Rabu, 17 April 2013

First "WOW!!" CHAPTER 8



Author : @AriatnaCitraC ^-^
Tittle    : First”WOW!!”
Genre  : Romance, Sedikit comedy mungkin(?), dan tentukan sendiri haha ^-^v
Cast     :              
-          Kim Jong In (Kai) EXO-K
-          Kwon Yuri SNSD
Other Cast       :
-          Wi Yi Fan (Kris) EXO-M
-          Jessica Jung SNSD
-          Oh Sehun EXO-K
-          D.O Kyungsoo EXO-K

Prev;
BUG!!
Sebuah pukulan mendarat di pipi Kai. Kai yang tidak bisa menahan tubuhnya langsung tersender di tembok rumah Yuri. Kai menyentuh ujung bibir sexynya, dan Kai melihat di tangannya ada darah segar dari bibirnya itu. Kai yang tadi sedikit menunduk langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah orang yang memukulnya.

***********************

“Appa!!!!” Jerit Yuri sambil menarik ujung tangan Appa-nya.
“Berani sekali kau membawa lagi namja ini ke rumah, Yuri-ah?!” Bentak Appa Yuri yang hendak menampar Yuri. Tapi dengan sigap Kai langsung terbangun dan menahan tangan Appa Yuri dengan tangannya.
“Jeongmal mianhamnida Ahjussi. Tapi tidak baik bila anda melukai putri anda yang cantik ini” Ucap Kai yang masih memgangi tangan Appa Yuri.
“Arrghh!!” Pekik Appa Yuri sambil menepis tangan kekar Kai.
“Appa! Jebal!! Dia tak salah apapun!” Pekik Yuri sambil memeluk kaki Appanya.
“Diamlah Yuri-ah!! Dan akua namja tidak tahu diri pergilah!!” Bentak Appa Yuri kepada Kai.
“Ne Ahjussi. Jengmal mianhamnida” Kai pun lekas pergi dari rumah Yuri, dan melesat pergi dengan mobil sedannya.
..
“Appa!! Hiks.. hiks.. hiks..” Pekik Yuri.
“Diamlah! Appa telah mencarikanmu namja yang terbaik untukmu, tapi kau tetap berani-beraninya pergi dengan namja itu lagi. Kau mengecewakan Appamu sendiri!” Pekik Appa Yuri.
“Appa!! Jeongmal mianhae, tapi dia orang yang sangat baik untukku. Appa tidak tahu sifatnya. Aku yang merasakannya, Appa!!! Hiks hiks hiks…”
“SUDAH JANGAN MEMBANTAH! ATAU KAU AKAN …………….” Sambil memegangi dadanya, Appa Yuri pingsan dengan tiba-tiba dan terduduk di sofa. Ya, Appa Yuri memang mempunyai sebuah penyakit yang melarangnya untuk berbicara terlalu keras.

“Appa!!!!!” Pekik Yuri sambil menepuk-nepuk pipi Appanya yang tak kunjung sadarkan diri.
Yuri pun dengan sigap mengambil ponselnya, menelpon dokter pribadi yang dikhususkan untuk keluarganya. Tak lupa Yuri memanggil pembantu rumah tangga, tukang kebun, supir, dan eommanya untuk memindahkan Appanya ke ruang tidurnya.

10menit kemudian~
Dokter pribadi keluarga Yuri pun datang. Dengan cekatan, dokter itu menempelkan benda dingin di dada Appa Yuri, mengecek detak jantungnya. Tak lupa mengecek tekanan darah Appa Yuri.
“Sebaiknya Tuan Kwon harus banyak istirahat. Kalau bisa jangan sampai membuat beliau mengeluarkan suara yang keras, karena akan meningkatkan tekanan darahnya.” Ucap dokter itu.
“Baiklah Ahjumma. Terima kasih telah sempat datang ke rumah kami semalam ini.”
“Sama-sama. Itu sudah menjadi kewajiban saya untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan saya”
“Sekali lagi terima kaih ahjumma”
“Iya, sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu. Saya masih ada jadwal praktek sebentar lagi”
“Oh iya. Hati-hati di jalan” Ucap Yuri.

Yuri merasa sedih melihat keadaan Appanya. Eomma Yuri memang sudah tahu apa yang membuat Appanya bisa begini. Tapi Eomma Yuri tidak ingin benyak mencampuri urusan Yuri dan Appanya yang keras itu.
Yuri merasa menyesal telah membuat Appanya marah besar. Tapi Yuri tidak bisa menahan emosi dalam perasaannya, dia memang benar-benar menyukai Kai. Kai orang yang sangat baik di matanya.
Yuri pun kembali ke kamar tidurnya.

“Kenapa Appa sudah kembali ke Indonesia? Bukankah ia sedang di New York? Aaarrghh, aku pabbo. Tidak melihat keadaan rumah saat membiarkan Kai mengantarku. Akibatnya aku membuat 2 namja yang sangat aku sayangi terluka. Arrgghh!!” Pekik Yuri sambil meremas rambutnya dan meleparkan tubuhnya ke ranjang.

Dia pun mulai menangis. Mengingat kejadian yang beberapa menit lalu baru terjadi. Dia berhasil membuat 2 namja yang ia cintai tersakiti. Baik hati ataupun fisik.
Yuri merasa lelah memikirkan  semua kejadian yang membuat dirinya merasa sangat bersalah. Akhirnya dia terpejam dan hanyut dalam mimpinya.

*************************

“Argghh!! Bukankah Appa Yuri noona sedang di New York? Sial sekali!” Pekik Kai.
Kai kesal dengan keadaan. Tapi tidak menyalahkan Yuri. Dia hanya bingung mengapa Appa Yuri sudah kembali, bukankah akan pergi untuk waktu yang cukup lama. Mungkin itu sebuah tipuan untuknya dan Yuri.
..
Kai memasukin rumahnya. Dan disambut dengan Eommanya yang heran.
“Kkamjong! Kau kenapa, nak? Aku habis berkelahi hah? Sejak kapan kau suka berkelahi seperti ini?” Tanya Eomma Kai panik dan heran.
“Aku tidak berkelahi. Wajahku hanya terbentur saja. Aku hanya butuh air es untuk mengobatinya.” Jelas Kai
“Baik Eomma ambilkan kamu air es dulu”
“Ne, khamsahamnida Eomma”
..
“Aww!!” Erang Kai yang lukanya sedang diobati oleh Eommanya.
“Ssstt, kau ini seperti anak kecil saja!” Pekik Eomma Kai.
“Tapi ini sakit, jangn terlalu kencang” Pinta Kai.
“Mmh mhh mmh” Eomma Kai bukan melembutkan sentuhannya, melainkan menekan keras luka yang ada di wajah Kai/
“Kyaaaa!!!!!! Appo Eomma!!” Jerit Kai sambil berlari kecil menuju kamarnya, meninggalkan Eommanya yang masih berniat mengobatinya.
“Dasar anak aneh! Diobati ko malah protes, terus kabur.” Cletuk Eomma Kai dan membereskan peralatan-peralatan untuk mengobati Kai.
*************************
“Jeongmal gomawo Kris” Ucap Jessica sambil tersenyum manis kepada Kris.
“Cheonmayo noona, boleh aku antarkan sampai di depan pintu rumahmu?” Tawar Kris.
“ne, boleh. Hehehe”
Kris pun berdampingan dengan Jessica berjalan ke depan pintu rumah Jessica.
“Sekali lagi gomawo Kris, kau sudah mengantarku pulang. Mian aku merepotkanmu” Ucap Jessica.
“Sudahlah noona, aku senang mengantarmu pulang” Ucap Kris sambil tersenyum lebar.
“Kau mau masuk dulu?”
“aniyo, gomawo noona.”
“HAAAHHH!!!” Pekik seorang wanita tua dari pintu rumah Jessica yang terbuka tiba-tiba.
“Eomma?!” Jessica tersontak.
“Punya namjachingu baru tidak dikenalkan kepada eomma hah? Hahaha” cletuk Eomma Jessica yang mengira bahwa Kris adalah  namjachingu Jessica.
“Eomma tapi dia……….” Jessica ingin menjelaskan yang sebenarnya, tapi omongannya dipotong oleh Kris.
“Malam ahjuma, jeongmal mianhamnida saya mengganggu kenyamanan rumah anda” Ucap Kris sambil tersenyum manis kepada Eomma Jessica.
“Ooh, gwenchanayo. Siapa namamu pemuda tampan? Kau kekasih Jessica?” Tanya Eomma Jessica dengan tergesa-gesa.
“Saya Kr…….” Ucap Kris yang terpotong oleh omongan Jessica.
“Eomma dia Kris. Sudah cukup?” Jelas Jessica dengan tergesa-gesa, dia mendorong pelan Eommanya agar masuk ke dalam rumah dan tidak memperpanjang percakapan mereka.
“Kris-ah, jeongmal gomawo. Mian aku harus mengurus Eommaku yang bawel ini. Hahaha, annyeong”
“Annyeong noona” Kris pun kembali ke mobilnya dan lekas pulang ke rumahnya sendiri.
Di perjalanan, Kris teringat dengan kata-kata Eomma Jessica. Dia merasa Eomma Jessica sangat menerima baik keberadaannya. Bahkan Eomma Jessica mengira bahwa Kris adalah namjachingu Jessica, itu hal yang paling menyenangkan menurut Kris.
Di tempat lain, di rumah Jessica~
“Sica? Kau mendapatkan pemuda tampan itu dari mana?” Tanya Eomma Jessica penasaran.
“Kolong Jembatan” Jawab Jessica singkat karena sedikit kesal dengan Eommanya yang memiliki rasa penasaran yang terlalu tinggi, melebihi tinggi Monas(?)
“Mwo?! Sejak kapan ada pemuda setampan dia di Kolong Jembatan?”
“Aduh Eomma, aku hanya bercanda. Dia adik kelasku”
“Mwo? Adik kelasmu? Tinggi sekali, lebih cocok untuk menjadi kakak kelasmu atau teman sebayamu”
“Ya, memang sebenarnya usia dia dan aku hanya berbeda lima bulan”
“Wah, itu bagus.”
“Bagus apanya Eomma?”
“Kalau begitu kau masih cocok dengannya”
“Eomma ini bicara apa sih?”
“Hmm, kalian sudah menjadi sepasang kekasih kan? Ayolah cerita saja kepada Eommamu ini”
“Aniyo Eomma, dia bukan kekasihku”
“Jujur sajalah Sica, jangan terlalu menganggap Eommamu ini adalah orang tua mu. Kau boleh menganggap Eomma seperti sahabat curhatmu”
“Eomma sudahlah jangan dibahas aku lelah”
“Lelah bermain dengannya?”
“Aniyo, aku pergi dengan Yuri. Dia hanya menjemputku. Jinjja.”
“Aah, Eomma juga pernah muda. Jadi jangan membohongi Eomma”
“Aish Eomma. Aku serius”
“Ya sudahlah, mungkin kau benar-benar lelalah sehingga tidak ingin cerita kepada Eommamu ini”
“Aah, ya ya ya. Aku memang lelah. Aku ingin mandi dulu oke?” Jessica meninggalkan Eommanya di ruang tamu dan berlari kecil ke kamarnya untuk mandi.

*************************
Esok hari~

Di Sekolah~

Kris datang ke Sekolah dengan penampilannya yang baru, yang lebih rapih dari sebelumnya. Saat dia sampai di Sekolah banyak yeoja-yeoja yang memperhatikannya. Belum lagi Kris yang datang ke Sekolah menggunakan mobil Kai yang dipinjamkannya kemarin. Saat jalan dari lokasi parkir sampai ke kelas, banyak sekali yeoja yang ternganga melihat penampilan Kris. Kris terlihat sangat macho, tidak seculun yang dulu. Saking kerennya, ada yeoja yang memperhatikannya dan membuntutinya dari tempat parkir sekolah sampai ruang kelas Kris. Bahkan yeoja-yeoja yang tengah mengobrol di depan kelas Kris pingsan ketika melihat penampilan Kris yang sangat keren. Kris hanya bisa terkaget dan langsung masuk ke dalam kelasnya sambil senyum-senyum, merasa perubahannya diterima baik oleh warga sekolahnya. Belum habis perhatian, yeoja yang ada di dalam kelas Kris pun ikut ternganga melihat penampilan Kris. Tidak mengungkapkan sepatah katapun, seorang yeoja yang ternganga berhasil membuat sungai kecil diujung bibirnya(?)

Berbeda hal dengan teman Kris, Kai. Kai datang ke Sekolah dengan lesunya. Tak biasanya memasang wajah kusut seperti kain pel yang digunakan untuk mengepel lantai lapangan sepak Bola(?)

“HOY!!” Pekik Kris sambil menepuk punggung Kai dari belakang.
“Hmm?” Jawab Kai singkat.
“Kau ini kenapa? Tumben sekali”
“Tumben kenapa?”
“Lesu, tidak bersemangat!”
“Sudahlah kau tidak usah banyak tanya.” Jawab Kai dengan sewot.
“Wajahmu kenapa?!” Tanya Kris panik melihat ujung bibir Kai terlihat sedikit memar.
“Diamlah! Aku lelah mendekati Yuri noona!” Pekik Kai.
“MWO?! KAU INI BICARA APA?!” Pekik Kris sambil memegangi pundak Kai.
“Diam!” Bentak Kai lagi.
“aku tidak mengerti denganmu! Kau pernah bilang kepadaku untuk memperjuangkan perasaan, bagaimanapun caranya. Tapi kali ini kau yang melanggarnya! Sebenarnya ada apa?!?” Pekik Kris.
“Kemarin aku mengantar Yuri noona pulang, dan aku dipukul oleh Appanya” Jelas Kai.
“Mwoya?! Memang kau salah apa? Kau melakukan apa dengan Yuri noona?” Tanya Kris dengan sedikit candaan yang sama sekali tidak lucu untuk Kai.
“Menurutmu aku melakukan apa? Aku tidak mungkin melakukan hal buruk kepada yeoja yang aku cintai!” Pekik Kai.
“Uuh, aku hanya bercanda. Kau jangan menganggapnya serius.”
“Sudahlah, aku tidak mau membahas apapun sekarang.”
“Baiklah” Kris pun kembali ke tempat duduknya, membiarkan Kai untuk sendiri.
***************************
Seperti biasa suasana di Sekolah Kai sangat serius. Tidak ada satupun guru yang absen.
Kai dan Kris hanya diam di dalam kelas seharian itu. Bahkan saat jam istirahat pun mereka tetap di dalam kelas.
************************
TEEEEEEERRTT!!! Bel tanda pulang pun berbunyi.
“Kris?” Panggil Kai sambil menengok ke belakang, tempat Kris duduk.
“Waeyo?”
“Kau bawa dulu saja mobilku, supirku sedang keluar kota”
“Oh, ne. Gomawo. Kau baik-baik saja kan?”
“Tidak juga, aku masih memikirkan perasaanku ke depan, terhadap Yuri noona.”
“Teruslah perjuangkan. Kalau kau bisa melawan emosi Appa Yuri, aku yakin kau bisa mendapatkan perhatiannya.”
“Tapi ini kedua kalinya Appa Yuri ingin menghajarku”
“Itu rintangan untukmu. Tes apakah kau dapat mempertahankan cintamu atau tidak. Aku yakin kau bisa menghadapinya” Ucap Kris yang terdengar bijak secara tiba-tiba.
“Hmm, ya kau memang benar. Gomawo atas motivasinya, dan……….. Eh, tumben sekali kau bijak seperti itu? Mendapat kata-kata dari mana hah?” Tanya Kai heran dengan kata-kata Kris.
“Entah, itu reflex dari mulutku. Sudahlah, tidak usah dibahas. Lebih baik kita pulang”
“Ne, kajja!!”
**********************
Di tempat parkir mobil~
Kai hendak masuk ke dalam mobilnya, hampir berbarengan dengan Kris. Tapi Kris telah pergi lebih dulu mendahului Kai.
“KAI!!” Panggil Yuri dari jarah sekitar 20meter dari tempat Kai memarkirkan mobilnya.
Kai terlihat acuh atas panggilan itu. Dia tidak menggubrisnya, bahkan tidak melihat ke arah sumber suara yang memanggilnya dengan penuh kesenangan dan keceriaan. Dia tahu itu Yuri. Hanya saja hati Kai masih terasa tertusuk walau sudah dinasihati oleh Kris.

Kai pun langsung masuk ke dalam mobilnya, berpura-pura tidak mendengar apapun dan Kai melesatkan dirinya bersama mobilnya dengan kecepatan tinggi.

“Kai? Apa teriakkanku kurang keras. hmm” lirih Yuri yang kecewa panggilannya tidak digubris oleh Kai.
“hey!” Jessica datang tiba-tiba sambil menepuk pundak Yuri.
“Eh, hmm?”
“Kau ini kenapa? Sedang memperhatikan siapa?” Tanya Jessica sambil celingak-celinguk memperhatikan apa yang diperhatikan Yuri.
“K..Ka………… Ahh, aniyo”
“hah? Siapa? Kai?!” Pekik Jessica.
“Sssssssttttt.. kau ini berisik sekali!” Pekik Yuri sambil membungkam mulut Jessica “Masuklah ke dalam mobilku, aku ingin berbicara sesuatu” Yuri pun mendorong pelan Jessica agar masuk ke dalam mobilnya.

*********************

“Kau menyukai Kai?!” Tanya Jessica.
“Ssssttt”
“Wae? Kau benar-benar menyukainya?”
“Berhentilah bertanya seperti itu. Aku malu menjawabnya”
“Mwo?! Kau benar menyukainya?”
“Bawel!” Pekik Yuri.
“Aaaahh, Yuri jatuh cinta. Dengan seorang namja. Hahaha”
“Sudahlah, berhenti memojokkanku.”
“Memangnya kenapa?”
“Aku takut Kai tidak menyukaiku”
“Tidak menyukaimu? Yuri-ah, sejak lama aku tahu Kai menyukaimu. Bahkan saat dia menghampirimu, mengajakmu berkenalan dengannya. Bukankah itu sebuah tanda?”
“Mungkin saja dia hanya ingin kenal denganku, aku kan ketua Cheers untuk Club Basketnya dengan Sehun.”
“Hanya ingin kenal denganmu? Hah? Sampai-sampai dia sering mengajakmu pergi, dan terlihat sekali tanda-tanda perhatiaan disana. Aku tahu dia juga menyukaimu, Yuri-ah.”
“Jangan terlalu berusaha membuatku senang, aku takut perasaan ini justru menjadi terlalu percaya diri bahwa Kai juga menyukaiku”
“Yuri-ah, percayalah padaku.”
“Aku ingin percaya, bahkan aku ingin kepercayaan itu benar-benar terjadi. Kai sangat baik kepadaku, dan itu membuatku menyukainya”
“Makanya kau percaya kepadaku dan berharaplah Kai memiliki perasaan yang sama denganmu! Seperti aku dan Kris, hehehe”
“Tapi aku tidak tega dengan Appaku, aku tidak ingin dia sakit lagi. Aku juga sangat menyayangi Appaku Sica-ah. Huhuhu..” Ucap Yuri yang mulai membuat sungai kecil di ujung matanya.
“Maka dari itu kau harus terus berdo’a agar Appamu bisa mengerti apa keinginanmu”
“Baiklah, tolong bantu aku berdoa” Ucap Yuri sambil menghapus air matany sendiri.
“Mungkin kau butuh ini” Jessica menyodorkan tissue yang dibawanya.
“Gomawo Jessica atas nasihatmu” Ucap Yuri sambil mengambil selembar kertas tissue yang dibawa Jessica.
“Cheonmayo”
“Biarkan aku mengantarmu pulang” Tawar Yuri.
“Baiklah, mungkin itu akan sedikit menjaga dompetku hehehe”
“Dasar kau hahaha”
Yuri pun tancap gas. Pertama dia mengantar Jessica pulang, lalu mengantar dirinya sendiri untuk pulang ke rumahnya.
..
Yuri telah sampai di rumahnya. Terlihat sangat sepi disana. Bahkan yang ada di rumahnya hanya pembantu dan tukang kebunnya saja.
“Appa dan Eomma dimana?”
“Mereka pergi ke rumah Sakit di Selatan kota Seoul.” Ucap tukang Kebun.
Yuri yang mengetahui itu langsung kembali masuk ke dalam mobilnya. Dan tancap gas dengan kecepatan tinggi agar bisa menyusul Appa dan Eommanya.

Yuri sangat tergesa-gesa mengendarai mobilnya. Hampir saja dia menabrak kucing dan semut(?) yang Melintas di jalanan. Dia khawatir dengan keadaan Appanya sekarang. Dia tahu Appanya pasti sedang kambuh dan penyakitnya semakin menggrogoti tubuhnya, makanya keluarga Yuri membawa Appanya ke Rumah Sakit khusus.

Perjalanan yang jauh, apalagi hari semakin gelap. Tapi Yuri belum kunjung sampai.
Waktu menunjukan pukul 7 malam. Waktu dimana pegawai Kantor mulai keluar dari tempat mereka membanting tulang untuk mengais rezeki. Alhasil jalanan pun seketika menjadi ramai dengan berbagai kendaraan, mulai dari motor, mobil pribadi, mobil kantor, bus, bahkan kereta yang sering lewat di jalurnya membuat jalan umum harus terhenti sejenak untuk memberi jalan kepada kereta. Jalan raya begitu ramai, sehingga terjadi kemacetan panjang. Ini membuat Yuri sangat kesal. Dia memukul stir mobilnya. Dan mengikutin pengendara lain untuk terus membunyikan klakson mobilnya.

“AARGGHH!! SIAL!!” Pekik Yuri yang semakin kesal atas kemacetan yang ada. Setelah mobilnya bisa berjalan lagi karena kemacetan mulai terkendali, ia menambah kecepatan mobilnya.
Semakin lama Yuri semakin lelah, matanya sudah terasa sangat berat. Seperti ada seseorang yang terus menekan matanya agar tertutup dan pergi tidur. Tapi Yuri terus menahan emosi di matanya. Dia ingin mengetahui keadaan Appanya. Yuri sangat khawatir. Yuri sadar itu perbuatannya. Mungkin Appa Yuri mengingat kejadian kemarin malam dan emosinya kembali naik.

“Appa, jeongmal mianhamnida. Aku tahu aku salah, tapi aku tidak ingin menolak tawaran Kai untuk mengantarku pulang. Hiks hiks hiks” lagi-lagi Yuri menangis. Menyesali keadaan yang telah terjadi. Memang penyesalan selalu datang terkahir, entah apa penyesalan apa yang datang di awal.

“Haruskah aku menjauhi Kai demi Appa? ………… itu memang hal terbaik untuk kesehatan Appa. Tapi perasaanku ini sudah melekat dalam hatiku, sulit untukku untuk melepasnya. Hiks hiks” Yuri sangat bingung, pikirannya kacau. Dia tak tahu keadaannya akan seperti ini. Dia ingin melihat semua orang yang ia cintai bahagia dengannya, dan bangga kepadanya. Satu hal yang dapat ia lakukan untuk membanggakan Appanya adalah menjauhi Kai dan memilih namja pilihan Appanya. Dan untuk membuat hati Kai senang dengan tidak menolak tawarannya.

“Mungkin lebih baik aku mati! Aargghh!! Hiks hiks hiks..” Erang Yuri yang masih menangis. Merasa keberadaannya di dunia ini hanya menyusahkan Appanya dan dirinya sendiri. Yuri sangat merasa putus asa, tapi ia tetap sadar bahwa putus asa tidak akan menyelesaikan masalahnya.
“Haruskah aku bilang kepada Kai untuk tidak berbuat baik lagi kepadaku? Tapi aku takut ini akan mengecewakannya, dia sudah terlalu baik kepadaku. Hiks hiks hiks” Ucap Yuri yang semakin lama nafasnya tidak teratur karena terus menangis.

Yuri kembali focus ke jalan. Tidak memikirkan kejadian apapun sama sekali. Karena pikirannya yang sudah sangat penuh dan telah ia kosongkan. Saat ini hanya ada bayangan Appanya yang sedang terbaring lemas di Rumah Sakit. Saking tidak memikirkan apapun Yuri tersontak akan sesuatu.
“SIAL!” Pekik Yuri yang menyadari bensinnya telah habis.
Yuri pun keluar dari mobilnya. Bingung mencari POM bensin yang sama sekali tidak terlihat dari pandangannya.

Akhirnya Yuri memutuskan untuk meninggalkan mobilnya di tempat  itu dan menguncinya agar besok dia bisa mencari bantuan untuk membawa mobilnya kembali. Yuri mencari taxi yang mungkin saja lewat di jalan itu. Tapi tak ada satupun taxi yang kosong, semuanya berpenumpang. Yuri semakin kesal, terus berjalan dengan lelahnya ke arah Selatan sambil menendang-nendang setiap kerikil yang menghadang jalannya.
Tak menunggu lama, sebuah mobil diam tepat di samping Yuri. Yuri tahu itu mobil siapa, dan dia sangat mengenali bayang seseorang yang ada di dalam mobil itu.
“Kai?” Ucap Yuri pelan.

Kaca mobil itu pun terbuka dengan pelan, memperlihatkan sedikit demi sedikit sosok orang yang ada di dalamnya. Tapi pandangan Yuri berubah. Itu bukan Kai. Itu sangat berbeda. Yuri memang sering memikirkan Kai belakangan ini. Bahkan siapapun yang belum jelas orangnya dia selalu mengira bahwa itu adalah Kai. Termasuk kali ini, Yuri tahu dia salah orang lagi. Yuri sadar itu bukan Kai. Itu adalah sosok orang yang dia sayangi, namun tidak dia cintai.
***************************


-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar