Selasa, 04 Juni 2013

First "WOW!!" CHAPTER 12

Sorry ya lama terus nih postingnya. Author lg sibuk ngurusin SMA+main terus XD
Yodah cusss aja yok~~>

Author : @AriatnaCitraC ^-^

Tittle    : First ”WOW!!”
Genre  : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v
Cast     :              
-          Kim Jong In (Kai) EXO-K
-          Kwon Yuri SNSD
Other Cast       :
-          Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-          Jessica Jung SNSD
-          Oh Sehun EXO-K
-          D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;

“YURI-AH!!” Panggil seseorang dari jarak yang cukup jauh dari tempat duduk Yuri dan Kai.
Bersamaan Yuri dan Kai menolehkan pandangannya kepada orang yang memanggil Yuri.


“EOMMA!!” Pekik Yuri sambil berlari kecil kea rah eommanya.
“Apa yang terjadi?” Tanya eomma Yuri saat Yuri mulai memeluk eommanya.
“Appa tiba-tiba pingsan setelah mendapat telepon dari karyawannya. Hiks..hiks..hiks..,” Jelas Yuri.
“Apa sesuatu terjadi terhadap perusahaan kita?” Ucap Eomma Yuri.
“Entah, Yul tak tahu pasti,” Ucap Yuri.
“Lalu siapa yang mengantarmu kemari?” Tanya eomma Yuri.
“Kai,” Jawba Yuri singkat sambil menundukan kepalanya.
“Apakah namja itu?” Tanya eomma Yuri sambil melihat Kai yang sedang tertunduk.
“Ne eomma, jeongmal mianhae,” Lirih Yuri.
“Mengapa meminta maaf?” Tanya eomma Yuri heran.
“Kai menemuiku lagi,” Lirih Yuri sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Eomma tak seperti appamu, Yuri-ah. Eomma mengizinkanmu dekat dengannya,” Jelas eomma Yuri.
“Jinjjayo eomma? Eomma tak bohong kepadaku?” Tanya Yuri dengan tergesa-gesa sambil membulatkan matanya.
“Untuk apa eomma bohong? Eomma senang melihat namja itu dekat denganmu, ia sangat terlihat cocok denganmu,” Jelas eomma Yuri.
“Tapi appa pasti tak menyetujuinya,” Ucap Yuri dan kembali menundukan kepalanya.
“Berdo’alah untuk kebaikanmu sendiri,” Ucap eomma Yuri mencoba menyemangati anaknya itu. “Kau sudah berpacaran dengannya?” Tambah eomma Yuri.
“Berpacaran? Aku pun tak tahu bagaimana perasaannya terhadap aku,” Cletuk Yuri.
“Tapi kau menyukainya?” Tanya eomma Yuri lagi.
“Hmm,” Jawab Yuri menganggukan kepalanya.
“Apakah dia menyukaimu juga?” Tanya eomma Yuri.
“Entahlah, dia belum pernah menyatakan perasaannya,” Ucap Yuri sedikit tertunduk.
“Oh, anak eomma jangan murung begitu. Seorang namja pasti butuh waktu untuk menyatakan perasaannya. Eomma yakin dia menyukaimu,” Ucap eomma Yuri sambil sedikit memperhatikan Kai yang sedang mengepalkan kedua tangannya, terlihat cemas.
“Eomma tahu dari mana?” Tanya Yuri kebingungan.
“Apakah kau tidak memperhatikannya dengan baik? Eomma tahu Kai pernah mengantarmu pulang ke rumah dan appa memukulnya, tapi Kai tidak kapok, dia kembali ke rumah untuk menemuimu lagi bukan? Dan lagi-lagi mendapat pukulan. Apa kau sadari itu?” Jelas eomma Yuri.
“Tapi eom….,” Ucapan Yuri terpotong oleh eommanya.
“Bukankah ia yang mengantarmu kemari?” Tanya eomma Yuri.
“Ne, sebenarnya aku tidak meminta tolong kepadanya untuk mengantarku kemari. Tapi tiba-tiba saja dia datang untuk membantuku,” Jelas Yuri.
“Nah?! Apa kau merasakan sesuatu yang aneh atas itu?” Pekik eomma Yuri.
Yuri hanya menggelengkan kepalanya.
“Eomma rasa dia benar-benar memiliki perasaan terhadapmu. Dia bisa merasakan kau sedang terkena musibah dan akhirnya dia datang dengan tiba-tiba untuk menolongmu,” Jelas eomma Yuri.
Air mata Yuri semakin lama makin mengering dan senyuman mulai terlukis lagi di wajah manis Yuri. ‘Dia memang pahlawanku,’ Bantin Yuri.
“Berdo’alah,” Ujar eomma Yuri.
Yuri mengangguk pelan.
“Sudah waktunya jam makan malam. Sebaiknya kamu makan dulu, Yuri-ah,” Titah eomma Yuri.
“Lalu eomma bagaimana?” Tanya Yuri.
“Biarkan eomma menunggu disini,” Ucap eomma Yuri.
“Eomma tak makan malam?” Tanya Yuri tidak enak meninggalkan eommany.
“Sudah sudah. Eomma masih kenyang, ajak Kai makan malam sana,” Titah eomma Yuri sambil menodorong pelan punggung Yuri.
Yuri mengangguk dan sedikit menyengir.
***************************
Disisi lain Kai memikirkan sesuatu. Kai mengepalkan kedua tangannya menjadi satu, terlihat begitu cemas.
‘Bagaimana keadaan appa Yuri, ya Tuhan?’ Batin Kai.
Kai sangat gelisah. Bagaimana pun sikap appa Yuri terhadapnya, Kai tetap saja menghargai bagian keluarga dari Yuri, yeoja yang ia cintai.
Mata Kai sedikit melirik ke arah Yuri dan eommanya. Kai sedikit penasaran apa yangs sedang mereka bicarakan. Tapi Kai selalu berifikir positif, mungkin Yuri dan eommanya sedang membicarakan keadaan appa Yuri.
‘Mengapa eommanya memperhatikanku sambil tersenyum seperti itu?’ Batin Kai saat ia kembali melirik ke arah Yuri dan eommanya.
‘Aah, mungkin dia menanyakan mengapa aku ada disini,’ Desah Kai.
*************************
“Kai!” Pekik Yuri tepat di telinga Kai.
Dari jauh eomma Yuri memperhatikan perbuatan Yuri terhadap Kai dan sedikit tertawa.
“Eoh?!” Kai terperanjat dari lamunannya.
“Ish kau ini, mengapa melamun seperti itu? Dari tadi aku memanggilmu,” Cletuk Yuri kesal.
“Mmh, gwenchanayo noona. Waeyo? Mengapa kau tidak duduk bersama eomma lagi?” Tanya Yuri mengalihkan pembicaraan mereka.
“Tak bolehkah aku kemari?” Tanya Yuri sedikit kecewa.
“Bukan begitu, tapi….” Ucapan Kai terpotong oleh Yuri.
“Aaah, sudahlah. Kajja!” Yuri tak ingin membahas masalah yang sedang mereka bicarakan, ia pun menarik tangan Kai untuk pergi.
“Kajja? Kemana?” Tanya Kai kebingungan atas ajakan Yuri.
“Makan malam. Huuh, aku lapar,” Desah Yuri.
“Oh, kau lapar?” Tanya Kai lagi yang semakin membuat Yuri kesal.
“Iya pabbo! Tak usah banyak tanya, aku sangat lapar,” Pekik Yuri sambil terus menarik tangan Kai.
“Baiklah, kajja!” Seru Kai yang kali ini menarik tangan Yuri sedikit kasar.
“Kyaaa!!! Appo!! Tanganku!! Pelan-pelan pabbo! Euh!” Pekik Yuri sambil mencubit tangan Kai.
“Aigo, ne ne. Aku akan lebih lembut,” Ucap Kai sambil menarik tangan Yuri dengan lembut.

“Dasar anak muda. Ckckck,” Ucap eomma Yuri dari kejauhan yang tadi memperhatikan tingkah Yuri dan Kai.
“Mereka terlihat cocok. Mulai dari wajah, postur tubuh, dan kelakuan mereka. Andai appamu mengizinkanmu berdekatan dengan namja itu, eomma akan senang melihatnya,” Tambah eomma Yuri sambil membayangkan wajah Yuri dan Kai.
*******************************
“Silakan noona Kwon,” Kai mempersilakan Yuri duduk di kursi yang sudah Kai pesan.
“Gomawo,” Ucap Yuri sambil tersenyum manis kepada Kai.
‘Cantik sekali,’ Kai terdiam sejenak saat melihat Yuri tersenyum kepadanya.
“Kau mau pesan apa?” Tanya Yuri sambil membuka buku menu yang sudah dibawakan oleh pelayan.
“Samakan saja dengan pesananmu noona,” Ucap Kai sambil terus memandangi Yuri.
“Baiklah. Mmh, saya pesan pancake blueberry dan orange juice ya?” Pesan Yuri kepada sang pelayang.
Pelayan tersebut sedikit membungkuk kepada Yuri dan Kai, memberi isyarat bahwa apa yang dipesan oleh mereka dapat dilaksanakan.
Nuansa yang cukup tenang di restoran itu. Walaupun letaknya dekat dengan Rumah Sakit, restoran tersebut bernuansa romantis. Keduanya menikmati nuansa tersebut. Apalagi mereka makan malam hanya berdua saja. Mereka duduk di sebuah meja cukup kecil yang setara untuk sebuah pasangan, dan terletak di dekat sebuah air mancur berukuran cukup besar.
Yuri dan Kai. Ya, pasangan yang memang saling mencintai satu sama lain walaupun mereka masing-masing belum mengetahui perasaan dari orang yang mereka cintai. Yuri begitu menikmati aura tempat itu, tenang dengan lantunan lagu yang lembut dibarengi dengan gemercik air dari air mancur yang ada di tempat itu dan lampu-lampu kecil yang menyinari malam di tempat itu. Lain hal dengan Kai. Ia memang cukup menikmati nuansa tempat tersebut, tapi ia lebih menikmati pemandangan di depan matanya. Pemandangan apa itu? Wajah Yuri. Sedari tadi mungkin Yuri tidak memperhatikan Kai yang ada di hadapannya. Yuri hanya memperhatikan setiap arsitektur restoran tersebut. Mulai dari ukiran kayu, lukisan, sampai patung-patung kecil yang ada di sudut-sudut tempat itu.
‘Noona neomu yeppeo,’ Batin Kai.
Kai terus memperhatikan wajah manis Yuri. Saat itu Yuri memang terlihat sedikit berantakan. Itu karena saat ke Rumah Sakit ia tidak berdandan dulu.
“Kyaa!! Mengapa kau memperhatikanku seperti itu?!” Pekik Yuri yang baru tersadar bahwa Kai memperhatikannya dengan mata bulat dan bibir yang sedikit terbuka. Yuri menyentil kening Kai.
“Aigoo,” Pekik Kai sambil mengelus keningnya.
“Kau ini kenapa?” Yuri menggerutu sambil mengerucutkan bibirnya.
“Kenapa? Memangnya aku kenapa?” Tanya Kai menggoda Yuri.
“Kau memperhatikanku seperti ingin menyantapku,” Cletuk Yuri dan mulai memasang wajah datarnya.
“Apa kau berfikir aku adalah kanibal yang akan menyantap bidadari cantik sepertimu noona?” Goda Kai.
“Kau mulai menggombaliku,” Cletuk Yuri sambil mencubit hidung Kai.
“Dan kau mulai menyiksaku noona,” Cletuk Kai.
“Menyiksa bagaimana?” Tanya Yuri kebingungan dengan kata-kata Kai.
“Kau menyentil keningku, dan sekarang kau mencubit hidungku,” Protes Kai.
“Mwo?! Menurutmu itu sebuah siksaan? Aigoo!!” Pekik Yuri.
“Nee,” Ucap Kai singkat.
“Itu berlebihan!!” Pekik Yuri sambil menarik pelan rambut depan Kai yang sedikit menutup keningnya.
“Kau mulai menyiksaku noona,” Ucap Kai.
“Aku tak menyiksamu, gosong!”
“Ne ne ne. Tapi sekarang kau menggodaku noona,” Ucap Kai.
“Menggoda? Siapa yang menggodamu?” Cletuk Yuri.
“Dirimu. Kau mulai memanggilku gosong, itu tandanya kau menggodaku,” Jelas Kai.
“Mengapa bisa begitu?” Tanya Yuri kesal.
“Itu kare….” Ucapan Kai terpotong karena kedatangan seorang pelayan.
“Nah, makanannya sudah datang. Kita lanjutkan obrolan yang tadi nanti, aku sangat lapar,” Ujar Yuri.
“Eoh? Baiklah,” Ucap Kai sedikit kecewa. ‘Aku masih ingin bercanda denganmu noona,’ Ucap Batin Kai.
Yuri memang terlihat sangat lapar. Cara makannya lebih terburu-buru daripada biasanya.
“Kau benar-benar sangat lapar noona?” Cletuk Kai sedikit terikikik.
“Ngh?” Yuri terhenti dari kegiatannya yang hendak mengigit pancake yang sudah ia potong.
“Ah, abaikan saja. Ayo makan,” Ucap Kai.
Yuri sedikit tersenyum, ia malu atas tingkahnya saat itu. Tapi kenyataan memang dia sangat lapar.
***************************
“KRIS!!”
Kris mencoba mencari suara itu, suara yang menyebutkan namanya dengan lantang. Ia tahu itu suara siapa.
“Sica noona!” Pekik Kris saat ia menemukan Jessica yang tadi memanggilnya. Kris berlari kecil mendekati Jessica.
“Apa yang kau lakukan disini noona?” Tanya Kris.
“Membeli baju,” Jawab Jessica.
“Membeli baju? Apa tidak salah?” Tanya Kris kebingungan.
“Mengapa harus salah?” Tanya Jessica sambil menaikan sebelah alisnya.
“Ini kan Toko Buku noona,” Gerutu Kris sambil mengacak-acak poni Jessica.
“Iih, lagian kau ini, sudah tau ini Toko Buku. Untuk apa kau tanya lagi?” Cletuk Jessica sedikit kesal.
“Hahaha mianhae noona. Ngomong-ngomong kemana Yuri noona?” Tanya Kris sambil melihat-lihat ke belakang Jessica, mencari Yuri.
“Ia tak ikut denganku. Kai kemana?” Tanya Jessica.
“Ia juga tak ikut denganku,” Jawab Kris.
“Kau sendiri disini?” Tanya Jessica lagi.
“Mmh, kau juga?” Tanya Kris lagi.
“Ya begitulah. Tadi siang Yuri menelponku, dia minta tolong untuk meminjamkan mobilku kepadanya, tapi mobilku sedang digunakan. Kira-kira ia ada masalah apa ya?” Jelas Jessica.
“Entahlah noona, aku tidak begitu dekat dengannya. Bukankah ia punya banyak mobil? Dan ia bisa menyetir sendiri bukan?”
“Nah, itu yang aku bingungkan. Tidak biasanya ia seperti itu. Tapi aku benar-benar khawatir dengannya, aku takut sesuatu terjadi kepada sahabatku itu,” Lirih Jessica.
“Bagaimana kalau kau menghubunginya lagi?” Saran Kris.
“Eoh? Ok, akan aku hubungi dia,” Jessica pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya, mencoba untuk menghubungi Yuri.
-Di telepon-
“Yeoboseyo?” Ucap Jessica saat ia rasa teleponnya sudah diterima oleh Yuri.
“Ne? Ada apa Sica?” Tanya Yuri tenang.
“Sebenarnya apa yang terjadi denganmu?” Tanya Jessica panik.
“Memangnya kenapa?” Tanya Yuri kebingungan dengan pertanyaan Jessica.
“Tadi sore kau mau meminjam mobilku, itu tidak biasa untukmu yang mempunyai banyak mobil, memiliki supir, dan kau sendiri bisa menyetir, Yuri-ah!” Jelas Jessica dan sedikit memekik di akhir kalimat.
“Ah, mianhae Jessica. Tapi penyakit appaku kambuh. Supirku menjemput eomma, dan aku bingung bagaimana harus membawa appa kalau aku menyetir sendiri,” Yuri menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sedikit air mata mulai menetes disana.
“Eoh?! Jinjjayo? Semoga appamu lekas sembuh, Yuri-ah!” Ucap Jessica mendo’akan kesembuhan appa Yuri.
“Ne, gomawo Sica,” Ucap Yuri dengan senyuman yang sedikit terpancar dari wajahnya.
“Lalu siapa yang mengantarmu ke Rumah Sakit? Taxi? Ambulance? Tetanggamu? Saudaramu?” Tanya Jessica bertubi-tubi.
“Kai,” Jawab Yuri singkat. Kai terperanjat dari lamunannya, ia mendengar Yuri menyebutkan namanya. Yuri hanya melihat ke arah Kai sekilas, lalu memalingkan pandangannya lagi.
“Jinjja? Pangeranmu? Eh!” Pekik Jessica yang keceplosan menyebut ‘pangeran’.
“Mwo?! Jessica! Kau berisik sekali! Kau sedang dimana?” Pekik Yuri.
“Ah, mianhae. Aku sedang di Toko Buku,” Jawab Jessica.
“Sendirian?” Tanya Yuri singkat.
“Tadinya aku sendiri, tapi sekarang aku bersama Kris,” Jelas Jessica.
“MWO?! KRIS?!” Pekik Yuri kaget mendengar Jessica sedang berduaan dengan Kris.
“Ne. Waeyo?” Jessica mulai kebingungan mengapa Yuri kaget seperti itu.
“Kalau dia mendengarmu bagaimana?” Ketus Yuri sedikit berbisik di teleponnya.
“Sudahlah. Semuanya ak….”
‘tutt…tutt…tutt…’
Dengan tiba-tiba Yuri menutup teleponnya, membuar Jessica yang ada di seberang sana menjadi kesal. Yuri mulai risih dengan tatapan Kai. Yuri memasukan ponselnya ke dalam tas kecil yang ia bawa.
“Mengapa kau menatapku seperti itu?” Tanya Yuri sedikit ketus.
“Tak bolehkah aku menatap yeoja yang tiba-tiba menyebutkan namaku dan nama chinguku di telepon?” Tanya Kai sedikit sinis tapi menggoda.
“Tadi Jessica bertanya kepadaku, dengan siapa aku kemari, tentu saja aku menyebutkan namamu gosong!” Jawab Yuri sedikit memekik.
“Bagaimana dengan ‘Mwo?! Kris?!’??” Kai mempraktekan bagaimana Yuri memekikan nama Kris saat berteleponan dengan Jessica.
“Dia kan sedang ke Toko Buku dengan Kris,” Jawab Yuri ketus.
“Lalu mengapa kau sepertinya kaget?” Kai kembali menggoda Yuri.
“Ah, i-itu….” Tiba-tiba Yuri menjadi gagap.
“Waeyo? Kau menyukainya?”
“MWO?! AKU TIDAK MENYUKAINYA PABBO!!” Pekik Yuri sambil mengetuk kening Kai.
“Aigoo, tak bisakah kau lembut kepadaku? Lalu kau menyukai siapa noona Kwon?” Tanya Kai, semakin menggoda Yuri.
“AKU HANYA MENYUKAIiii….,” Nada Yuri yang tinggi di awal semakin menurun, hampir saja ia menyebutkan nama orang yang ia sukai.
“Nugu?” Tanya Kai yang masih saja menggoda Yuri.
Yuri hanya diam, ia memainkan garpu yang ada di tangannya.
“Sebaiknya kita kembali ke Rumah Sakit,” Ajak Yuri untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
“Eoh?! Ne,” Balas Kai singkat.
Sepanjang perjalanan Yuri dan Kai hanya berdiam. Tidak membahas apapun. Yuri merasa sedikit canggung, entah karena apa. Tapi Yuri merasa wajahnya pasti merah merona karena ia malu, hampir saja menyebutkan nama namja yang ia sukai di depan namja yang memiliki nama itu. Lain hal dengan Kai. Kai terlihat santai walau bingung harus mengajak Yuri membahas apa. Di dalam hati Kai, ia terus bertanya-tanya. ‘Nugu? Siapa namja yang kau suka noona Kwon?’ Batin Kai.
Pada akhirnya mereka kembali ke Ruangan yang menjadi Ruang Inap untuk appa Yuri.
***************************
“Pangeran? Yuri noona bertemu pangeran?” Tanya Kris kepada Jessica dengan penasaran.
“Mwo?! Aniyo, pangeran dari mana? Pangeran kodok?” Ucap Jessica sedikit tertawa.
“Lalu siapa yang kau maksudkan pangeran tadi?” Tanya Kris lagi dengan penuh rasa penasaran.
“Oh, itu? Itu Kai. Eh!” Jessica keceplosan menyebutkan nama namja yang disebutkan sebagai ‘pangeran’.
“Mwo?! Kai?” Tanya Kris kaget.
“Eh, i-itu..,” Jessica berusaha menjelaskan apa yang ia maksud, tapi tiba-tiba ia sangat sulit untuk mengucapkan kata-kata.
“Pangeran? Kai? Apa Yuri noona menyukai Kai?” Tanya Kris yang menggoda Jessica, ia sedikit membungkuk agar bisa melihat wajah Jessica dari dekat. Jessica sedikit kaget melihat Kris melihatnya dengan jarak yang cukup dekat, ia hanya bisa menundukan kepalanya, karena ia merasa pipinya pasti sudah memerah diperhatikan seperti tiu.
“I-itu bukan apa-apa,” Jawab Jessica yang tiba-tiba menjadi gagap.
“Kau yakin itu bukan apa-apa?” Tanya Kris lagi yang memperhatikan Jessica semakin dekat.
“Ne,” Jawab Jessica singkat yang masih tertunduk.
“Aku tak suka dibohongi,” Ucap Kris berusaha membuat Jessica menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, “Aku pun tahu kau tak suka dibohongi,” Tambah Kris.
‘Aniyaa!! Tak mungkin aku menceritakan rahasia chinguku sendiri kepada orang lain. Apalagi ini masalah perasaannya. Tapi aku tak ingin membuat Kris kecewa. Aigoo!!’ Jerit batin Jessica.
“Kenapa kau diam saja?” Tanya Kris yang masih menggoda.
“Aku akan menceritakannya, tapi kau harus janji tidak memberitahu siapapun. Arra!” Tawar Jessica.
“Mmh, arra,” Ucap Kris.
“Memang Yuri menyukai Kai,” Jessica menjelaskannya singkat.
“Mwo?! Jinjja?!” Pekik Kris.
“Euh! Jinjjayo!” Pekik Jessica sambil mengetuk kening Kris.
“Tak kusangka. Hahaha,” Kris tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa ia sadari, hampir semua orang di Toko Buku itu memperhatikan Kris yang tertawa cukup keras.
“Pabbo! Tertawamu berisik sekali!” Pekik Jessica sambil memukul lengan Kris.
“Tapi itu memang lucu, noona. Hahaha,” Kris kembali tertawa.
“Apa yang lucu?” Tanya Jessica sedikit kesal.
“Mereka seperti kita,” Ucap Kris.
“Maksudmu?” Tanya Jessica yang kali ini kebingungan.
“Mereka saling menyukai,” Jawab Kris dengan santai, tapi tiba-tiba ia sadar memberitahu bahwa Kai juga menyukai Yuri. Kris pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“MWO?!” Pekik Jessica saking kagetnya.
“Aigoo,” Keluh Kris sambil menepuk keningnya sendiri.
“Kau serius? Kai juga menyukai Yuri?” Tanya Jessica penasaran.
“Ne,” Kris tidak bisa membohongi Jessica.
“HAHAHA!!” Jessica tertawa terbahak-bahak, mungkin bisa lebih keras dari Kris. Kris yang tadinya berdiri disamping Jessica langsung beralih ke belakang Jessica sambil membungkam mulut Jessica agar tidak tertawa lagi.
“Kau bahkan lebih berisik dariku noona,” Cletuk Kris.
Jessica mencubit tangan Kris yang membungkam mulutnya, mencoba melepaskan tangan Kris dari sana.
“Ish!” Ketus Jessica.
“Benar-benar,” Ucap Kris santai.
“Benar-benar apa?” Tanya Jessica.
“Mereka benar-benar cocok,” Ucap Kris.
‘Seperti Kita,’ Batin Jessica.
“Kajja!” Seru Kris sambil menarik tangan Jessica.
“Kemana?” Tanya Jessica.
“Aku lapar. Kajja! Kita makan malam. Aku yang bayar,” Ajak Kris.
“Jinjja? Okelah kalau begitu,”
“Tapi kita bayar dulu buku ini,” Ucap Kris.
“Ne,”
Setelah membayar buku yang mereka beli, mereka langsung ke tempat makan yang tak jauh dari Toko itu.
*****************************
“Ini sudah larut malam. Sebaiknya kau kembali ke rumahmu,” Titah Yuri kepada Kai.
“Lalu bagaimana dengan appamu?” Tanya Kai khawatir.
“Aku dan eomma bisa menjaganya,” Ucap Yuri.
“Jinjja? Apa tidak sebaiknya aku membantumu menjaganya?” Kai menawarkan sikap baiknya.
“Ah, tidak perlu. Besok kau harus sekolah kan?”
“Ne,” Ucap Kai sambil menundukan kepalanya.
“Sudah, jangan seperti itu. Cepat pulang! Ini sudah larut malam,” Pekik Yuri sambil mendorong-dorong punggung Kai.
Kai hanya melemaskan tubuhnya, membiarkan Yuri untuk mudah mendorong-dorong tubuhnya.
“Permisi,” Ucap seseorang yang tiba-tiba keluar dari ruangan yang ditempati appa Yuri.
Tanpa aba-aba, Yuri, Kai, dan eomma Yuri menoleh ke arah sumber suara itu.
“Ne ahjussi?” Ucap Yuri sambil berlari kecil mendekati dokter yang baru saja memeriksa keadaan appanya, diikuti oleh Kai dan eomma Yuri.
“Keadaan appa anda untuk kali ini sudah membaik. Tapi kami dari tim medis menyarankan agar appa anda menjalani operasi Jantung besok siang,” Jelas sang dokter.
“Kira-kira berapa ya biayanya?” Tanya Yuri.
“Untuk biaya anda bisa menanyakannya ke bagian pembayaran,” Ucap dokter itu.
“Oh, baiklah,” Ucap Yuri.
Dokter itu meninggalkan Yuri, Kai, dan eomma Yuri.
“Noona?” Ucap Kai.
“Ne?” Jawab Yuri singkat.
“Apa tidak sebaiknya kau membayar biaya administrasinya?” Saran Kai.
Yuri hanya menggangukan kepalanya.
“Aku antar kau ke bawah,” Ucap Kai.
Yuri hanya mengangguk lagi.
**************************


-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar