Selasa, 11 Juni 2013

First "WOW!!" CHAPTER 13




Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle    : First ”WOW!!”
Genre  : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v
Cast     :              
-          Kim Jong In (Kai) EXO-K
-          Kwon Yuri SNSD
Other Cast       :
-          Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-          Jessica Jung SNSD
-          Oh Sehun EXO-K
-          D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;
“Aku antar kau ke bawah,” Ucap Kai.
Yuri hanya mengangguk lagi.

**************************

“Aku punya ide!” Pekik Kris saat ia dan Jessica tengah makan malam di sebuah tempat makan yang bernuansa Jepang.
“Ide apa? Untuk apa?” Tanya Jessica kebingungan.
“Untuk menyatukan Kai dan Yuri noona,” Pekik Kris.
“Menyatukan mereka? Bahkan kita pun belum bersatu,” Ucap Jessica seperti memberi isyarat kepada Kris.
“Mwo?!” Pekik Kris pelan sambil menoleh ke arah Jessica yang sedang memainkan sedotan di gelas minumannya.
“Wae?” Tanya Jessica pelan tanpa melihat wajah Kris.
“Aku tak yakin kau benar-benar ingin bersama denganku noona,” Ucap Kris.
“Kau meragukan perasaanku?” Ucap Jessica.
“Aniyo, bukan begitu maksudku,”
“Lalu?”
“Aku tak tahu caranya,” Ucap Kris dengan wajah sangat polos.
“Cara untuk apa?” Tanya Jessica yang mulai kebingungan lagi.
“Mmh, a-anu..,” Ucap Kris gagap.
“Anu apa?”
“Kau akan tahu nanti. Yang aku inginkan melihat sahabatku senang terlebih dahulu noona,” Jelas Kris.
“Oh, ne kalau begitu,” Ucap Jessica sedikit lemas.
“Mianhae noona,” Mohon Kris.
“Gwenchana. Oh iya, beri tahu aku tentang idemu?!” Pekik Jessica.
“Begini….,” Kris pun menjelaskan bagaimana ide yang ingin ia rencanakan dan ingin ia laksanakan bersam Jessica, sahabat dari yeoja yang Kai cintai.
***********************
-di telepon-
“Yeoboseyo?” Ucap Yuri.
“Yuri-ssi?” Ucap seseorang di seberang sana.
“Ne, ada apa ahjussi?”
“Kantor appamu terbakar. Tepatnya di bagian keuangan,” Jelasnya.
“MWO?! JINJJA?!” Pekik Yuri.
“Jinjja. Memang kebakarannya tidak terlalu parah, tapi arsip-arsip perusahaan dan brangkas uang hampir semuanya terbakar,” Jelasnya lagi.
Tutt…tutt…tutt…
Yuri menutup teleponnya, ia tak kuasa mendengar penjelasan dari salah satu karyawan appanya. Yuri menangis, kembali mengeluarkan berlian cair berharga itu lagi. Kai yang melihat Yuri menangis sedikit bingung, karena Yuri menangis tiba-tiba dan Kai tak tahu alasannya. Dengan penuh kesayangan, Kai meraih tubuh Yuri, memeluknya dengan hangat, mencoba membuat Yuri merasa tenang dengan apa yang tengah terjadi kepada dirinya.
“Apa yang terjadi noona?” Tanya Kai sambil mengusap lembut rambut panjang Yuri yang terurai.
“Ternyata perusahaan appa terbakar. Hiks..hiks..hiks..” Ucap Yuri yang masih menangis.
“Mwo? Jinjja?”
“Jinjjayo!!” Pekik Yuri sambil melepas dekapan Kai dan mengusap air matanya sendiri.
Yuri beralih ke bagian administrasi untuk membayar biaya perawatan appanya.

“Semuanya 350juta,” Ucap sang Costumer Service.
“Mwo? Mahal sekali! Apa tidak bisa kurang?” Pekik Yuri.
“Jeongmal mianhamnida. Tapi biayanya memang sebesar itu,” Jelas sang Costumer Service.
Yuri tertunduk, membuat Kai bingung.
‘Keluarga Yuri noona kan kaya? Mengapa seperti orang yang tak memiliki uang?’ Ucap batin Kai.
“Wae noona?” Pekik Kai.
“Aniyo,” Lirih Yuri yang masih tertunduk.
“Mengapa kau tidak membayarnya?”
“Aku tidak membawa uang sebanyak itu. Tabunganku pun hanya 300juta. Aku tak ingin eomma tahu masalah perusahaan,” Lirih Yuri.
Kai tak ingin pikir panjang. Diambilnya dompet kulit yang ia beli di Paris dari saku celananya, lalu ia keluarkan kartu ATM. Untuk apa?
“Tolong lunasi semuanya,” Ucap Kai tegas kepada Costumer Service sambil menyerahkan kartu ATMnya.
“Kai! Apa yang aku lakukan?” Pekik Yuri.
“Melunasi biaya administrasi untuk operasi appamu,” Ucap Kai.
“Kau pikir aku yeoja seperti apa? Kau kemari hanya untuk mengatarku, bukan membiayaiku!” Pekik Yuri lagi sambil menarik-narik tangan Kai.
“Sudahlah noona. Ini kemauanku, kau tak perlu menggantinya! Arra?”
Yuri terdiam dan langsung menatap bola mata Kai. Tangan Yuri pun melemas seketika, tak kuat lagi menarik-narik tangan Kai.
“Sudah. Kau tenang saja. Aku ingin melihat dirimu dan keluargamu bahagia tanpa beban,” Ucap Kai.
Yuri diam sediam-diamnya. Lidahnya tak kuat berkata-kata. Yang bisa ia ucapkan hanyalah ‘Gomawo, jeongmal gomawo,’, tapi apakah itu cukup? Yuri ingin sekali memeluk Kai, menenggelamkan kepalanya sendiri di dada bidang milik Kai, meluapkan segala keterharuan terhadap Kai.
“Jeongmal gomawo,” Ucap Yuri yang masih menggenggam tangan Kai dengan lemas.
“Cheonmayo noona,” Kai meraih tubuh Yuri, memeluknya lagi dengan hangat dan penuh kasih sayang.
“Apa kau serius dengan kata-katamu tadi? Aku tak perlu menggantinya?” Tanya Yuri.
“Apa kau meragukan kata-kataku? Tadi kau menatap mataku bukan? Apa kau melihat titik kebohongan disana?” Cletuk Kai sambil mengusap lagi rambut panjang Yuri.
Yuri terperanjant dan melepaskan pelukannya lagi.
‘Ternyata kau sadar aku memperhatikanmu,’ Batin Yuri.
“Tapi appa sudah sangat jahat kepadamu. Hiks..” Lirih Yuri.
“Apa kejahatan tak boleh dibayar dengan kebaikan?” Cletuk Kai.
“Eoh?! Ne, jeongmal gomawo. Tapi aku tak bisa menerima semua kebaikanmu dengan cuma-cuma. Katakana apa yang aku inginkan? Asalkan itu tidak membutuhkan uang yang banyak,” Tawar Yuri.
“Benarkah kau akan memenuhi keinginanku?” Kai mulai menggoda Yuri.
“Nee. Tapi jangan menatapku seperti itu,” Cletuk Yuri.
“Mmh, baiklah,”

Gimme time machine..
Ni nori konde..
Ponsel Yuri berbunyi.
EOMMA<3 span="">
Panggilan tersebut ternyata dari eommanya.
-di telepon-
“Yuri-ah! Appamu sudah siuman,” Pekik eomma Yuri yang tadi sedang menunggu appanya.
“Oh, jinjja?” Pekik Yuri.
“Jinjja! Kema…” Pekik eomma Yuri.
Tutt…tutt…tutt…
Yuri menutup teleponnya tanpa menunggu eommanya selesai bicara.
“Appa sudah sadar! Kajja!!” Pekik Yuri sambil menarik-narik lagi tangan Kai.
“Eoh?! Kajja!!” Pekik Kai yang kali ini menarik tangan Yuri dengn cukup keras.
*************************
“Kau mengerti dengan ideku?” Tanya Kris.
“Arra!” Seru Jessica.
“Kita tinggal menunggu esok!” Seru Kris.
**************************
Yuri dan Kai kembali ke ruang inap appa Yuri.
“Mmh, noona!” Seru Kai saat ia dan Yuri berhenti di depan pintu kamar appa Yuri.
“Ne?” Ucap Yuri.
“Mianhae, aku ingin pulang lebih dulu,” Ucap Kai.
“Eoh?! Baiklah. Hati-hati di jalan ne?” Ucap Yuri sambil tersenyum manis kepada Kai.
“Ne. Mianhae. Sampaikan salamku kepada appa dan eommamu,” Ucap Kai sambil pergi meninggalkan Yuri di tempat ia berdiri.
Yuri hanya diam sambil melihat Kai yang pergi meninggalkannya.
‘Salam kepada appa?’ Batin Yuri ragu.
Dengan cekatan Yuri langsung masuk ke ruangan appanya.
“Appa?!” Pekik Yuri sambil memeluk appanya yang sedang terbaring lemas.
“Yuri-ah,” Ucap appa Yuri lemas.
“Appa, aku tahu apa yang terjadi. Hiks..hiks..” Ucap Yuri sambil menangis lagi.
“Memangnya ada apa, Yuri-ah?!” Pekik eomma Yuri yang memang tak tahu dengan apa yang dimaksud oleh Yuri.
“Perusahaan utama kita kerbakaran,” Jelas appa Yuri.
“JINJJA?!” Pekik eomma Yuri.
Dengan kompak, Yuri dan appanya menganggukan kepala berbarengan.
“Omo!!!” Pekik eomma Yuri sambil meremas kepalanya sendiri.
“Kita masih punya perusahaan lain,” Ucap appa Yuri.
“Tapi itu perusahaan utama!” Pekik eomma Yuri.
“Perusahaan lain pun masih cukup besar,” Ucap appa Yuri.
“Tapi yang terbakar perusahaan utama milik keluarga!” Pekik eomma Yuri.
Yuri hanya diam memperhatikan eomma dan appanya yang sedang berdebat. Yuri semakin pusing memperhatikannya.
“Jebal!!!” Seru Yuri dengan tiba-tiba dan membuat appa dan eommanya memperhatikannya dengan serentak.
“Wae?” Tanya eomma Yuri.
“Eomma.. Berhentilah memikirkan perusahaan, appa masih sak…,” Ucapan Yuri terpotong karena tiba-tiba supir pribadi keluarga Yuri datang.
“Hosh..Hosh.. Jeongmal mianhamnida atas kedatangan saya yang mengganggu. Saat saya kembali ke rumah, ponsel tuan Kwon berbunyi, jadi saya membawanya kemari,” Jelas sang supir sambil menyerahkan ponsel appa Yuri.
“Panggilan dari siapa?” Tanya appa Yuri sambil meraih ponselnya.
“Mianhamnida, saya belum memeriksanya,” Ucap sang supir.
Appa Yuri mengecek ponselnya, dan ternyata..
“APPA KYUNGSOO!!” Pekik appa Yuri.
“Kyungsoo?” Pekik Yuri dengan kaget.
Dengan terburu-buru, appa Yuri mencoba untuk menghubungi appa DO Kyungsoo. Tapi hasilnya tak ada jawaban. Appa Yuri terlihat gelisah, perasaaannya dihantui dengan ketidak enakan. Wajah appa Yuri kembali memucat.
“Appa, sebaiknya kau istirahat. Besok kau harus mejalankan operasi jantung,” Titah Yuri kepada appanya dengan lembut.
Appa Yuri mengangguk kecil lalu menutup kedua matanya untuk beristirahat.
**************************
“Bagaimana ya keadaan appa Yuri? Semoga baik-baik saja,” Resah Kai.
Kai membanting tubuhnya ke kasur king size miliknya, menutup matanya, dan mencoba memimpikan yeoja yang ia cintai, Kwon Yuri.
“KKAMJONG!!!” Pekik eomma Kai.
Kai membuka matanya dengan malas.
“Aku ingin tidur!!” Pekik Kai. Kai beranjak dair tempat tidurnya dan menemui eommanya.
“Ada apa?” Tanya Kai dengan nada malas.
“Eomma tahu kau lelah, tapi bisakah kau MANDI DULU??!!” Pekik eomma Kai yang sedikit meninggikan suaranya di akhir kata.
“Eoh?! Aku lupa!” Pekik Kai sambil menepuk keningnya sendiri.
“Kkamjong pabbo!” Pekik eomma Kai dan Kai pun berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

**************************
Keesokan hari…
“Yuri-ah?” Panggil appa Yuri setelah terbangun dari tidurnya dan mengusap lembut kepala Yuri yang tertidur disampingnya.
“Ne?” Ucap Yuri yang terbangun dan masih membuka setengah kelopak matanya.
“Hari ini appa akan operasi?” Tanya appa Yuri.
“Ne, appa,”
“Apa biaya administrasinya sudah ditebus?”
“Su-sudah,” Ucap Yuri gugup.
“Mengapa terlihat gugup?”
“Aniyo,”
“Apakah yang menebus eommamu?” Tanya appa Yuri.
“Mmh…,” Yuri gugup. Tak mungkin ia memberi tahu bahwa yang menebus biaya administrasi operasi appanya adalah Kai. Yuri takut appanya akan kembali sakit dan mungkin sakitnya semakin parah. Tapi Yuri bingung harus menjawab apa.
“Jawab appa, Yuri-ya!” Pekik appa Yuri.
“Jeongmail mianhae appa,” Lirih Yuri ingin menangis.
“Wae? Apa yang menebus biaya operasi appa bukan eommamu?”
“Ne,” Dan Yuri pun membuat anak sungai di kedua ujung matanya.
“Lalu  siapa?”
“Aku akan memberitahu appa bila appa tak akan marah lagi kepada orang itu,” Mohon Yuri.
“Nugu?”
“Kai,” Jawab Yuri pelan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Jeongmal?” Pekik appa Yuri pelan.
“Mianhae, appa. Aku tak punya cukup uang dan tak mungkin aku meminta kepada eomma yang sedang bersedih. Apalagi tentang perusahaan kita. Hiks…hiks…hiks…,”
“Tapi kenapa harus dia?”
“Saat aku bingung harus membayar dengan apa, Kai langsung melunasi semua biaya administrasi,” Jelas Yuri.
“Lalu kenapa dia bisa bersamamu?” Tanya appa Yuri penasaran.
“Sejujurnya dia yang mengatarku untuk membawa appa kemari,”
“Kenapa harus dia lagi?”
“Aku sama sekali tak memintanya untuk mengantarku. Supir kita harus menjemput eomma, appa tahu kan bila eomma tidak ingin ketinggalan berita tentang keadaan appa? Saat aku meminta bantuan kepada Sica, mobilnya sedang digunakan oleh dongsaengnya. Tapi tiba-tiba Kai datang, padahal aku sama sekali tidak meminta tolong kepadanya. Percayalah!” Jelas Yuri.
“Jeongmal?”
“Nan jeongmal, appa-ya!”
“Permisi,” Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dari luar kamar appa Yuri.
“Ne?” Ucap Yuri dan appanya serentak.
“Mianhamnida, appa anda harus menjalani operasi pukul 8. Jadi mohon disiapkan pakaian untuk pasien yang akan menjalani operasi,” Jelas sang dokter kepada Yuri sambil menyerahkan pakaian untuk operasi.
“Khamsahamnida, ahujssi,” Ucap Yuri sambil mengambil pakaian operasi dari tangan dokter.
“Saya permisi dulu,” Ucap sang dokter dan meninggalkan ruangan appa Yuri.
Yuri membantu appanya bangun untuk mengganti pakaiannya.
“Yuri-ah, sebenarnya appa tak suka kau terus dekat dengan namja itu. Appa ingin kau dekat dengan Kyungsoo, anak dari sahabat karir appa,” Lirih appa Yuri saat mengganti pakaiannya di dalam toilet.
Pukul 8…
“Bagaimana appamu?” Tanya eomma Yuri yang semalam pulang ke rumah.
“Appa akan menjalani operasi. Jadi ia mengganti pakaian terlebih dahulu,” Jelas Yuri.
“Semoga ia akan baik-baik saja dan operasinya berjalan dengan lancar,”
“Apakah semuanya sudah siap?” Tanya dokter yang kembali ke ruangan appa Yuri.
“Ne,” Ucap appa Yuri yang sudah selesai mengenakan pakaian operasinya.
“Kami selalu mendoakanmu,” Ucap eomma Yuri sambil mengusap pundak appa Yuri.
Appa Yuri tersenyum simpul, ia dibaringkan di ranjang khusus pasien yang akan menjalani operasi.
“Operasi ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi anda mohon bersabar,” Jelas sang dokter.
Yuri dan eommanya hanya mengangguk pelan.
*************************
“Sica noona!” Pekik Kai saat melihat Jessica di gerbang sekolahnya.
“Oh, ne?” Ucap Sica saat ia berbalik menatap Kai yg berlari menghampirinya.
“Kemana Yuri noona?” Tanya Kai sambil memperhatikan sekitar Jessica.
“Kau tak tahu? Bukankah kau yang mengantar Yuri ke Rumah sakit?” Tanya Jessica heran.
“Ne. Tapi kenapa ia tak bersamamu?”
“Ia menunggu appanya, jadi hari ini ia tak bisa sekolah,” Jelas Jessica.
“Tapi Yuri noona tak bilang ia tak akan sekolah,” Ucap Kai sedih.
“Kalau soal itu aku tak tahu,” Ucap Jessica lalu pergi meninggalkan Kai yang masih berdiri di tempatnya.
************************
Saat pulang sekolah.
“Kris!” Pekik Kai sambil menepuk pundak Kris yang sedang membereskan buku-bukunya.
“Wae?”
“Bisa kau antar aku?” Mohon Kai.
“Kemana?”
“Ke Rumah Sakit,”
“MWO?! Untuk apa?”
“Bertemu Yuri noona,”
“Yuri noona sakit?”
“Aniyo, appanya sedang menjalani operasi dan aku ingin menjenguknya,” Jelas Kai.
“Aku lelah,” Ucap Kris malas.
“Ya sudah aku ajak Sica noona saja,” Cletuk Kai lalu meninggalkan Kris.
“Sica noona?” Ucap Kris pelan, “Aku ikut!!” Tambahnya sambil berlari kecil mengikuti Kai.
“Kau lebih mementingkan yeojamu daripada chingu mu, eoh?” Cletuk Kai.
“Bukan begitu,”
“Lalu?”
“Sudahlah!” Pekik Kris sambil menyeret Kai untuk lari ke kelas Jessica.
*************************
“Ini membosankan,” Lirih Yuri yang sedang menunggu appanya tanpa melakukan apapun kecuali duduk.
“Bersabarlah. Kau sudah makan siang?” Tanya eomma Yuri.
“Belum,” Ucap Yuri sambil mengusap-usap perutnya sendiri.
“Pergilah makan siang, operasi appamu masih sangat lama,”
“Tapi aku ingin tahu keadaan appa,”
“Eomma akan menghubungimu bila terjadi sesuatu,”
“Ne,” Ucap Yuri lalu pergi mencari tempat untuk makan siang.
**************************
“OMO?!” Pekik Jessica saat mendapati Kai dan Kris berdiri di depan kelasnya.
Kris dan Kai yang sudah melihat Jessica keluar dari kelasnya langsung tersenyum dengan sangat lebar sampai membuat Jessica yang melihatnya kaget dan takut, Kai dan Kris terlihat seperti menemukan mangsa.
“Sedang apa kalian disini?” Pekik Jessica sambil mengerutkan keningnya.
“Temani aku. Mmh, maksudku temani Kai. Eh, temani kami menjenguk appa Yuri,” Ucap Kris gagap.
“Kau ini!” Cletuk Kai sambil mengetuk kepala Kris.
“Kajja!” Ajak Jessica singkat tanpa memperdulikan kegagapan Kris.
***********************
“Ahjumma!” Panggil Jessica kepada eomma Yuri.
“Sica-ya?” Balas eomma Yuri.
“Bagaimana keadaan appa Yuri?” Tanya Jessica khawatir.
“Ia sedang menjalani operasi dan waktu operasinya masih sangat lama,” Jelas eomma Yuri.
“Oh begitu. Yuri dimana?” Tanya Jessica yang tidak melihat keberadaan Yuri di dekat eommanya.
“Yuri sedang makan siang, mungkin sebentar lagi ia kembali,”
“Oh, ne,”
Kai dan Kris hanya memperlihatkan senyum mereka yang aneh di depan eomma Yuri dan Jessica. Eomma Yuri sedikit terkikik melihatnya, karena senyum Kai dan Kris seperti senyum yang sudah diawetkan, sangat kaku.
“Kalian ini aneh!” Cletuk Jessica kepada Kai dan Kris.
Kai menyenggol tangan Kris, memberi isyarat untuk berjalan sedikit menjauh dari eomma Yuri dan Jessica. Kai dan Kris duduk di kursi yang berbeda dengan eomma Yuri dan Jessica.
“Appa Yuri noona itu sakit apa?” Tanya Kris pelan.
“Jantung,” Ucap Kai.
“Kantung?”
“JANTUNG!” Pekik Kai di telinga Kris sambil menarik earphone yang Kris kenakan. Eomma Yuri dan Jessica spontan menoleh ke arah Kai dan Kris, karena suara pekikan Kai cukup keras.
“Oh, mianhae,”
“Kalau mau berbicara jangan menggunakan earphone!” Cletuk Kai sambil mengetuk kepala Kris.
“Mianhae,”
“Kau ini pintar tapi pabbo!” Cletuk Kai lagi.
Kris hanya diam. Terjadi sebuah keheningan disana, tak ada yang bersuara kecuali suara semut-semu kecil yang sedang berbaris(?). Kai masih memikirkan bagaimana keadaan appa Yuri, ia sangat khawatir. Berbeda dengan Kris yang sebenarnya ingin pulang dan tidur siang, tapi niat itu terkalahkan dengan niat untuk melihat Jessica. Sedari tadi Kris memperhatikan Jessica yang duduk di kursi yang berbeda.
~
Keheningan terpecahkan saat Yuri datang. Orang pertama yang memecahkan keheningan itu adalah Kai, Kai yang sangat merindukan Yuri karena seharian ini ia belum melihat Yuri.
“Yuri noona!” Panggil Kai.
Yuri hanya diam, ia justru menghampiri eommanya sendiri bukan menghampiri Kai. Memang anak yang baik. Kai sedikit kesal, tapi ia mengerti. Akhirnya, Kai-lah yang menghampiri Yuri dan diikuti oleh Kris.
“Yuri-ah, besok kan akhir pekan. Bagaimana kalau kita belanja? Hehehe,” Ajak Jessica.
“Mmh, bagaimana ya? Tapi kan appa baru selesai operasi,” Lirih Yuri yang masih memikirkan keadaan appanya.
“Padahal aku ingin belanja bersamamu,” Ucap Jessica sedikit kecewa.
“Sudahlah, Yuri-ah. Kasihan chingu-mu,” Ucap eomma Yuri.
“Tapi eomma…,”
“Biar eomma yang menjaga appamu,”
“Ta-tapi…,”
“Dan bila sesuatu terjadi, eomma akan menghubungimu,” Ucap eomma Yuri sambil mengusap bahu Yuri.
“Mmh, baiklah,” Ucap Yuri sambil menyimpulkan bibirnya.
‘Berhasil!’ Batin Kris.
Bukan Kai namanya kalau tidak menatap Yuri. Eomma Yuri memperhatikan tatapan Kai yang berdiri di depan Yuri yang sedang duduk.
‘Sepertinya namja ini benar-benar menyukai Yuri,’ Ucap batin eomma Yuri terhadap Kai.
“Aigo! Antar aku ke toilet juseyo,” Gerutu Kris sambil manarik lengan Kai. Tapi Kai masih diam sambil memperhatikan Yuri.
“Kai! Jebal!” Pekik Kris dan Kai masih saja diam. Jessica, Yuri, dan eomma Yuri memperhatikan tingkah Kris, dan memperhatikan sikap Kai yang hanya diam.
“KKAMJONG!!!” Pekik Yuri dan Jessica serentak, dan kali ini Kai baru sadar.
“Kau ini pabbo!” Pekik Kris sambil mengetuk kepala Kai.
“Aish?! Mianhae. Kajja!” Seru Kai yang kali ini menyeret tangan Kris menuju toilet.
*****************************


-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar