Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle : First ”WOW!!”
Genre : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan
tentukan sendiri haha ^-^v
Cast :
-
Kim Jong In (Kai) EXO-K
-
Kwon Yuri SNSD
Other
Cast :
-
Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-
Jessica Jung SNSD
-
Oh Sehun EXO-K
-
D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;
“Aku antar kau ke bawah,” Ucap Kai.
**************************
“Aku punya ide!” Pekik Kris saat ia dan Jessica
tengah makan malam di sebuah tempat makan yang bernuansa Jepang.
“Ide apa? Untuk apa?” Tanya Jessica kebingungan.
“Untuk menyatukan Kai dan Yuri noona,” Pekik
Kris.
“Menyatukan mereka? Bahkan kita pun belum
bersatu,” Ucap Jessica seperti memberi isyarat kepada Kris.
“Mwo?!” Pekik Kris pelan sambil menoleh ke arah
Jessica yang sedang memainkan sedotan di gelas minumannya.
“Wae?” Tanya Jessica pelan tanpa melihat wajah
Kris.
“Aku tak yakin kau benar-benar ingin bersama
denganku noona,” Ucap Kris.
“Kau meragukan perasaanku?” Ucap Jessica.
“Aniyo, bukan begitu maksudku,”
“Lalu?”
“Aku tak tahu caranya,” Ucap Kris dengan wajah sangat
polos.
“Cara untuk apa?” Tanya Jessica yang mulai
kebingungan lagi.
“Mmh, a-anu..,” Ucap Kris gagap.
“Anu apa?”
“Kau akan tahu nanti. Yang aku inginkan melihat
sahabatku senang terlebih dahulu noona,” Jelas Kris.
“Oh, ne kalau begitu,” Ucap Jessica sedikit
lemas.
“Mianhae noona,” Mohon Kris.
“Gwenchana. Oh iya, beri tahu aku tentang
idemu?!” Pekik Jessica.
“Begini….,” Kris pun menjelaskan bagaimana ide
yang ingin ia rencanakan dan ingin ia laksanakan bersam Jessica, sahabat dari
yeoja yang Kai cintai.
***********************
-di telepon-
“Yeoboseyo?” Ucap Yuri.
“Yuri-ssi?” Ucap seseorang di seberang sana.
“Ne, ada apa ahjussi?”
“Kantor appamu terbakar. Tepatnya di bagian
keuangan,” Jelasnya.
“MWO?! JINJJA?!” Pekik Yuri.
“Jinjja. Memang kebakarannya tidak terlalu parah,
tapi arsip-arsip perusahaan dan brangkas uang hampir semuanya terbakar,”
Jelasnya lagi.
Tutt…tutt…tutt…
Yuri menutup teleponnya, ia tak kuasa mendengar
penjelasan dari salah satu karyawan appanya. Yuri menangis, kembali
mengeluarkan berlian cair berharga itu lagi. Kai yang melihat Yuri menangis
sedikit bingung, karena Yuri menangis tiba-tiba dan Kai tak tahu alasannya.
Dengan penuh kesayangan, Kai meraih tubuh Yuri, memeluknya dengan hangat,
mencoba membuat Yuri merasa tenang dengan apa yang tengah terjadi kepada
dirinya.
“Apa yang terjadi noona?” Tanya Kai sambil
mengusap lembut rambut panjang Yuri yang terurai.
“Ternyata perusahaan appa terbakar.
Hiks..hiks..hiks..” Ucap Yuri yang masih menangis.
“Mwo? Jinjja?”
“Jinjjayo!!” Pekik Yuri sambil melepas dekapan Kai
dan mengusap air matanya sendiri.
Yuri beralih ke bagian administrasi untuk
membayar biaya perawatan appanya.
“Semuanya 350juta,” Ucap sang Costumer Service.
“Mwo? Mahal sekali! Apa tidak bisa kurang?” Pekik
Yuri.
“Jeongmal mianhamnida. Tapi biayanya memang
sebesar itu,” Jelas sang Costumer Service.
Yuri tertunduk, membuat Kai bingung.
‘Keluarga Yuri noona kan kaya? Mengapa seperti
orang yang tak memiliki uang?’ Ucap batin Kai.
“Wae noona?” Pekik Kai.
“Aniyo,” Lirih Yuri yang masih tertunduk.
“Mengapa kau tidak membayarnya?”
“Aku tidak membawa uang sebanyak itu. Tabunganku
pun hanya 300juta. Aku tak ingin eomma tahu masalah perusahaan,” Lirih Yuri.
Kai tak ingin pikir panjang. Diambilnya dompet
kulit yang ia beli di Paris dari saku celananya, lalu ia keluarkan kartu ATM.
Untuk apa?
“Tolong lunasi semuanya,” Ucap Kai tegas kepada
Costumer Service sambil menyerahkan kartu ATMnya.
“Kai! Apa yang aku lakukan?” Pekik Yuri.
“Melunasi biaya administrasi untuk operasi
appamu,” Ucap Kai.
“Kau pikir aku yeoja seperti apa? Kau kemari
hanya untuk mengatarku, bukan membiayaiku!” Pekik Yuri lagi sambil
menarik-narik tangan Kai.
“Sudahlah noona. Ini kemauanku, kau tak perlu
menggantinya! Arra?”
Yuri terdiam dan langsung menatap bola mata Kai.
Tangan Yuri pun melemas seketika, tak kuat lagi menarik-narik tangan Kai.
“Sudah. Kau tenang saja. Aku ingin melihat dirimu
dan keluargamu bahagia tanpa beban,” Ucap Kai.
Yuri diam sediam-diamnya. Lidahnya tak kuat
berkata-kata. Yang bisa ia ucapkan hanyalah ‘Gomawo, jeongmal gomawo,’, tapi
apakah itu cukup? Yuri ingin sekali memeluk Kai, menenggelamkan kepalanya
sendiri di dada bidang milik Kai, meluapkan segala keterharuan terhadap Kai.
“Jeongmal gomawo,” Ucap Yuri yang masih
menggenggam tangan Kai dengan lemas.
“Cheonmayo noona,” Kai meraih tubuh Yuri,
memeluknya lagi dengan hangat dan penuh kasih sayang.
“Apa kau serius dengan kata-katamu tadi? Aku tak
perlu menggantinya?” Tanya Yuri.
“Apa kau meragukan kata-kataku? Tadi kau menatap
mataku bukan? Apa kau melihat titik kebohongan disana?” Cletuk Kai sambil
mengusap lagi rambut panjang Yuri.
Yuri terperanjant dan melepaskan pelukannya lagi.
‘Ternyata kau sadar aku memperhatikanmu,’ Batin
Yuri.
“Tapi appa sudah sangat jahat kepadamu. Hiks..”
Lirih Yuri.
“Apa kejahatan tak boleh dibayar dengan
kebaikan?” Cletuk Kai.
“Eoh?! Ne, jeongmal gomawo. Tapi aku tak bisa
menerima semua kebaikanmu dengan cuma-cuma. Katakana apa yang aku inginkan?
Asalkan itu tidak membutuhkan uang yang banyak,” Tawar Yuri.
“Benarkah kau akan memenuhi keinginanku?” Kai
mulai menggoda Yuri.
“Nee. Tapi jangan menatapku seperti itu,” Cletuk
Yuri.
“Mmh, baiklah,”
Gimme time
machine..
Ni nori
konde..
Ponsel Yuri berbunyi.
EOMMA<3 span="">
Panggilan tersebut ternyata dari eommanya.
-di telepon-
“Yuri-ah! Appamu sudah siuman,” Pekik eomma Yuri
yang tadi sedang menunggu appanya.
“Oh, jinjja?” Pekik Yuri.
“Jinjja! Kema…” Pekik eomma Yuri.
Tutt…tutt…tutt…
Yuri menutup teleponnya tanpa menunggu eommanya
selesai bicara.
“Appa sudah sadar! Kajja!!” Pekik Yuri sambil
menarik-narik lagi tangan Kai.
“Eoh?! Kajja!!” Pekik Kai yang kali ini menarik
tangan Yuri dengn cukup keras.
*************************
“Kau mengerti dengan ideku?” Tanya Kris.
“Arra!” Seru Jessica.
“Kita tinggal menunggu esok!” Seru Kris.
**************************
Yuri dan Kai kembali ke ruang inap appa Yuri.
“Mmh, noona!” Seru Kai saat ia dan Yuri berhenti
di depan pintu kamar appa Yuri.
“Ne?” Ucap Yuri.
“Mianhae, aku ingin pulang lebih dulu,” Ucap Kai.
“Eoh?! Baiklah. Hati-hati di jalan ne?” Ucap Yuri
sambil tersenyum manis kepada Kai.
“Ne. Mianhae. Sampaikan salamku kepada appa dan
eommamu,” Ucap Kai sambil pergi meninggalkan Yuri di tempat ia berdiri.
Yuri hanya diam sambil melihat Kai yang pergi
meninggalkannya.
‘Salam kepada appa?’ Batin Yuri ragu.
Dengan cekatan Yuri langsung masuk ke ruangan
appanya.
“Appa?!” Pekik Yuri sambil memeluk appanya yang
sedang terbaring lemas.
“Yuri-ah,” Ucap appa Yuri lemas.
“Appa, aku tahu apa yang terjadi. Hiks..hiks..”
Ucap Yuri sambil menangis lagi.
“Memangnya ada apa, Yuri-ah?!” Pekik eomma Yuri
yang memang tak tahu dengan apa yang dimaksud oleh Yuri.
“Perusahaan utama kita kerbakaran,” Jelas appa
Yuri.
“JINJJA?!” Pekik eomma Yuri.
Dengan kompak, Yuri dan appanya menganggukan
kepala berbarengan.
“Omo!!!” Pekik eomma Yuri sambil meremas
kepalanya sendiri.
“Kita masih punya perusahaan lain,” Ucap appa
Yuri.
“Tapi itu perusahaan utama!” Pekik eomma Yuri.
“Perusahaan lain pun masih cukup besar,” Ucap
appa Yuri.
“Tapi yang terbakar perusahaan utama milik keluarga!”
Pekik eomma Yuri.
Yuri hanya diam memperhatikan eomma dan appanya
yang sedang berdebat. Yuri semakin pusing memperhatikannya.
“Jebal!!!” Seru Yuri dengan tiba-tiba dan membuat
appa dan eommanya memperhatikannya dengan serentak.
“Wae?” Tanya eomma Yuri.
“Eomma.. Berhentilah memikirkan perusahaan, appa
masih sak…,” Ucapan Yuri terpotong karena tiba-tiba supir pribadi keluarga Yuri
datang.
“Hosh..Hosh.. Jeongmal mianhamnida atas
kedatangan saya yang mengganggu. Saat saya kembali ke rumah, ponsel tuan Kwon
berbunyi, jadi saya membawanya kemari,” Jelas sang supir sambil menyerahkan
ponsel appa Yuri.
“Panggilan dari siapa?” Tanya appa Yuri sambil
meraih ponselnya.
“Mianhamnida, saya belum memeriksanya,” Ucap sang
supir.
Appa Yuri mengecek ponselnya, dan ternyata..
“APPA KYUNGSOO!!” Pekik appa Yuri.
“Kyungsoo?” Pekik Yuri dengan kaget.
Dengan terburu-buru, appa Yuri mencoba untuk
menghubungi appa DO Kyungsoo. Tapi hasilnya tak ada jawaban. Appa Yuri terlihat
gelisah, perasaaannya dihantui dengan ketidak enakan. Wajah appa Yuri kembali
memucat.
“Appa, sebaiknya kau istirahat. Besok kau harus
mejalankan operasi jantung,” Titah Yuri kepada appanya dengan lembut.
Appa Yuri mengangguk kecil lalu menutup kedua
matanya untuk beristirahat.
**************************
“Bagaimana ya keadaan appa Yuri? Semoga baik-baik
saja,” Resah Kai.
Kai membanting tubuhnya ke kasur king size miliknya, menutup matanya, dan
mencoba memimpikan yeoja yang ia cintai, Kwon Yuri.
“KKAMJONG!!!” Pekik eomma Kai.
Kai membuka matanya dengan malas.
“Aku ingin tidur!!” Pekik Kai. Kai beranjak dair
tempat tidurnya dan menemui eommanya.
“Ada apa?” Tanya Kai dengan nada malas.
“Eomma tahu kau lelah, tapi bisakah kau MANDI
DULU??!!” Pekik eomma Kai yang sedikit meninggikan suaranya di akhir kata.
“Eoh?! Aku lupa!” Pekik Kai sambil menepuk
keningnya sendiri.
“Kkamjong pabbo!” Pekik eomma Kai dan Kai pun
berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
**************************
Keesokan hari…
“Yuri-ah?” Panggil appa Yuri setelah terbangun
dari tidurnya dan mengusap lembut kepala Yuri yang tertidur disampingnya.
“Ne?” Ucap Yuri yang terbangun dan masih membuka
setengah kelopak matanya.
“Hari ini appa akan operasi?” Tanya appa Yuri.
“Ne, appa,”
“Apa biaya administrasinya sudah ditebus?”
“Su-sudah,” Ucap Yuri gugup.
“Mengapa terlihat gugup?”
“Aniyo,”
“Apakah yang menebus eommamu?” Tanya appa Yuri.
“Mmh…,” Yuri gugup. Tak mungkin ia memberi tahu
bahwa yang menebus biaya administrasi operasi appanya adalah Kai. Yuri takut
appanya akan kembali sakit dan mungkin sakitnya semakin parah. Tapi Yuri
bingung harus menjawab apa.
“Jawab appa, Yuri-ya!” Pekik appa Yuri.
“Jeongmail mianhae appa,” Lirih Yuri ingin
menangis.
“Wae? Apa yang menebus biaya operasi appa bukan
eommamu?”
“Ne,” Dan Yuri pun membuat anak sungai di kedua
ujung matanya.
“Lalu
siapa?”
“Aku akan memberitahu appa bila appa tak akan
marah lagi kepada orang itu,” Mohon Yuri.
“Nugu?”
“Kai,” Jawab Yuri pelan sambil menutup wajahnya
dengan kedua tangannya.
“Jeongmal?” Pekik appa Yuri pelan.
“Mianhae, appa. Aku tak punya cukup uang dan tak
mungkin aku meminta kepada eomma yang sedang bersedih. Apalagi tentang
perusahaan kita. Hiks…hiks…hiks…,”
“Tapi kenapa harus dia?”
“Saat aku bingung harus membayar dengan apa, Kai
langsung melunasi semua biaya administrasi,” Jelas Yuri.
“Lalu kenapa dia bisa bersamamu?” Tanya appa Yuri
penasaran.
“Sejujurnya dia yang mengatarku untuk membawa
appa kemari,”
“Kenapa harus dia lagi?”
“Aku sama sekali tak memintanya untuk mengantarku.
Supir kita harus menjemput eomma, appa tahu kan bila eomma tidak ingin
ketinggalan berita tentang keadaan appa? Saat aku meminta bantuan kepada Sica,
mobilnya sedang digunakan oleh dongsaengnya. Tapi tiba-tiba Kai datang, padahal
aku sama sekali tidak meminta tolong kepadanya. Percayalah!” Jelas Yuri.
“Jeongmal?”
“Nan jeongmal, appa-ya!”
“Permisi,” Ucap seseorang yang tiba-tiba datang
dari luar kamar appa Yuri.
“Ne?” Ucap Yuri dan appanya serentak.
“Mianhamnida, appa anda harus menjalani operasi
pukul 8. Jadi mohon disiapkan pakaian untuk pasien yang akan menjalani
operasi,” Jelas sang dokter kepada Yuri sambil menyerahkan pakaian untuk
operasi.
“Khamsahamnida, ahujssi,” Ucap Yuri sambil
mengambil pakaian operasi dari tangan dokter.
“Saya permisi dulu,” Ucap sang dokter dan
meninggalkan ruangan appa Yuri.
Yuri membantu appanya bangun untuk mengganti
pakaiannya.
“Yuri-ah, sebenarnya appa tak suka kau terus
dekat dengan namja itu. Appa ingin kau dekat dengan Kyungsoo, anak dari sahabat
karir appa,” Lirih appa Yuri saat mengganti pakaiannya di dalam toilet.
Pukul 8…
“Bagaimana appamu?” Tanya eomma Yuri yang semalam
pulang ke rumah.
“Appa akan menjalani operasi. Jadi ia mengganti
pakaian terlebih dahulu,” Jelas Yuri.
“Semoga ia akan baik-baik saja dan operasinya
berjalan dengan lancar,”
“Apakah semuanya sudah siap?” Tanya dokter yang
kembali ke ruangan appa Yuri.
“Ne,” Ucap appa Yuri yang sudah selesai
mengenakan pakaian operasinya.
“Kami selalu mendoakanmu,” Ucap eomma Yuri sambil
mengusap pundak appa Yuri.
Appa Yuri tersenyum simpul, ia dibaringkan di
ranjang khusus pasien yang akan menjalani operasi.
“Operasi ini akan membutuhkan waktu yang cukup
lama, jadi anda mohon bersabar,” Jelas sang dokter.
Yuri dan eommanya hanya mengangguk pelan.
*************************
“Sica noona!” Pekik Kai saat melihat Jessica di
gerbang sekolahnya.
“Oh, ne?” Ucap Sica saat ia berbalik menatap Kai
yg berlari menghampirinya.
“Kemana Yuri noona?” Tanya Kai sambil
memperhatikan sekitar Jessica.
“Kau tak tahu? Bukankah kau yang mengantar Yuri
ke Rumah sakit?” Tanya Jessica heran.
“Ne. Tapi kenapa ia tak bersamamu?”
“Ia menunggu appanya, jadi hari ini ia tak bisa
sekolah,” Jelas Jessica.
“Tapi Yuri noona tak bilang ia tak akan sekolah,”
Ucap Kai sedih.
“Kalau soal itu aku tak tahu,” Ucap Jessica lalu
pergi meninggalkan Kai yang masih berdiri di tempatnya.
************************
Saat pulang sekolah.
“Kris!” Pekik Kai sambil menepuk pundak Kris yang
sedang membereskan buku-bukunya.
“Wae?”
“Bisa kau antar aku?” Mohon Kai.
“Kemana?”
“Ke Rumah Sakit,”
“MWO?! Untuk apa?”
“Bertemu Yuri noona,”
“Yuri noona sakit?”
“Aniyo, appanya sedang menjalani operasi dan aku
ingin menjenguknya,” Jelas Kai.
“Aku lelah,” Ucap Kris malas.
“Ya sudah aku ajak Sica noona saja,” Cletuk Kai
lalu meninggalkan Kris.
“Sica noona?” Ucap Kris pelan, “Aku ikut!!” Tambahnya
sambil berlari kecil mengikuti Kai.
“Kau lebih mementingkan yeojamu daripada chingu
mu, eoh?” Cletuk Kai.
“Bukan begitu,”
“Lalu?”
“Sudahlah!” Pekik Kris sambil menyeret Kai untuk
lari ke kelas Jessica.
*************************
“Ini membosankan,” Lirih Yuri yang sedang
menunggu appanya tanpa melakukan apapun kecuali duduk.
“Bersabarlah. Kau sudah makan siang?” Tanya eomma
Yuri.
“Belum,” Ucap Yuri sambil mengusap-usap perutnya
sendiri.
“Pergilah makan siang, operasi appamu masih
sangat lama,”
“Tapi aku ingin tahu keadaan appa,”
“Eomma akan menghubungimu bila terjadi sesuatu,”
“Ne,” Ucap Yuri lalu pergi mencari tempat untuk makan
siang.
**************************
“OMO?!” Pekik Jessica saat mendapati Kai dan Kris
berdiri di depan kelasnya.
Kris dan Kai yang sudah melihat Jessica keluar
dari kelasnya langsung tersenyum dengan sangat lebar sampai membuat Jessica
yang melihatnya kaget dan takut, Kai dan Kris terlihat seperti menemukan
mangsa.
“Sedang apa kalian disini?” Pekik Jessica sambil
mengerutkan keningnya.
“Temani aku. Mmh, maksudku temani Kai. Eh, temani
kami menjenguk appa Yuri,” Ucap Kris gagap.
“Kau ini!” Cletuk Kai sambil mengetuk kepala
Kris.
“Kajja!” Ajak Jessica singkat tanpa memperdulikan
kegagapan Kris.
***********************
“Ahjumma!” Panggil Jessica kepada eomma Yuri.
“Sica-ya?” Balas eomma Yuri.
“Bagaimana keadaan appa Yuri?” Tanya Jessica
khawatir.
“Ia sedang menjalani operasi dan waktu operasinya
masih sangat lama,” Jelas eomma Yuri.
“Oh begitu. Yuri dimana?” Tanya Jessica yang
tidak melihat keberadaan Yuri di dekat eommanya.
“Yuri sedang makan siang, mungkin sebentar lagi
ia kembali,”
“Oh, ne,”
Kai dan Kris hanya memperlihatkan senyum mereka
yang aneh di depan eomma Yuri dan Jessica. Eomma Yuri sedikit terkikik
melihatnya, karena senyum Kai dan Kris seperti senyum yang sudah diawetkan,
sangat kaku.
“Kalian ini aneh!” Cletuk Jessica kepada Kai dan
Kris.
Kai menyenggol tangan Kris, memberi isyarat untuk
berjalan sedikit menjauh dari eomma Yuri dan Jessica. Kai dan Kris duduk di
kursi yang berbeda dengan eomma Yuri dan Jessica.
“Appa Yuri noona itu sakit apa?” Tanya Kris
pelan.
“Jantung,” Ucap Kai.
“Kantung?”
“JANTUNG!” Pekik Kai di telinga Kris sambil
menarik earphone yang Kris kenakan. Eomma Yuri dan Jessica spontan menoleh ke
arah Kai dan Kris, karena suara pekikan Kai cukup keras.
“Oh, mianhae,”
“Kalau mau berbicara jangan menggunakan
earphone!” Cletuk Kai sambil mengetuk kepala Kris.
“Mianhae,”
“Kau ini pintar tapi pabbo!” Cletuk Kai lagi.
Kris hanya diam. Terjadi sebuah keheningan
disana, tak ada yang bersuara kecuali suara semut-semu kecil yang sedang
berbaris(?). Kai masih memikirkan bagaimana keadaan appa Yuri, ia sangat
khawatir. Berbeda dengan Kris yang sebenarnya ingin pulang dan tidur siang,
tapi niat itu terkalahkan dengan niat untuk melihat Jessica. Sedari tadi Kris
memperhatikan Jessica yang duduk di kursi yang berbeda.
~
Keheningan terpecahkan saat Yuri datang. Orang
pertama yang memecahkan keheningan itu adalah Kai, Kai yang sangat merindukan
Yuri karena seharian ini ia belum melihat Yuri.
“Yuri noona!” Panggil Kai.
Yuri hanya diam, ia justru menghampiri eommanya
sendiri bukan menghampiri Kai. Memang anak yang baik. Kai sedikit kesal, tapi
ia mengerti. Akhirnya, Kai-lah yang menghampiri Yuri dan diikuti oleh Kris.
“Yuri-ah, besok kan akhir pekan. Bagaimana kalau
kita belanja? Hehehe,” Ajak Jessica.
“Mmh, bagaimana ya? Tapi kan appa baru selesai
operasi,” Lirih Yuri yang masih memikirkan keadaan appanya.
“Padahal aku ingin belanja bersamamu,” Ucap
Jessica sedikit kecewa.
“Sudahlah, Yuri-ah. Kasihan chingu-mu,” Ucap
eomma Yuri.
“Tapi eomma…,”
“Biar eomma yang menjaga appamu,”
“Ta-tapi…,”
“Dan bila sesuatu terjadi, eomma akan
menghubungimu,” Ucap eomma Yuri sambil mengusap bahu Yuri.
“Mmh, baiklah,” Ucap Yuri sambil menyimpulkan
bibirnya.
‘Berhasil!’ Batin Kris.
Bukan Kai namanya kalau tidak menatap Yuri. Eomma
Yuri memperhatikan tatapan Kai yang berdiri di depan Yuri yang sedang duduk.
‘Sepertinya namja ini benar-benar menyukai Yuri,’
Ucap batin eomma Yuri terhadap Kai.
“Aigo! Antar aku ke toilet juseyo,” Gerutu Kris
sambil manarik lengan Kai. Tapi Kai masih diam sambil memperhatikan Yuri.
“Kai! Jebal!” Pekik Kris dan Kai masih saja diam.
Jessica, Yuri, dan eomma Yuri memperhatikan tingkah Kris, dan memperhatikan
sikap Kai yang hanya diam.
“KKAMJONG!!!” Pekik Yuri dan Jessica serentak,
dan kali ini Kai baru sadar.
“Kau ini pabbo!” Pekik Kris sambil mengetuk
kepala Kai.
“Aish?! Mianhae. Kajja!” Seru Kai yang kali ini
menyeret tangan Kris menuju toilet.
*****************************
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar