Senin, 29 April 2013

First "WOW!!" CHAPTER 9



Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle    : First”WOW!!”
Genre  : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v
Cast     :              
-          Kim Jong In (Kai) EXO-K
-          Kwon Yuri SNSD
Other Cast       :
-          Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-          Jessica Jung SNSD
-          Oh Sehun EXO-K
-          D.O Kyungsoo EXO-K
Prev;
Kaca mobil itu pun terbuka dengan pelan, memperlihatkan sedikit demi sedikit sosok orang yang ada di dalamnya. Tapi pandangan Yuri berubah. Itu bukan Kai. Dia sangat berbeda. Yuri memang sering memikirkan Kai belakangan ini. Bahkan siapapun yang belum jelas orangnya dia selalu mengira bahwa itu adalah Kai. Termasuk kali ini, Yuri tahu dia salah orang lagi. Yuri sadar itu bukan Kai. Itu adalah sosok orang yang dia sayangi, namun tidak dia cintai.

***************************
“Butuh tumpangan? Aku tahu tujuanmu noona~” Tawar pemuda tersebut kepada Yuri sambil membuka seutuhnya kaca mobil tersebut.
“Hah? Kau? DO Kyungsoo?” Tanya Yuri yang tak menyangka bahwa namja yang ada di dalam mobil itu adalah DO.
“Ne noona. Kajja!! Kau hendak ke Rumah Sakit untuk menemui Appa-mu kan?”
“Ne, ne. Apa aku tidak merepotkanmu?”
“Tentu saja tidak noona Kwon. Kajja!”
“Ne~”
Yuri pun masuk ke dalam mobil DO dan duduk tepat disampingnya.
“Noona?” Ucap DO ingin mendahului pembicaraan.
“Hmm?” Jawab Yuri singkat.
“Kau masih ingat tentang perjodohan kita?” Tanya DO sedikit ragu dengan pertanyaannya itu.
~
Appa Yuri adalah seorang kepala perusahaan ternama di kota Seoul, begitupun dengan Appa DO. Suatu waktu perusahaan Appa mereka menjalin sebuah kerjasama, dan akhir dari kerjasama tersebut membuahkan hasil yang sangat fantastis. Semakin lama kedua perusahaan itu terus bekerjasama sampai akhirnya Appa Yuri memutuskan sesuatu yang berbeda.
Ya, Appa Yuri ingin menjodohkan Yuri dengan anak dari teman karirnya itu, DO Kyungsoo. Appa DO pun merasa setuju dengan tawaran Appa Yuri. Memang Appa mereka tahu, bahwa Yuri 1 tahun lebih tua dari DO, tapi hanya berbeda 2 bulan, karena Yuri lahir di akhir tahun sedangkan DO di awal tahun.
Sepulang dari pembicaraan tentang perjodohan itu. Appa Yuri memberitahu keputusan yang dibuat Appanya bersama Appa DO, “Kau akan dijodohkan dengan DO Kyungsoo”. Yuri hanya bisa kaget mendengar keputusan itu. Akhirnya Yuri berdebat dengan Appa-nya. Yuri ingin mempunyai hubungan hanya dengan namja yang ia cintai, tapi Appa Yuri terus membantah anaknya itu. Appa Yuri bilang apabila Yuri dan DO dijodohkan, mereka berdua bisa meneruskan perusahaan Appa Yuri dan Appa DO secara bersama, dan kemungkinan besar akan membuahkan hasil yang sangat baik. Di sisi lain pun terjadi kejadian yang sama, DO dengan Appa-nya. DO pun sangat membantah keputusan Appa-nya itu, dia ingin hidup bersama yeoja yang ia cintai. Apalagi saat itu DO sedang memiliki seorang yeojachingu yang tidak mungkin diputuskan begitu saja, karena DO sangat mencintainya.
~
“Ne, aku ingat. Jeongmal mianhae DO-ah” Ucap Yuri.
“Wae?”
“Aku tidak bisa mencintaimu. Dari dulu aku berusaha untuk menyukaimu, tapi aku tetap tidak bisa melakukannya. Jeongmal mianhae” Ucap Yuri.
“Gwenchanayo noona, aku pun belum bisa melepas yeojachinguku”
“Jadi kau belum menyukaiku?” Tanya Yuri dengan mata yang sedikit membulat.
“Ne~”
“Syukurlah, jadi aku tidak mengecewakanmu. Hehehe” Ucap Yuri sambil tertawa kecil.
“Tapi aku takut Appa kita akan terus memaksakan hubungan ini”
“Ya, kita hanya bisa berdoa agar mereka membatalkan keputusan ini”
“Yaa, semoga saja~”
….
15menit kemudian~
Di rumah sakit~
“Appa!!!!!!!!!” Pekik Yuri saat sampai di kamar Appa Yuri.
“Yuri-ah? DO?” Ucap Appa Yuri sedikit berbinar.
“Ne ahjussi?” Ucap DO.
“Appa senang kalian bisa bersama seperti ini, Appa harap kalian bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih serius” Ucap Appa Yuri dengan penuh keyakinan.
Yuri dan DO tidak berkata-kata, mereka saling menatap satu sama lain. Yuri makin lama makin tertunduk. Ia melihat Appa-nya sangat senang melihat dirinya bersama DO. Tapi hatinya belum bisa senang mendengar doa dari Appa-nya itu.
“Appa sudah merasa sehat. Appa ingin pulang” Ucap Appa Yuri secara tiba-tiba.
“Mwo? Appa kan baru datang beberapa jam yang lalu?”
“Tapi melihat kalian berdua secara bersamaan itu rasa sebuah obat untuk Appa, Yuri-ah” Ucap Appa Yuri.
“Appa, tapi.. aku…” Ucap Yuri.
“Ahjussi, biarkan saya panggilkan dokter untuk anda” Potong DO disela pembicaraan Yuri.
“kau memang anak yang baik DO”
Beberapa menit kemudian seorang dokter pun masuk ke kamar Appa Yuri tersebut, dan memeriksa keadaan tubuh Appa Yuri.
“Dokter, apakah saya bisa pulang?” Tanya Appa Yuri kepada sang dokter.
“Baik, sepertinya keadaan anda semakin membaik. Jadi saya mengizinkan anda pulang, tapi tetap dengan pengawasan dokter pribadi anda ya?”
“Khamsahamnida dokter. Dokter pribadi saya pasti akan memantau keadaan saya”
“Ne, baik akan saya tinggal dulu ya. Asisten saya akan membantu anda untuk membereskan barang-barang anda” Ucap dokter.
“Khamsahamnida~” Ucap Yuri.
Semua keluarga Yuri yand ada di rumah sakit pun kembali pulang bersama Appa Yuri.
“Ahjussi, biarkan saya Yuri satu mobil dengan saya” Mohon DO.
“Silakan, bawa saja Yuri kemana pun kau mau”
“Khamsahamnida, ahjussi. Mari noona~”
Yuri pun kembali masuk ke dalam modil DO.
“Noona, jeongmal mianhae. Tapi aku sangat khawatir dengan keadaan Appa-mu saat ini,” Ucap DO.
“Ya, aku pun merasakan perasaan yang sama, DO-ah. Tapi aku ingin meminta sebuah pertolongan, maukah kau menolongku?” Mohon Yuri.
“Ne, katakana saja?!”
“Aku ingin kita berpura-pura telah memiliki hubungan khusus, dan memberitahukan berita itu kepada Appa-ku agar dia bisa sembuh total. Tapi tidak lama kita harus berpura-pura memiliki sebuah masalah agar kita bisa berpisah dengan lembut. Aku harap cara itu bisa membuat Appa mengerti keadaan kita. Ku mohon DO, maukan kau membantuku? Aku janji ini hanya berpura-pura,” Ucap Yuri.
“Demi kesehatan Appa-mu noona, aku akan melakukannya” Ucap DO.
“Jeongmal gomawo, Do-ssi”
“Ne, cheonmayo noona. Biarkan aku yang memberitahukannya kepada Appa-mu”
“Aah?! Baiklah”
Mereka pun melanjutkan perjalnan menuju Seoul Utara. DO mengantarkan Yuri pulang ke rumahnya dan hendak memberi sebuah informasi yang menurut Appa Yuri adalah sebuah obat untuk kesehatannya. Namun berbandng terbalik menurut Yuri dan DO, itu hanyalah sebuah kebohongan yang mereka lakukan, tanpa cinta atau apapun.
DO dan Yuri pun sampai di rumah Yuri. Mereka berdua masuk dengan berpegangan tangan, memperlihatkan kemesraan mereka yang sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan yang mereka rencakan.
“Appa senang kalian benar-benar bersama” Ucap Appa Yuri yang tiba-tiba muncul dari ruang kerjanya.
“Appa sudah sampai? Cepat sekali” Ucap Yuri yang terkaget karena Appa-nya telah sampai lebih dulu darinya.
“Yaa, Appa tahu kalian ingin berlama-lama diperjalanan, iya kan?”
“Begitulah ahjussi. Saya begitu nyaman berdekatan dengan Yuri. Dia begitu cantik dan enak diajak bicara.” Ucap DO meyakinkan Appa Yuri.
Yuri yang mendengarnya hanya bisa terkaget, membulatkan matanya kepada DO. Tapi Yuri tahu, DO hanya berpura-pura. Dia ingat rencananya.
“Jadi saya memutuskan untuk memiliki hubungan khusus dengan Yuri, ahjussi. Apakah anda mengizinkan saya?”
“Oh, tentu saja Appa mengizinkanmu. Bahkan Appa akan senang apabila kalian melanjutkan ke jenjang yang lebih serius”
Yuri merasa nafasnya sesak. Hatinya ketakutan. Appa-nya terlalu menganggap serius hubungan ini. Yuri takut apabila dia berpisah dengan DO, penyakit Appa-nya akan kambuh lagi.
“Aku lelah, biarkan aku pergi tidur ne?” Ucap Yuri.
“Baiklah. Ahjussi, saya pamit pulang dulu. Annyeong” Ucap DO.
“Ne, hati-hati di jalan DO Kyungsoo,” Ucap Appa Yuri.
Yuri pun berlari kecil ke kamarnya. Air mata Yuri hampir meledak. Ketakutan dalam hatinya semakin menjadi.
Yuri pun membanting tubuhnya di sebuah kasur empuk bercover pink muda bercorak merah miliknya. Yuri memeluk guling, mencengkram guling itu dengan kukunya yang sedikit panjang itu.
“Rencanaku….. aarrgghhh!! Apakah ini akan berhasil atau akan menyelakakan diriku sendiri?!” Pekik Yuri. Ia pun menangis, tak kuat dengan sesuatu yang tadi ia dengan dari bibir Appa-nya, itu menusuk tajam ke dalam telinganya.
“DO Kyungsoo!” Pekik Yuri.
-di telepon-
‘Yeoboseyo?’ Ucap Yuri.
‘Wae noona? Jeongmal mianhae kalau bahasaku tadi terlalu meyakinkan Appa-mu. Jeongmal mianhae noona,’ Ucap DO.
‘Hmm, tapi aku takut DO-ya. Perasaanku sangat tidak enak mendengar nada dari suara Appa-ku, aku takut dia terlalu menganggap serius hubungan ini. Hiks hiks hiks..’
‘Tapi dengan cara apa kita harus bertengkar dan mengakhiri kebohongan ini?’
‘Ah, aku pabbo! Tidak memikirkan hal itu terlebih dahulu. Ish, hiks hiks hiks..’
‘Aku punya ide, tapi aku pun takut itu akan membuat penyakit Appa-mu kambuh,’ Ucap DO.
‘Ah? Memangnya apa? Katakana!’ Pekik Yuri.
‘Apa kau yakin ingin mendengarnya?’ Tanya DO tak yakin akan memberitahu idenya.
‘Jebal! Katakan!’ Pekik Yuri.
‘Baiklah. Begini, bagaimana kalau beberapa hari nanti aku akan mengajakmu kencan? Dan beberapa hari kemudian, aku akan membawa yeojachinguku ke rumahmu. Aku akan memperlihatkan kebersamaanku dengan yeojachinguku, dan bila Appa-mu melihatku, aku yakin itu akan membuatnya marah dan benci kepadaku. Tapi aku yakin itu tidak hanya akan membuatnya benci kepadaku, tapi itu menyebabkan penyakitnya kambuh noona.’
‘Aku tahu, tapi hanya itu caranya. Jebal! Bawalah yeojachingumu beberapa hari nanti, ne?’
‘Baiklah kalau itu maumu. Tapi maaf noona, aku tidak mau tanggung jawab bila penyakit Appa-mu kambuh, maafkan aku’ Ucap DO.
‘Ne, gwenchanayo DO-ya. Gomawo’
‘Cheonmayo noona. Pergilah tidur, aku tahu kau benar-benar lelah’
Tutt..tutt..tutt..
-telepon end-
Yuri hendak menutup matanya. Tapi sebuah getaran di ponselnya membuat matanya gagal menutup.
“Apa lagi……….??? AAHHH!!” Pekik Yuri.
Memang hanya sebuah pesan singkat. Tapi nama itu tertera jelas di layar ponselnya. Membuat Yuri mengingat lagi wajah sang pemilik nama. Sang pemilik nama memang sangat mudah dibayangkan oleh Yuri. Ia tahu jelas sudut-sudut di wajah itu, karena ia pernah bertatapan dengan sang pemilik nama dengan sangat dekat. Bahkan hembusan nafas mereka pun bisa mereka rasakan satu sama lain.
“Kenapa harus kau?”
Sebenarnya Yuri tak ingin dulu melihat nama itu. Hati dan pikirannya masih kacau. Walapun sebenarnya Yuri sangat merindukan sang pemilik nama itu. Dia tak ingin hanya membayangkan wajahnya, dia ingin melihat langsung sang pemilik nama. Yuri pun ingin membenamkan tubuhnya dipelukan sang pemilik nama. Merasakan kenyamanan saat mereka berdua bersama.
“Jebal bogoshipo!”
Kali ini Yuri benar-benar merindukan pemilik nama itu. Hati dan pikirannya yang tadi sangat kacau, kali ini telah terisi dengan wajah itu, wajah yang sangat ia rindukan. Wajah itu seaakan membuat Yuri lupa dengan masalahnya. Wajah tu membuat Yuri bahagia bila bersamanya. Wajah itu membuat hidup Yuri tenang karenanya. Wajah itu yang membuat Yuri merindukannya, merindukan perlindungan dari sang pemilik nama dan wajah itu.
Yuri terus melamun sampai ia sadar ponselnya kembali bergetar. Ia menerima lagi sebuah pesan singkat. Yap! Dari orang yang sama ‘Apakah ia merindukanku juga?’ Batin Yuri.
Ia pun membaca pesan itu.
Pesan pertama: ‘Besok siang aku ingin makan siang denganmu noona. Apakah kau sibuk? Bila tidak, hubungi aku dan katakana bahwa kau menerima tawaran makan siangku. Maaf aku mengganggu tidur nyenyakmu. Jaljayo’
Pesan kedua: ‘Sepertinya bidadari ini benar-benar sudah tidur. Dan aku menganggu bidadari ini. Haha, aku merasa pabbo. Aku mengganggu seorang bidadari yang sedang lenyap dalam mimpinya. Kalau aku bisa, aku ingin berkunjung ke dalam mimpi indahmu, bidadari cantik. Tapi aku merasa tak pantas berkunjung ke mimpi indahmu, aku hanya kan mengganggumu. Hahaha. Aish?! Aku merasa bahasaku terlalu formal. Benar kan? Jaljayo’
Yuri sangat senang membaca pesan itu. Berulang kali pesan itu menyebutkan dirinya sebagai bidadari.
KIM JONG IN
Pengirim pesan itu adalah Kai. Dia memang sosok yang bisa membius para yeoja, termasuk Yuri. Yuri pun langsung membalas pesan dari Kai.
‘Gomawo pangeran. Aku bukanlah seorang bidadari, aku hanyalah seorang putri yang terdampar di sebuah pulau yang penuh dengan cinta. Aku terdampar, tubuhku lemas, aku hanya tertidur, belum lenyap dalam sebuah mimpi indahku. Kau ingin berkunjung ke mimpi indahku? Datanglah, yakinkan dirimu bahwa mimpiku akan semakin indah saat kau berkunjung kesini. Hahaha’
Yuri pun mengirim balasan itu. Dia tertawa kecil membaca pesannya sendiri. Ini sungguh konyol, bahasa yang ia lontarkan seperti seseorang yang hidup di sebuah kerajaan.
..
Di tempat lain, di kamar Kai tepatnya. Kai mengirim pesannya di malam yang sudah larut. Kai benar-benar mengira Yuri sudah tidur. Padahal Kai begitu merindukan yeoja itu.
KWON YURI
Tertera jelas nama itu. Nama seorang yeoja yang Kai cintai sejak pandangan pertama. Memang wajah manis sang yeoja tidak bisa dipisahkan dari pikiran Kai. Baru saja berpisah Kai bisa langsung merindukan yeoja itu lagi. Sungguh Kai ingin yeoja itu selalu ada disisinya, bersamanya, dan terus melindunginya. Tapi ada sedikit perasaan putus asa untuk mendekati Yuri, karena sikap Appa-nya. Entah mengapa Appa Yuri terlihat membenci Kai, padahal Kai belum pernah melakukan hal buruk terhadap Yuri ataupun Appa-nya.
“Dia membalasnya! Ternyata yeppeo noona-ku belum tidur,” Ucap Kai.
Balasan dari Yuri pun diterima oleh Kai. Jelas Kai senang, Kai mengira Yuri telah terlelap. Tapi ternyata tidak.
‘Baiklah putri cantik. Pergilah tidur, nikmati mimpimu. Seorang ksatria akan menjaga tidurmu dari jauh. Jaljayo~’ Balas Kai.
..
Ternyata Yuri telah terlelap dalam tidurnya, dan tidak membalas pesan Kai.
**************************
Esok hari..
“Hoaam..!!!” Kai menguap sangat lebar saat Eomma-nya membukakan tirai di jendela kamarnya.
“Kkamjong! Tumben sekali kau bangun siang! Cepat mandi!” Pekik Eomma Kai.
“Apa benar sudah siang?” Tanya Kai dengan lemas.
“Benar! Cepat mandi! Atau kau mau Eomma mandikan di kasurmu eoh?” Pekik Eomma Kai.
“Mwo!? Jangan! Aku akan mandi,” Kai pun loncat dari kasurnya dan langsung pergi mandi.
**************************
“Hmm..” Yuri terbangun dair tidurnya. Matanya masih sangat berat untuk terbuka. Tapi Yuri terus berperang dengan matanya sendiri, memaksakan matanya agar terbuka.
Tak berapa lama, mata Yuri pun terbuka. Dia pun berlari kecil ke kamar mandinya.
******************
Kai telah selesai mandi. Dengan tergesa-gesa Kai mengenakan pakaiannya.
“Aish?! Sial!” Pekik Kai, menyadari satu kencing bajunya terlepas karena Kai mengenakannya dengan paksa.
“Aku harus datang ke sekolah lebih dulu dari Yuri noona! Eh……….., Yuri noona belum menjawab tawaran makan siangku!!” Pekik Kai.
Dengan sangat tergesa-gesa, Kai berlari kecil ke ruang maka keluarganya.
“Kkamjong! Kau ini apa-apaan? Pagi-pagi sudah rusuh seperti dikejar-kejar setan” Pekik Eomma Kai.
“Mian Eomma, aku buru-buru!! Annyeong!!!!” Seru Kai sambil mengambil 2 lembar roti, dan langsung pergi dengan mobilnya.
“Ish, anak aneh!” Pekik Eomma Kai.
Kai melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dia benar-benar berniat menunggu Yuri di gerbang sekolahnya.
*******************
“Appa!! Eomma!! Aku berangkat dulu,” Seru Yuri.
Tin..Tin..
Terdengar sangat nyaring. Suara klakson mobil. Mobil siapa?
Yuri keluar dari rumahnya, hendak ke garasi untuk mengambil mobilnya. Tapi seorang namja yang keluar dari mobilnya menghadang Yuri, ia adalah DO.
“Biarkan aku mengantarmu noona,” Tawar DO.
“DO-ah?! Ini berlebihan. Apa kau tidak akan kesingan? Kita berbeda sekolah,” Pekik Yuri.
“Sebenarnya aku ingin berangkat dengan yeojachinguku, tapi Appa-mu memberi tahu Appa-ku bahwa kita telah berhubungan. Dia menyuruhku untuk mengantarmu ke sekolah,” Jelas DO.
“aah, baiklah. Tapi nanti siang aku pulang sendiri, ne?”
“Baiklah,” Ucap DO.
“Haahhh!! Kalian berdua cepatlah berangkat!” Pekik Appa Yuri yang memergoki Yuri dan DO yang sedang bercakap di garasi.
“Appa?!” Yuri terkaget.
“Noona kajja!” Pekik DO dan menarik tangan Yuri untuk masuk ke mobilnya.
“Dasar anak muda, pagi-pagi sudah kencan,” Ucap Appa Yuri.
DO pun melesatkan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di sekolah Yuri dan tidak datang terlambat ke sekolahnya sendiri.
***************
Kai sampai di sekolah. Ia memakirkan mobilnya dan lekas berlari ke gerbang sekolah untuk menunggu Yuri.
Dengan tidak menunggu lama, mobil DO berhenti di depan gerbang sekolah Yuri. Yuri pun keluar dari mobil DO, dan DO pun langsung pergi. Yuri Berjalan dengan sedikit tergesa-gesa sambil menundukkan wajahnya, dan…….
BUG
Yuri menabrak seseorang namja yang lebih tinggi darinya. Wajah Yuri sempat menempel di dada bidang namja itu, dia tahu betul siapa orang yang ia tabrak melalui parfum yang dipakai namja itu. Yuri tahu karena Yuri sering berdekatan dengan namja itu, maka dari itu dia mengetahuinya.
Namja itu tidak berkata apapun atau menggerutu karena Yuri menabraknya. Namja itu justru memegang tangan Yuri, dan Yuri pun terkaget.
“Kai?!” Pekik Yuri sambil melongok ke wajah Kai, namja yang ia tabrak.
“Wae noona? Kenapa kau tertunduk seperti itu sampai menabrakku? Ngomong-ngomong yang tadi supir baru ya?”
“A.. Aku? Ah, aniyo. Aku permisi, annyeong!” Pekik Yuri sambil berlari kecil meninggalkan Kai.
“Noona!” Pekik Kai, “Kenapa dia jadi aneh begitu? Padahal aku merindukannya. Aah, yasudahlah. Mungkin dia masih ada urusan untuk pagi ini” Cletuk Kai sambil berjalan menuju kelasnya sendiri.
..
‘Aish?! Kenap aku jadi gugup begini? Yul pabbo!’ Pekik Yuri dalam batinnya.
**************************
“Hosh.. Hosh.. Hosh..” Yuri sampai di kelasnya dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Yuri-ah! Kau ini kenapa? Dikejar setan kesiangan eoh?” Pekik Jessica.
“Aish?! Kau ini mana ada setan kesiangan?!” Pekik Yuri.
“Lalu kenapa kau lari-lari seperti itu? Ini masih pagi,” Pekik Jessica.
“Ssstt.. Aku bertemu Kai di gerbang sekolah,” jawab Yuri dengan pelan.
“Bertemu dengannya? LALU KENAPA KAU MENJAUH DAN LARI EOH?!” Pekik Jessica dengan keras.
“Ssssttt!!! Pabbo! Kau ini berisik sekali!” Pekik Yuri pelan sambil membungkam mulut Jessica dengan tangannya.
“Mmmm… Aah! Kau ini aneh!” Jessica berhasil melepas tangan Yuri dari mulutnya.
“Ssttt.. Aneh kenapa?”
“Kau kan menyukai Kai? Bertemu dengan Kai mengapa berlari seperti bertemu setan eoh?” Pekik Jessica pelan dan mengetuk kepala Yuri.
“Sudah sudah. Aku akan ceritakan semuanya saat pulang nanti. Kita makan siang di luar, ok?” Tawar Yuri.
“Hmm, bagaimana ya? Aku tidak punya cukup uang, hehehe,” Ucap Jessica yang sebenarnya masih memiliki cukup uang.
“Sica-ah. Aku tahu maksudmu. Sudahlah, aku akan mentraktirmu,” Ucap Yuri.
“Hehehe kau memang chingu-ku yang baik,” Ucap Jessica yang sedikit menggoda Yuri.
“Nee, dan kau chingu-ku yang tidak berhenti menguras dompetku,” Cletuk Yuri.
“Hehehe. Tapi kau tidak keberatan kan?” Goda Jessica.
“Ne ne ne,” Jawab  Yuri dan beralih ke tempat duduknya.

‘TEERRRTTTT!!!’ Suara bel tanda masuk kelas pun berbunyi .
**********************
Tidak perlu dibahas lagi. Semua siswa di sekolah serius sekali menjalani pembelajaran mereka.
**********************
‘TEERRRTTTT!!!’ Suara bel tanda istirahat.
Di kelas Kai~
“Temani aku!” Pekik Kai sambil menarik tangan Kris.
“Kemana?” Tanya Kris.
“Sudah ikuti saja!” Kai pun menyeret Kris ke kantin.
Sesampainya di kantin. Kai dan Kris melihat sepasang yeoja cantik disudut kantin tersebut, mereka sedang meneguk minuman mereka masing-masing.
“Hosh.. Hosh.. Hosh.. Noona?” Ucap Kai dengan napas yang tidak teratur.
“Ehm, waeyo?” Jawab Jessica.
Disana terlihat Yuri yang tidak biasa dengan sikapnya. Dia tidak merespon ucapan Kai, benar-benar tidak biasa. Yuri justru memalingkan wajahnya.
“Ah, mianhae Sica noona. Aku ingin bicara dengan Yuri noona berdua saja,” Ucap Kai.
Yuri yang mendengarnya pun terbelalak kaget. Tiba-tiba kakinya gemetaran, sungguh tidak biasa. Ingin sekali Yuri lari dari tempat itu.
“Baiklah, aku akan pindah meja dulu,” Ucap Jessica.
“Noona? Boleh aku ikut? Hehe,” Ucap Kris.
“Kajja!”
Jessica dan Kris pun pindah meja, letaknya tidak terlalu jauh dengan meja Kai dan Yuri.
“Noona?” Kai memulai pembicaraan.
“Hmm?” Jawab Yuri dingin sambil memainkan sedotan yang ada di gelasnya.
“Hari ini kau terlihat……”
“Aneh?” Yuri memotong kalimat Kai.
“Mianhae, tapi itu memang benar. Ada apa? Kau terlihat selalu ingin menghindar saat bertemu denganku? Ini tidak seperti biasanya,” Ungkap Kai.
“A.. Aku.. Aku baik-baik saja, apa yang berbeda?” Ucap Yuri sedikit gugup.
“Tadi pagi kau pergi begitu saja dariku, wae?”
“Aku tidak bisa katakana sekarang, jeongmal mianhae,” Yuri pun berlari kecil menuju kelasnya sambil tertunduk, hampir semua orang di kantin itu memperhatikan Kai. Orang-orang disana mengira Kai menyakiti Yuri.
“Aish?! Sial!” Pekik Kai.
“Apa yang kau lakukan kepada chingu-ku?” Tanya Jessica sambil menajamkan pandangannya terhadap Kai.
“Aku tidak melakukan apapun,” Jawab Kai.
“Jinjja?” Ucap Jessica.
“Jinjjayo noona. Sebenarnya apa yang terjadi kepada Yuri noona?” Tanya Kai.
“Entah, dari tadi pagi pun sikapnya memang sedikit aneh. Mungkin dia sedang ada masalah di keluarganya,” Jawab Jessica.
“Sica noona, bantu aku juseyo,” Mohon Kai.
“Bantu apa?”
“Carikan informasi tentang masalahnya, aku tidak ingin sikapnya aneh seperti ini kepadaku,” Jelas Kai.
“Hmm, baiklah. Aku pergi ke kelas dulu, annyeong” Jessica pun berlari kecil menuju kelasnya menyusul Yuri yang mungkin sudah sampai di kelasnya sedari tadi.

Kai mengehal nafas panjang. Hatinya merasakan sesuatu yang sangat tidak mengenakan.
“Sudahlah, lebih baik kita kembali ke kelas sebelum bel berbunyi,” Ucap Kris sambil mengusap-usap punggung Kai.
Kai dan Kris pun kembali ke kelas mereka tepat saat bel masuk pelajaran berbunyi.
************************


-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar