Eomma tahu Kai pernah mengantarmu pulang ke rumah dan appa memukulnya, tapi Kai
tidak kapok, dia kembali ke rumah untuk menemuimu lagi bukan? Dan lagi-lagi
mendapat pukulan. Apa kau sadari itu?” Jelas eomma Yuri.
“Tapi eom….,” Ucapan Yuri terpotong oleh
eommanya.
“Bukankah ia yang mengantarmu kemari?” Tanya
eomma Yuri.
“Ne, sebenarnya aku tidak meminta tolong
kepadanya untuk mengantarku kemari. Tapi tiba-tiba saja dia datang untuk
membantuku,” Jelas Yuri.
“Nah?! Apa kau merasakan sesuatu yang aneh atas
itu?” Pekik eomma Yuri.
Yuri hanya menggelengkan kepalanya.
“Eomma rasa dia benar-benar memiliki perasaan
terhadapmu. Dia bisa merasakan kau sedang terkena musibah dan akhirnya dia
datang dengan tiba-tiba untuk menolongmu,” Jelas eomma Yuri.
Air mata Yuri semakin lama makin mengering dan
senyuman mulai terlukis lagi di wajah manis Yuri. ‘Dia memang pahlawanku,’
Bantin Yuri.
“Berdo’alah,” Ujar eomma Yuri.
Yuri mengangguk pelan.
“Sudah waktunya jam makan malam. Sebaiknya kamu makan
dulu, Yuri-ah,” Titah eomma Yuri.
“Lalu eomma bagaimana?” Tanya Yuri.
“Biarkan eomma menunggu disini,” Ucap eomma Yuri.
“Eomma tak makan malam?” Tanya Yuri tidak enak
meninggalkan eommany.
“Sudah sudah. Eomma masih kenyang, ajak Kai makan
malam sana,” Titah eomma Yuri sambil menodorong pelan punggung Yuri.
Yuri mengangguk dan sedikit menyengir.
***************************
Disisi lain Kai memikirkan sesuatu. Kai
mengepalkan kedua tangannya menjadi satu, terlihat begitu cemas.
‘Bagaimana keadaan appa Yuri, ya Tuhan?’ Batin
Kai.
Kai sangat gelisah. Bagaimana pun sikap appa Yuri
terhadapnya, Kai tetap saja menghargai bagian keluarga dari Yuri, yeoja yang ia
cintai.
Mata Kai sedikit melirik ke arah Yuri dan
eommanya. Kai sedikit penasaran apa yangs sedang mereka bicarakan. Tapi Kai
selalu berifikir positif, mungkin Yuri dan eommanya sedang membicarakan keadaan
appa Yuri.
‘Mengapa eommanya memperhatikanku sambil
tersenyum seperti itu?’ Batin Kai saat ia kembali melirik ke arah Yuri dan
eommanya.
‘Aah, mungkin dia menanyakan mengapa aku ada
disini,’ Desah Kai.
*************************
“Kai!” Pekik Yuri tepat di telinga Kai.
Dari jauh eomma Yuri memperhatikan perbuatan Yuri
terhadap Kai dan sedikit tertawa.
“Eoh?!” Kai terperanjat dari lamunannya.
“Ish kau ini, mengapa melamun seperti itu? Dari
tadi aku memanggilmu,” Cletuk Yuri kesal.
“Mmh, gwenchanayo noona. Waeyo? Mengapa kau tidak
duduk bersama eomma lagi?” Tanya Yuri mengalihkan pembicaraan mereka.
“Tak bolehkah aku kemari?” Tanya Yuri sedikit
kecewa.
“Bukan begitu, tapi….” Ucapan Kai terpotong oleh
Yuri.
“Aaah, sudahlah. Kajja!” Yuri tak ingin membahas
masalah yang sedang mereka bicarakan, ia pun menarik tangan Kai untuk pergi.
“Kajja? Kemana?” Tanya Kai kebingungan atas
ajakan Yuri.
“Makan malam. Huuh, aku lapar,” Desah Yuri.
“Oh, kau lapar?” Tanya Kai lagi yang semakin
membuat Yuri kesal.
“Iya pabbo! Tak usah banyak tanya, aku sangat
lapar,” Pekik Yuri sambil terus menarik tangan Kai.
“Baiklah, kajja!” Seru Kai yang kali ini menarik
tangan Yuri sedikit kasar.
“Kyaaa!!! Appo!! Tanganku!! Pelan-pelan pabbo!
Euh!” Pekik Yuri sambil mencubit tangan Kai.
“Aigo, ne ne. Aku akan lebih lembut,” Ucap Kai
sambil menarik tangan Yuri dengan lembut.
“Dasar anak muda. Ckckck,” Ucap eomma Yuri dari
kejauhan yang tadi memperhatikan tingkah Yuri dan Kai.
“Mereka terlihat cocok. Mulai dari wajah, postur
tubuh, dan kelakuan mereka. Andai appamu mengizinkanmu berdekatan dengan namja
itu, eomma akan senang melihatnya,” Tambah eomma Yuri sambil membayangkan wajah
Yuri dan Kai.
*******************************
“Silakan noona Kwon,” Kai mempersilakan Yuri
duduk di kursi yang sudah Kai pesan.
“Gomawo,” Ucap Yuri sambil tersenyum manis kepada
Kai.
‘Cantik sekali,’ Kai terdiam sejenak saat melihat
Yuri tersenyum kepadanya.
“Kau mau pesan apa?” Tanya Yuri sambil membuka
buku menu yang sudah dibawakan oleh pelayan.
“Samakan saja dengan pesananmu noona,” Ucap Kai
sambil terus memandangi Yuri.
“Baiklah. Mmh, saya pesan pancake blueberry dan
orange juice ya?” Pesan Yuri kepada sang pelayang.
Pelayan tersebut sedikit membungkuk kepada Yuri
dan Kai, memberi isyarat bahwa apa yang dipesan oleh mereka dapat dilaksanakan.
Nuansa yang cukup tenang di restoran itu.
Walaupun letaknya dekat dengan Rumah Sakit, restoran tersebut bernuansa romantis.
Keduanya menikmati nuansa tersebut. Apalagi mereka makan malam hanya berdua
saja. Mereka duduk di sebuah meja cukup kecil yang setara untuk sebuah
pasangan, dan terletak di dekat sebuah air mancur berukuran cukup besar.
Yuri dan Kai. Ya, pasangan yang memang saling
mencintai satu sama lain walaupun mereka masing-masing belum mengetahui
perasaan dari orang yang mereka cintai. Yuri begitu menikmati aura tempat itu,
tenang dengan lantunan lagu yang lembut dibarengi dengan gemercik air dari air
mancur yang ada di tempat itu dan lampu-lampu kecil yang menyinari malam di
tempat itu. Lain hal dengan Kai. Ia memang cukup menikmati nuansa tempat
tersebut, tapi ia lebih menikmati pemandangan di depan matanya. Pemandangan apa
itu? Wajah Yuri. Sedari tadi mungkin Yuri tidak memperhatikan Kai yang ada di
hadapannya. Yuri hanya memperhatikan setiap arsitektur restoran tersebut. Mulai
dari ukiran kayu, lukisan, sampai patung-patung kecil yang ada di sudut-sudut
tempat itu.
‘Noona neomu yeppeo,’ Batin Kai.
Kai terus memperhatikan wajah manis Yuri. Saat
itu Yuri memang terlihat sedikit berantakan. Itu karena saat ke Rumah Sakit ia
tidak berdandan dulu.
“Kyaa!! Mengapa kau memperhatikanku seperti
itu?!” Pekik Yuri yang baru tersadar bahwa Kai memperhatikannya dengan mata
bulat dan bibir yang sedikit terbuka. Yuri menyentil kening Kai.
“Aigoo,” Pekik Kai sambil mengelus keningnya.
“Kau ini kenapa?” Yuri menggerutu sambil
mengerucutkan bibirnya.
“Kenapa? Memangnya aku kenapa?” Tanya Kai
menggoda Yuri.
“Kau memperhatikanku seperti ingin menyantapku,”
Cletuk Yuri dan mulai memasang wajah datarnya.
“Apa kau berfikir aku adalah kanibal yang akan
menyantap bidadari cantik sepertimu noona?” Goda Kai.
“Kau mulai menggombaliku,” Cletuk Yuri sambil
mencubit hidung Kai.
“Dan kau mulai menyiksaku noona,” Cletuk Kai.
“Menyiksa bagaimana?” Tanya Yuri kebingungan
dengan kata-kata Kai.
“Kau menyentil keningku, dan sekarang kau
mencubit hidungku,” Protes Kai.
“Mwo?! Menurutmu itu sebuah siksaan? Aigoo!!”
Pekik Yuri.
“Nee,” Ucap Kai singkat.
“Itu berlebihan!!” Pekik Yuri sambil menarik
pelan rambut depan Kai yang sedikit menutup keningnya.
“Kau mulai menyiksaku noona,” Ucap Kai.
“Aku tak menyiksamu, gosong!”
“Ne ne ne. Tapi sekarang kau menggodaku noona,”
Ucap Kai.
“Menggoda? Siapa yang menggodamu?” Cletuk Yuri.
“Dirimu. Kau mulai memanggilku gosong, itu
tandanya kau menggodaku,” Jelas Kai.
“Mengapa bisa begitu?” Tanya Yuri kesal.
“Itu kare….” Ucapan Kai terpotong karena
kedatangan seorang pelayan.
“Nah, makanannya sudah datang. Kita lanjutkan
obrolan yang tadi nanti, aku sangat lapar,” Ujar Yuri.
“Eoh? Baiklah,” Ucap Kai sedikit kecewa. ‘Aku
masih ingin bercanda denganmu noona,’ Ucap Batin Kai.
Yuri memang terlihat sangat lapar. Cara makannya
lebih terburu-buru daripada biasanya.
“Kau benar-benar sangat lapar noona?” Cletuk Kai
sedikit terikikik.
“Ngh?” Yuri terhenti dari kegiatannya yang hendak
mengigit pancake yang sudah ia potong.
“Ah, abaikan saja. Ayo makan,” Ucap Kai.
Yuri sedikit tersenyum, ia malu atas tingkahnya
saat itu. Tapi kenyataan memang dia sangat lapar.
***************************
“KRIS!!”
Kris mencoba mencari suara itu, suara yang
menyebutkan namanya dengan lantang. Ia tahu itu suara siapa.
“Sica noona!” Pekik Kris saat ia menemukan
Jessica yang tadi memanggilnya. Kris berlari kecil mendekati Jessica.
“Apa yang kau lakukan disini noona?” Tanya Kris.
“Membeli baju,” Jawab Jessica.
“Membeli baju? Apa tidak salah?” Tanya Kris
kebingungan.
“Mengapa harus salah?” Tanya Jessica sambil
menaikan sebelah alisnya.
“Ini kan Toko Buku noona,” Gerutu Kris sambil
mengacak-acak poni Jessica.
“Iih, lagian kau ini, sudah tau ini Toko Buku.
Untuk apa kau tanya lagi?” Cletuk Jessica sedikit kesal.
“Hahaha mianhae noona. Ngomong-ngomong kemana
Yuri noona?” Tanya Kris sambil melihat-lihat ke belakang Jessica, mencari Yuri.
“Ia tak ikut denganku. Kai kemana?” Tanya
Jessica.
“Ia juga tak ikut denganku,” Jawab Kris.
“Kau sendiri disini?” Tanya Jessica lagi.
“Mmh, kau juga?” Tanya Kris lagi.
“Ya begitulah. Tadi siang Yuri menelponku, dia
minta tolong untuk meminjamkan mobilku kepadanya, tapi mobilku sedang
digunakan. Kira-kira ia ada masalah apa ya?” Jelas Jessica.
“Entahlah noona, aku tidak begitu dekat
dengannya. Bukankah ia punya banyak mobil? Dan ia bisa menyetir sendiri bukan?”
“Nah, itu yang aku bingungkan. Tidak biasanya ia
seperti itu. Tapi aku benar-benar khawatir dengannya, aku takut sesuatu terjadi
kepada sahabatku itu,” Lirih Jessica.
“Bagaimana kalau kau menghubunginya lagi?” Saran
Kris.
“Eoh? Ok, akan aku hubungi dia,” Jessica pun mengeluarkan
ponselnya dari dalam tasnya, mencoba untuk menghubungi Yuri.
-Di telepon-
“Yeoboseyo?” Ucap Jessica saat ia rasa teleponnya
sudah diterima oleh Yuri.
“Ne? Ada apa Sica?” Tanya Yuri tenang.
“Sebenarnya apa yang terjadi denganmu?” Tanya
Jessica panik.
“Memangnya kenapa?” Tanya Yuri kebingungan dengan
pertanyaan Jessica.
“Tadi sore kau mau meminjam mobilku, itu tidak
biasa untukmu yang mempunyai banyak mobil, memiliki supir, dan kau sendiri bisa
menyetir, Yuri-ah!” Jelas Jessica dan sedikit memekik di akhir kalimat.
“Ah, mianhae Jessica. Tapi penyakit appaku
kambuh. Supirku menjemput eomma, dan aku bingung bagaimana harus membawa appa
kalau aku menyetir sendiri,” Yuri menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Sedikit air mata mulai menetes disana.
“Eoh?! Jinjjayo? Semoga appamu lekas sembuh,
Yuri-ah!” Ucap Jessica mendo’akan kesembuhan appa Yuri.
“Ne, gomawo Sica,” Ucap Yuri dengan senyuman yang
sedikit terpancar dari wajahnya.
“Lalu siapa yang mengantarmu ke Rumah Sakit?
Taxi? Ambulance? Tetanggamu? Saudaramu?” Tanya Jessica bertubi-tubi.
“Kai,” Jawab Yuri singkat. Kai terperanjat dari
lamunannya, ia mendengar Yuri menyebutkan namanya. Yuri hanya melihat ke arah
Kai sekilas, lalu memalingkan pandangannya lagi.
“Jinjja? Pangeranmu? Eh!” Pekik Jessica yang
keceplosan menyebut ‘pangeran’.
“Mwo?! Jessica! Kau berisik sekali! Kau sedang
dimana?” Pekik Yuri.
“Ah, mianhae. Aku sedang di Toko Buku,” Jawab
Jessica.
“Sendirian?” Tanya Yuri singkat.
“Tadinya aku sendiri, tapi sekarang aku bersama Kris,”
Jelas Jessica.
“MWO?! KRIS?!” Pekik Yuri kaget mendengar Jessica
sedang berduaan dengan Kris.
“Ne. Waeyo?” Jessica mulai kebingungan mengapa
Yuri kaget seperti itu.
“Kalau dia mendengarmu bagaimana?” Ketus Yuri
sedikit berbisik di teleponnya.
“Sudahlah. Semuanya ak….”
‘tutt…tutt…tutt…’
Dengan tiba-tiba Yuri menutup teleponnya, membuar
Jessica yang ada di seberang sana menjadi kesal. Yuri mulai risih dengan
tatapan Kai. Yuri memasukan ponselnya ke dalam tas kecil yang ia bawa.
“Mengapa kau menatapku seperti itu?” Tanya Yuri
sedikit ketus.
“Tak bolehkah aku menatap yeoja yang tiba-tiba
menyebutkan namaku dan nama chinguku di telepon?” Tanya Kai sedikit sinis tapi
menggoda.
“Tadi Jessica bertanya kepadaku, dengan siapa aku
kemari, tentu saja aku menyebutkan namamu gosong!” Jawab Yuri sedikit memekik.
“Bagaimana dengan ‘Mwo?! Kris?!’??” Kai
mempraktekan bagaimana Yuri memekikan nama Kris saat berteleponan dengan
Jessica.
“Dia kan sedang ke Toko Buku dengan Kris,” Jawab
Yuri ketus.
“Lalu mengapa kau sepertinya kaget?” Kai kembali
menggoda Yuri.
“Ah, i-itu….” Tiba-tiba Yuri menjadi gagap.
“Waeyo? Kau menyukainya?”
“MWO?! AKU TIDAK MENYUKAINYA PABBO!!” Pekik Yuri
sambil mengetuk kening Kai.
“Aigoo, tak bisakah kau lembut kepadaku? Lalu kau
menyukai siapa noona Kwon?” Tanya Kai, semakin menggoda Yuri.
“AKU HANYA MENYUKAIiii….,” Nada Yuri yang tinggi
di awal semakin menurun, hampir saja ia menyebutkan nama orang yang ia sukai.
“Nugu?” Tanya Kai yang masih saja menggoda Yuri.
Yuri hanya diam, ia memainkan garpu yang ada di
tangannya.
“Sebaiknya kita kembali ke Rumah Sakit,” Ajak
Yuri untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
“Eoh?! Ne,” Balas Kai singkat.
Sepanjang perjalanan Yuri dan Kai hanya berdiam.
Tidak membahas apapun. Yuri merasa sedikit canggung, entah karena apa. Tapi
Yuri merasa wajahnya pasti merah merona karena ia malu, hampir saja menyebutkan
nama namja yang ia sukai di depan namja yang memiliki nama itu. Lain hal dengan
Kai. Kai terlihat santai walau bingung harus mengajak Yuri membahas apa. Di
dalam hati Kai, ia terus bertanya-tanya. ‘Nugu? Siapa namja yang kau suka noona
Kwon?’ Batin Kai.
Pada akhirnya mereka kembali ke Ruangan yang
menjadi Ruang Inap untuk appa Yuri.
***************************
“Pangeran? Yuri noona bertemu pangeran?” Tanya
Kris kepada Jessica dengan penasaran.
“Mwo?! Aniyo, pangeran dari mana? Pangeran
kodok?” Ucap Jessica sedikit tertawa.
“Lalu siapa yang kau maksudkan pangeran tadi?”
Tanya Kris lagi dengan penuh rasa penasaran.
“Oh, itu? Itu Kai. Eh!” Jessica keceplosan
menyebutkan nama namja yang disebutkan sebagai ‘pangeran’.
“Mwo?! Kai?” Tanya Kris kaget.
“Eh, i-itu..,” Jessica berusaha menjelaskan apa
yang ia maksud, tapi tiba-tiba ia sangat sulit untuk mengucapkan kata-kata.
“Pangeran? Kai? Apa Yuri noona menyukai Kai?”
Tanya Kris yang menggoda Jessica, ia sedikit membungkuk agar bisa melihat wajah
Jessica dari dekat. Jessica sedikit kaget melihat Kris melihatnya dengan jarak
yang cukup dekat, ia hanya bisa menundukan kepalanya, karena ia merasa pipinya
pasti sudah memerah diperhatikan seperti tiu.
“I-itu bukan apa-apa,” Jawab Jessica yang
tiba-tiba menjadi gagap.
“Kau yakin itu bukan apa-apa?” Tanya Kris lagi
yang memperhatikan Jessica semakin dekat.
“Ne,” Jawab Jessica singkat yang masih tertunduk.
“Aku tak suka dibohongi,” Ucap Kris berusaha
membuat Jessica menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, “Aku pun tahu kau tak
suka dibohongi,” Tambah Kris.
‘Aniyaa!! Tak mungkin aku menceritakan rahasia
chinguku sendiri kepada orang lain. Apalagi ini masalah perasaannya. Tapi aku
tak ingin membuat Kris kecewa. Aigoo!!’ Jerit batin Jessica.
“Kenapa kau diam saja?” Tanya Kris yang masih
menggoda.
“Aku akan menceritakannya, tapi kau harus janji
tidak memberitahu siapapun. Arra!” Tawar Jessica.
“Mmh, arra,” Ucap Kris.
“Memang Yuri menyukai Kai,” Jessica
menjelaskannya singkat.
“Mwo?! Jinjja?!” Pekik Kris.
“Euh! Jinjjayo!” Pekik Jessica sambil mengetuk
kening Kris.
“Tak kusangka. Hahaha,” Kris tertawa
terbahak-bahak mendengar apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa ia sadari, hampir
semua orang di Toko Buku itu memperhatikan Kris yang tertawa cukup keras.
“Pabbo! Tertawamu berisik sekali!” Pekik Jessica
sambil memukul lengan Kris.
“Tapi itu memang lucu, noona. Hahaha,” Kris
kembali tertawa.
“Apa yang lucu?” Tanya Jessica sedikit kesal.
“Mereka seperti kita,” Ucap Kris.
“Maksudmu?” Tanya Jessica yang kali ini
kebingungan.
“Mereka saling menyukai,” Jawab Kris dengan
santai, tapi tiba-tiba ia sadar memberitahu bahwa Kai juga menyukai Yuri. Kris
pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“MWO?!” Pekik Jessica saking kagetnya.
“Aigoo,” Keluh Kris sambil menepuk keningnya
sendiri.
“Kau serius? Kai juga menyukai Yuri?” Tanya
Jessica penasaran.
“Ne,” Kris tidak bisa membohongi Jessica.
“HAHAHA!!” Jessica tertawa terbahak-bahak,
mungkin bisa lebih keras dari Kris. Kris yang tadinya berdiri disamping Jessica
langsung beralih ke belakang Jessica sambil membungkam mulut Jessica agar tidak
tertawa lagi.
“Kau bahkan lebih berisik dariku noona,” Cletuk
Kris.
Jessica mencubit tangan Kris yang membungkam
mulutnya, mencoba melepaskan tangan Kris dari sana.
“Ish!” Ketus Jessica.
“Benar-benar,” Ucap Kris santai.
“Benar-benar apa?” Tanya Jessica.
“Mereka benar-benar cocok,” Ucap Kris.
‘Seperti Kita,’ Batin Jessica.
“Kajja!” Seru Kris sambil menarik tangan Jessica.
“Kemana?” Tanya Jessica.
“Aku lapar. Kajja! Kita makan malam. Aku yang
bayar,” Ajak Kris.
“Jinjja? Okelah kalau begitu,”
“Tapi kita bayar dulu buku ini,” Ucap Kris.
“Ne,”
Setelah membayar buku yang mereka beli, mereka
langsung ke tempat makan yang tak jauh dari Toko itu.
*****************************
“Ini sudah larut malam. Sebaiknya kau kembali ke
rumahmu,” Titah Yuri kepada Kai.
“Lalu bagaimana dengan appamu?” Tanya Kai
khawatir.
“Aku dan eomma bisa menjaganya,” Ucap Yuri.
“Jinjja? Apa tidak sebaiknya aku membantumu
menjaganya?” Kai menawarkan sikap baiknya.
“Ah, tidak perlu. Besok kau harus sekolah kan?”
“Ne,” Ucap Kai sambil menundukan kepalanya.
“Sudah, jangan seperti itu. Cepat pulang! Ini
sudah larut malam,” Pekik Yuri sambil mendorong-dorong punggung Kai.
Kai hanya melemaskan tubuhnya, membiarkan Yuri
untuk mudah mendorong-dorong tubuhnya.
“Permisi,” Ucap seseorang yang tiba-tiba keluar
dari ruangan yang ditempati appa Yuri.
Tanpa aba-aba, Yuri, Kai, dan eomma Yuri menoleh
ke arah sumber suara itu.
“Ne ahjussi?” Ucap Yuri sambil berlari kecil
mendekati dokter yang baru saja memeriksa keadaan appanya, diikuti oleh Kai dan
eomma Yuri.
“Keadaan appa anda untuk kali ini sudah membaik.
Tapi kami dari tim medis menyarankan agar appa anda menjalani operasi Jantung
besok siang,” Jelas sang dokter.
“Kira-kira berapa ya biayanya?” Tanya Yuri.
“Untuk biaya anda bisa menanyakannya ke bagian
pembayaran,” Ucap dokter itu.
“Oh, baiklah,” Ucap Yuri.
Dokter itu meninggalkan Yuri, Kai, dan eomma
Yuri.
“Noona?” Ucap Kai.
“Ne?” Jawab Yuri singkat.
“Apa tidak sebaiknya kau membayar biaya
administrasinya?” Saran Kai.
Yuri hanya menggangukan kepalanya.
“Aku antar kau ke bawah,” Ucap Kai.
Yuri hanya mengangguk lagi.
**************************
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar